IBL

Portland Trail Blazers dan Memphis Grizzlies akan jumpa dalam partai hidup dan mati bertajuk play-in games untuk menentukan satu tempat tersisa di playoff. Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, play-in games adalah format khusus yang baru pertama kali ini digunakan oleh NBA untuk menentukan kelolosan tim ke playoff. Hal ini dilakukan karena adanya pandemi yang juga jadi pertama kali dalam sejarah NBA.

Sebagai peringkat delapan, Blazers mendapatkan keuntungan. Secara de facto, Blazers sudah mendapatkan keunggulan satu gim atas Grizzlies. Oleh karena itu, Blazers hanya butuh memenangi gim yang digelar esok hari untuk lolos ke playoff. Jika kalah, Blazers dan Grizzlies akan kembali bermain Minggu, 16 Agustus 2020, waktu setempat. Pemenang di gim kedua akan otomatis jadi tim yang lolos ke playoff.

(Baca juga: Cedera Meniskus, Grizzlies Kehilangan Jaren Jackson Jr. di Sisa Musim)

Sebelum gim dimulai, kami akan menjelaskan bagaimana kondisi kedua tim. Selama di “gelembung” menjalani seeding games, kedua tim memiliki hasil yang jauh berbeda. Blazers hanya kalah dua kali dalam delapan gim sedangkan Grizzlies sebaliknya, hanya menang dua kali dan kalah enam kali. Hal in pula yang membuat posisi keduanya terbalik. Sebelum seeding games, Grizzlies ada di peringkat delapan dan Blazers di peringkat sembilan.

Secara susunan skuad, Grizzlies mengalami pukulan telak selama di “gelembung”. Pertama, sebelum seeding games, mereka sudah kehilangan Justise Winslow karena cedera. Setelah tiga gim, salah satu tumpuan mereka, Jaren Jackson Jr. juga dipastikan menutup musim lebih cepat karena cedera meniskus. Padahal, dalam tiga gim itu, Jaren adalah top skor tim.

Sebaliknya, Blazers sama sekali tak terhalang cedera. Seluruh pemain mereka dalam kondisi prima. Bahkan, beberapa pemain tampil jauh lebih prima ketimbang musim reguler lalu. Pemain seperti Carmelo Anthony, Zach Collins, dan Jusuf Nurkic berhasil tampil sesuai peran mereka selama di seeding games ini.

(Baca juga: Damian Lillard 61 Poin, Blazers Naik ke Peringkat Delapan Wilayah Barat)

Damian Lillard adalah pembahasan utama di gim ini. Ia tampil superior utamanya dalam tiga gim terakhir dengan mencetak rataan 51,0 poin dan 9,0 asis per gim. Selama di “gelembung” pemain yang akrab disapa Dame ini menorehkan rataan 38,0 poin dan 10,0 asis per gim. Kabar buruk untuk Grizzlies, Dame memiliki catatan-catatan di atas dengan sangat efektif. Efektivitas tembakan (eFG%) Lillard di angka 61 persen sedangkan produktivitasnya (TS%) menyentuh 68 persen.

Double atau bahkan triple team mungkin bisa jadi opsi untuk Grizzlies menghentikan kegilaan Dame. Namun, rotasi super cepat dan disiplin harus mereka lakukan. Pasalnya, di samping Lillard, Blazers punya C.J. McCollum, Melo, dan Gary Trent Jr. McCollum memiliki eFG% terkecil di antara ketiganya dengan hanya 50,5 persen. Melo yang seolah hidup kembali di “gelembung” membukukan 53 persen sedangkan Gary benar-benar mengejutkan banyak pihak dengan eFG% 70 persen dan sumbangsih 16,8 poin per gim.

Secara statistik four factors kedua tim, Blazers unggul telak. Mereka unggul di tiga faktor utama, akurasi tembakan, turnover dan produktivitas tembakan gratis. Untuk akurasi, catatan eFG% Blazers jadi yang terbaik keempat di antara tim yang tampil di seeding games dengan 56 persen. Blazers hanya kalah dari Philadelphia 76ers, Los Angeles Clippers, dan Phoenix Suns. Bandingkan dengan Grizzlies yang duduk di peringkat 19 dari 22 tim yang ada. Grizzlies hanya memiliki efisiensi tembakan di angka 51,5 persen.  

Di nomor turnover bahkan Blazers lebih menakutkan. Mereka jadi tim dengan persentase turnover terkecil di seeding games dengan 10,7 persen. Grizzlies sekali lagi jaraknya cukup jauh dari Blazers dengan duduk di peringkat 12  dengan 14,4 persen. Persentase offensive rebound yang jadi faktor ketiga dari four factors juga dikuasai Blazers. Anak-anak asuh Terry Stotts ini ada di peringkat dua terbaik dengan 29,4 persen. Blazers hanya kalah dari Sixers yang notabene adalah salah satu tim tertinggi di liga dengan persentase 30,6 persen.

Satu-satunya faktor yang Grizzlies unggul adalah produktivitas tembakan gratis FTA Rate. Grizzlies ada di peringkat ke-12 liga dengan 28,4 persen. Blazers hanya empat peringkat di bawah mereka dengan 26,4 persen. Kedua tim ini bisa dibilang tidak cukup sering mendapatkan kesempatan menembak secara gratis.

Dari ulasan-ulasan di atas, secara perhitungan, harusnya Blazers bisa menang dengan sangat mudah. Cara terbaik dan utama yang harus dilakukan Grizzlies adalah menurunkan akurasi tembakan Blazers. Dalam hal ini, Grizzlies sejujurnya tak punya banyak opsi. Di skuad yang ada, tidak ada pemain yang memiliki kemampuan bertahan yang mumpuni untuk menutup bukan satu, bukan dua, melainkan empat hingga lima opsi serangan Blazers.

Salah satu cara yang memungkinkan adalah menggunakan zone defense. Di sini, rotasi seharusnya lebih mudah dijlankan ketimbang harus berkutat dengan satu lawan satu. Ini juga menghindari potensi pola serangan satu lawan satu yang berujung pada mismatch.

Sebagai tim yang tidak diprediksi banyak orang bisa melaju sejauh ini, Grizzlies punya keunggulan mental nothing to lose. Untuk tim yang mayoritas pemainnya belum berusia 25 tahun, Grizzlies sudah membuktikan banyak hal musim ini dan bisa jadi pencapaian mereka jadi bekal membangun skuad yang lebih bagus musim depan. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar