IBL

FIBA sudah mengeluarkan keputusan bahwa mereka akan membuat skenario "gelembung" untuk kualifikasi piala kontinental yang akan berlangsung November 2020 hingga Februari 2021. Ini juga termasuk Kualifikasi Piala Asia 2021 (FIBA Asia Cup) yang diikuti oleh Indonesia. Namun hingga kini, tuan rumah "gelembung" itu masih belum ditentukan. Sementara Indonesia sepertinya diragukan bakal jadi tuan rumah karena kasus penularan virus Covid-19 masih tinggi.

FIBA menghapus sistem home-and-away untuk Kualifikasi Piala Asia yang sudah berlangsung satu jendela (windows). Tiga jendela sisanya akan diselenggarakan dengan sistem home tournament dengan mengadopsi bentuk "gelembung" yang kini dipakai oleh NBA. FIBA menjelaskan setiap "gelembung" nantinya bisa diisi empat sampai delapan tim, atau dengan kata lain satu atau dua grup.

Baca Juga: FIBA Meniru NBA, Buat "Gelembung" untuk Kualifikasi Piala Kontinental

Indonesia sendiri tergabung di Grup A bersama Thailand, Korea Selatan, dan Filipina. Indonesia sudah menjalani dua pertandingan melawan Filipina dan Korea Selatan. Hasilnya, Indonesia kalah dua gim beruntun. Kali ini, timnas Indonesia sedang bersiap untuk kualifikasi jendela kedua yang akan berlangsung bulan November nanti.

"Untuk host bubble itu, FIBA akan mengumumkan tanggal 6 Oktober nanti. Jadi kami hanya bisa menunggu saja," kata Manajer Timnas Indonesia Fareza Tamrella. "Kalau Indonesia kemungkinannya kecil. Ini karena angka kasus penularan virus Covid-19 di tanah air masih tinggi. Tetapi untuk lebih jelasnya, nanti akan diumumkan FIBA."

Timnas Indonesia sudah berkumpul di Bandung sejak bulan Agustus 2020 lalu. Mereka menjalani pemusatan latihan yang dipimpin langsung oleh kepala pelatih Rajko Toroman. Sementara itu, PP Perbasi sedang berupaya mempercepat proses naturalisasi dari Lester Prosper dan Brandon Jawato yang sampai sekarang belum selesai.

Mereka dijadwalkan sidang dengan DPR RI Komisi 3 (Bidang Hukum dan HAM) pada bulan ini. Kemudian tahap selanjutnya adalah sidang dengan Komisi 10 (Bidang Olahraga). Setelah proses ini selesai, DPR RI akan bersurat kepada Presiden. Terakhir, ketika keputusan Presiden sudah keluar, maka pemain tersebut sah sebagai Warga Negara Indonesia. (tor)

Foto: FIBA

Komentar