IBL

Awal bulan ini, pabrikan sepatu Puma meluncurkan Clyde All-Pro "Kuzma" Mid. Sneaker basket dengan performa tinggi, namun bergaya "basket jalanan". Sneaker tersebut hasil rancangan desainer asal Filipina bernama Rhuigi Villasenor. Pendiri usaha desain "Rhude" tersebut berkolaborasi dengan Puma, khususnya menggarap sepatu khas Kyle Kuzma. Puma sendiri meraup keuntungan besar ketika Kuzma menjadi juara NBA 2020. Mereka ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong penjualan.

Saat Puma membuat proyek sneaker khas untuk Kuzma, Villasenor sebagai desainer berencana membawa Puma Hoops masuk ke area sneaker bergaya retro. Seperti yang dilakukan oleh Virgil Abloh dengan Jordan-nya. Tetapi Villasenor juga harus memikirkan teknologi bantalan pro-level yang saat ini menjadi andalan Puma. Sebab sneaker rancangannya harus bisa dipakai untuk bertanding, bukan hanya pelengkap fashion saja. Jadi Rhuigi mesti memikirkan cara terbaik memasukkan teknologi tersebut ke dalam siluet bergaya klasik.

"Semuanya dibuat dengan hati-hati. Kami harus menjaga keseimbangan antara desain dan kenyamanan. Namun saya ingin menegaskan bahwa gaya retro cocok untuk sepatu kami," kata desainer asal Filipina tersebut, kepada Ross Dwyer dari Hypebeast.

Kuzma dianggap sebagai duta yang cocok dengan gaya klasik dan "basket jalanan". Terlebih lagi, dia dan Danny Green menjadi anggota Los Angeles Lakers yang keluar sebagai juara NBA 2020. Alasan tersebut yang akhirnya membuat Clyde All-Pro Mid ini langsung diberi label "Kuzma". Puma akan mulai menjualnya di pasar Amerika Serikat minggu ini dengan harga sekitar AS$150 per pasang.

"Sepatu ini bergaya high-top klasik, tetapi kalau dilihat di bagian atas, ada bahan yang terbuat dari jaring khusus yang melindungi kaki pemakainya. Itu ditutup dengan tali pengait yang unik," kata pemain muda Lakers tersebut.

"Menurut saya, sepatu bergaya modern bagus dipakai di lapangan. Tetapi kali ini, Anda akan punya sepatu basket yang serbaguna, sehingga bisa dipakai bergaya di luar lapangan, dengan jeans, celana panjang atau pendek. Terserah Anda."

Eddie Vargas dari SoleSavy.com mengamati bahwa perkembangan Puma sangat menarik. Khususnya di lanjutan NBA 2019-2020, di "gelembung" Orlando, bulan Juli hingga Oktober lalu. Lebih spesifik lagi, saat gim Final NBA 2020 antara Los Angeles Lakers melawan Miami Heat, sebenarnya persaingan merek sepatu juga sedang berlangsung.

Menurut perhitungan Eddie, Nike memiliki 23 pemain di Lakers dan Heat. Sedangkan Puma punya empat duta yang bermain di final, yaitu Kendrick Nunn, Derrick Jones Jr., Danny Green, dan Kyle Kuzma. Sementara ada satu orang yang tidak bisa diprediksi di final, yaitu Rajon Rondo. Karena, Rondo sering berganti-ganti sepatu antara Nike dan Puma. Sedangkan pabrikan adidas hanya diwakili oleh Goran Dragic.

Siluet yang dipakai di edisi Final NBA 2020, untuk Nike yaitu Kobe Protro, Zoom Freaks, KD, dan LeBron. Sementara Kuzma dan rekan-rekan mencoba mencuri perhatian publik dengan siluet RS Dreamers, serta RS Dreamers hasil kolaborasi Puma dengan rapper J. Cole, yang diluncurkan sebelum lanjutan NBA 2019-2020.

Ternyata penampilan empat dutanya di Final NBA 2020 memberi dampak pada penjualannya, di masa pandemi ini. Puma ingin mempertahankan momentum tersebut. Karenanya, dalam waktu dekat, sebelum liga dimulai, Puma akan segera merilis model-model baru untuk dipakai di NBA 2020-2021. Termasuk membuat sepatu untuk bintang barunya, LaMelo Ball. (tor)

Foto: Hypebeast

Komentar