IBL

Sebagai presiden Asosiasi Pemain NBA (NBPA), Chris Paul layak mendapatkan apresiasi karena kebijaksanaannya. Terlebih ketika NBA menghadapi masa sulit di musim 2019-2020. CP3 mampu menjadi jembatan bagi pemain dan liga, sehingga beberapa masalah bisa terselesaikan dengan baik. Akhirnya, liga musim ini bisa berakhir dengan baik pula.

Chris Paul langsung menjadi sorotan media ketika NBA memutuskan untuk melanjutkan musim kompetisi 2020. Sebab, ada dua isu besar yang sedang dihadapi NBA. Pertama yaitu tentang kekhawatiran pemain terhadap penularan virus korona. Lalu yang kedua tentang isu ketidakadilan sosial yang tengah melanda Amerika Serikat kala itu. CP3 tampil sebagai garda terdepan untuk melakukan perundingan dengan liga. Selain itu, dia juga menjadi pendengar yang baik untuk aspirasi pemain.

Pada awalnya, CP3 berusaha meyakinkan para pemain bahwa "gelembung" di Orlando, yang dibuat oleh NBA, betul-betul aman. Para pemain akhirnya yakin untuk masuk ke area tersebut dan melanjutkan musim kompetisi 2019-2020. Sebaliknya, CP3 juga berusaha agar liga dan pemilik klub mendukung perjuangan pemain untuk menuntaskan masalah rasisme di Amerika Serikat. Akhirnya, liga mengizinkan para pemain menuliskan pesan sosial di seragamnya masing-masing.

Baca Juga: Chris Paul: Pemain Sangat Ingin Kembali ke Lapangan

Tak berhenti sampai di situ. CP3 juga berperan besar dalam menyelesaikan boikot pemain di pertengahan lanjutan NBA. Pada 26 Agustus 2020, Milwaukee Bucks memulai aksi boikot sebagai bentuk protes terhadap penembakan Jacob Blake. Liga pun meminta CP3 sebagai presiden Asosiasi Pemain untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Marc Berman dari New York Post melaporkan bahwa presiden klub New York Knicks, Leon Rose yang mengungkapkan bahwa CP3 sudah menyelamatkan musim ini.

"Adam Silver mungkin mendapatkan pujian karena berhasil membuat area terbatas untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Tetapi Chris Paul, presiden Asosiasi Pemain, berhak mendapat pujian lebih dari Silver. Dia berhasil menjaga pemain tetap bersatu. Chris menyelamatkan musim ini," katanya.

Baca Juga: NBA dan NBPA Sepakat Tunda Semua Gim untuk 26 Agustus 2020

Peristiwa boikot NBA ini sebenarnya bisa mengancam kelanjutan musim 2019-2020. Karena, saat itu ada hal lain sebagai pemicunya. Kondisi emosi pemain sedang tidak stabil karena sudah meninggalkan rumah cukup lama. Hal tersebut membuat pemain bisa saja tidak mau melanjutkan kompetisi. Tetapi CP3 dengan bijaksana mampu mengatasi semuanya. Tentu bukan hanya dirinya saja. LeBron James juga berperan dalam hal ini. Terutama ketika James meminta nasihat kepada Michael Jordan dan mantan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama.

Baca Juga: LeBron James Patuhi Nasihat Barrack Obama

Hebatnya, sembari mengemban tugas berat tersebut, CP3 masih bisa bermain dengan bagus untuk tim Oklahoma City Thunder. Di musim reguler, CP3 bermain 70 pertandingan dengan rata-rata 17,5 poin, 5,0 rebound, dan 6,7 asis. Sementara di Playoff NBA 2020, dia mencetak rata-rata 21,3 poin, 7,4 rebound, dan 5,3 asis per gim. CP3 memimpin Thunder memberi perlawanan sengit bagi Houston Rockets hingga gim ketujuh di putaran pertama.

Setelah NBA 2019-2020 berakhir, tugas lain masih menunggu CP3. Dia harus memastikan semua pemain NBA memberikan suaranya di pemilu presiden Amerika Serikat bulan November mendatang. Selain itu, dia juga harus memikirkan masa depan kariernya sendiri di liga. (tor)

Foto: ESPN

Komentar