IBL

Upaya maksimal PP Perbasi melalui Badan Tim Nasional (BTN) serta manajemen Timnas Indonesia dilakukan untuk menjadikan Brandon Jawato sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) murni di hadapan FIBA. Artinya, Jawato tidak lagi dianggap sebagai pemain naturalisasi di turnamen agenda FIBA, tetapi murni pemain asli Indonesia. Langkah tersebut membuahkan hasil. Pada Senin, 16 November 2020, timnas Indonesia mendapatkan kabar bahwa Jawato dihitung sebagai pemain lokal.

Dalam rilis PP Perbasi disebutkan, Sekjen FIBA Andreas Zagklis menetapkan bahwa Brandon van Dorn Jawato bisa memperkuat timnas Indonesia "without restriction". Merujuk pada regulasi FIBA, kategori ini berarti Jawato tidak dianggap pemain naturalisasi yang memiliki "restriction". Dalam surat tersebut, FIBA mempertimbangkan beberapa faktor, salah satunya yaitu ayah Brandon yang berasal dari Indonesia. Kemudian, pemain tersebut sudah tinggal di Indonesia cukup lama, dan berkompetisi di IBL sejak 2016.

Dengan surat tersebut, maka Jawato bisa tampil di lanjutan Kualifikasi Piala Asia FIBA 2021, yang akan berlangsung di Manama, Bahrain, akhir bulan ini. Sementara itu, kuota satu pemain naturalisasi sudah pasti akan diisi oleh Lester Prosper. Keduanya baru saja disumpah sebagai WNI, dan sedang mengurus dokumen pelengkap seperti paspor, KTP, dan Kartu Keluarga.

Baca Juga: Jawato dan Prosper Resmi WNI, Kejar Paspor Sebelum 20 November

Lalu, apa dampaknya bagi timnas Indonesia. Seberapa hebat Brandon Jawato sehingga PP Perbasi ngotot untuk menjadikan dia pemain lokal?

Jawato datang ke Indonesia dan meramaikan persaingan IBL 2016. Saat itu liga belum memakai jasa pemain asing. Tetapi sudah ada beberapa nama pemain naturalisasi dan pemain "indovers". Ada Jamarr Andre Johnson, Brandon Jawato, Anthony Ray Hangrove Jr. dan beberapa nama lagi. Jawato bermain untuk tim Pelita Jaya Jakarta, yang akhirnya bertemu CLS Knighs Surabaya di babak final. Jawato dan Jamarr saling berhadapan. Akhirnya CLS Knights keluar sebagai juara IBL 2016.

Setelah itu, Jawato menghilang dari basket Indonesia. Ada yang bilang ada masalah dengan status kewarganegaraan. Tapi ada pula kabar mengenai Jawato yang fokus menyebuhkan cedera punggung. Tetapi setelah dua tahun menghilang, Jawato tampil dengan performa terbaik di ASEAN Basketball League 2018-2019. Kala itu, dia direkrut oleh CLS Knights Indonesia.

Selama ABL 2018-2019, Jawato bermain 36 pertandingan sebagai pemain inti (reguler dan playoff). Dia tampil dengan rata-rata menit bermain 30,5 menit per laga. Jawato bisa mencetak 13,2 poin, 4,3 rebound, 2,6 asis, dan 1,1 steal per gim, dengan akurasi tembakan 38,6 persen. Jawato memberi dampak besar pada tim CLS Knights, hingga mereka menjadi juara ABL 2018-2019.

Setelah itu, Jawato masuk pemusatan latihan timnas Indonesia. Dia bermain di IBL 2020 bersama tim Indonesia Patriots. Dalam 13 pertandingan sebelum liga dihentikan karena pandemi Covid-19, Jawato mencetak rata-rata 16,6 poin, 6,5 rebound, dan 1,7 asis per gim, dengan akurasi tembakan 46,1 persen. Jawato menjadi pencetak poin terbanyak kedua setelah Lester Prosper di tim Indonesia Patriots.

Manajer timnas Fareza Tamrella meyakini bahwa Jawato punya dampak besar bagi timnas Indonesia. Kemampuan dan pengalamannya akan bermanfaat bagi timnas. Kehadiran Jawato akan melengkapi skuat timnas yang berisi pemain terbaik di Indonesia.

"Timnas dengan Brandon Jawato dan juga Lester Proster akan jadi tim yang sangat berbeda. Keyakinan saya cukup besar, dengan persiapan lebih dari tiga bulan latihan bersama. Saya yakin timnas akan lebih kompetitif pada 'Window' 2 nanti," katanya.

Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Thailand dan Korea di Manama, Bahrain sebagai lanjutan Kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Roster pemain yang akan dibawa ke Bahrain diumumkan pada 20 November mendatang. (tor)

Foto: IBL Indonesia

Komentar