IBL

Ulasan mengenai gim perdana Grup A Kualifikasi Piala Asia 2021 antara Indonesia dan Korea Selatan kami lanjutkan. Jika di balistik sebelumnya kami membedah statistik tim secara keseluruhan dan memberikan saran apa yang sebaiknya dilakukan oleh Indonesia di gim-gim selanjutnya, balistik kali ini kami akan fokus kepada performa pemain Indonesia.

Dalam gim yang dimenangi Korea Selatan 109-76 tersebut, 10 dari total 12 pemain Indonesia turun berlaga. Dua nama yang sama sekali tidak bermain adalah Laurentius Steven Oei dan Muhammad Arighi. Akan tetapi, di artikel kali ini, akan ada tiga pemain yang tidak dapat dinilai performanya karena menit bermain terlalu sedikit. Satu pemain tambahan adalah pemain muda Indonesia, Derrick Michael.

Dari sembilan pemain yang bisa diniali performanya, ada empat pemain yang memiliki Tm Poss di atas 20 persen. Tm Poss secara garis besar bisa diartikan sebagai penguasaan bola per individu pemain saat ia di lapangan, cukup serupa dengan Usage Percentage (USG%).

Abraham Damar Grahita

Abaraham Damar Grahita layak disebut sebagai pemain terbaik Indonesia di gim melawan Korea Selatan. Tercatat sebagai pemain dengan Tm Poss tertinggi (36 persen), pemain yang akrab disapa Bram ini masih memiliki Floor% yang juga tinggi dengan 49 persen. Floor% secara mudah dipahami sebagai rasio mencetak angka seorang pemain dengan penguasaan bola yang ia miliki.

Catatan 49 persen tersebut jadi yang tertinggi di antara tiga pemain yang memilki Tm Poss di atas 20 persen. Di samping itu, Bram juga memiliki efektivitas serangan paling tinggi di antara tiga pemain itu dengan sumbangsih 1,1 poin. Efektivitas tembakan Bram berada di angka 44 persen, serupa dengan Andakara Prastawa meski Bram menembak tiga kali lebih banyak dari Prastawa (16 berbanding 13).

Ditambah dengan rasio turnover (TO%) yang hanya 14 persen (paling kecil di antara tiga pemain dengan Tm Poss di atas 20 persen), Bram benar-benar sudah memenuhi semua syarat sebagai pemain yang mendukung kemenangan tim.

Kaleb Ramot Gemilang

Kaleb Ramot Gemilang kami tempatkan di urutan kedua sebagai pemain terbaik di gim melawan Korea Selatan. Kaleb memiliki Tm Poss sebesar 22 persen, berada di urutan keempat tertinggi di tim. Pun begitu, Kaleb bisa menunjukkan permainan yang lebih baik dari Prastawa terbukti dengan Floor% yang menyentuh 32 persen. Satu hal yang kurang dari Kaleb adalah efektivitas serangan dan rasio turnovernya. Kaleb hanya menghasilkan 0,78 poin per penguasaan bola dan menorehkan TO% 21 persen. Efisiensi (eFG%) dan produktivitas (TS%) tembakannya pun hanya di angka 44 persen. Jika ingin membantu lebih banyak di gim melawan Filipina, Kaleb harus menemukan kembali tempat-tempat menembak andalannya dan mengurangi kesalahan sendiri yang ia buat.

Andakara Prastawa

Andakara Prastawa adalah pemain dengan eFG% terbaik di antara pemain dengan Tm Poss di atas 20 persen. Tm Poss Prastawa berada di 31 persen (di bawah Abraham) sedangkan catatan eFG% Prastawa menyentuh 54 persen. Secara produktivitas tembakan pun, Prastawa hanya kalah dari Abraham dengan 60 persen.

Hal yang membuat Prastawa tidak cukup membantu Indonesia meraih kemenangan dan justru mempersulit Indonesia adalah rasio turnovernya yang cukup tinggi. Ia jadi pemain dengan TO% tertinggi di tim dengan 28 persen. Jika bisa mengurangi rasio turnovernya menjadi di belasan persen atau bahkan lebih kecil, Prastawa sangat bisa menjadi tumpuan Indonesia.

Arki Dikania Wisnu

Meski Prastawa memiliki rasio turnover tertinggi, pemain yang paling melukai Indonesia di gim ini adalah pemain paling senior, Arki Dikania Wisnu. Arki memiliki TO% tertinggi kedua di bawah Prastawa dengan 25 persen dan Tm Poss Arki merupakan yang tertinggi ketiga di tim dengan 26 persen. Buruknya lagi, Arki sebenarnya hanya bermain selama 16 menit.

Arki punya banyak hal yang harus dibenahi di gim selanjutnya. Catatan eFG% dan TS% yang sangat kecil (16 dan 18 persen) serta sumbangsih hanya 0,37 poin per penguasaan bola adalah bukti bahwa sebaiknya Arki menjalankan peran lain di lapangan. Mungkin sebaiknya Arki tak banyak menguasai bola atau melepaskan tembakan-tembakan dalam posisi sulit.

Hardianus Lakudu dan Kevin Yonas Sitorus

Duo pemain Satria Muda Pertamina Jakarta, Hardianus Lakudu dan Kevin Yonas Sitorus tampil cukup impresif di gim lawan Korea Selatan. Tm Poss Hardianus 15 persen sementara Kevin 12 persen dan keduanya membukukan efektivitas serangan 1,45 dan 1,46 poin per penguasaan bola. Keduanya juga memiliki Floor% yang tinggi dengan 66 dan 68 persen.

Di gim kemarin, Kevin mulai bermain selayaknya permainan ia musim lalu di IBL sebagai 3PP. Kevin memasukkan 2/3 tripoin yang membuat catatan eFG% dan TS% miliknya melejit ke angka 100 persen dan 90 persen. Kevin juga memiliki catatan TO% yang bisa dimaklumi dengan 16 persen. Jika Kevin diberikan lebih banyak kesempatan mengeksekusi serangan di area andalannya, bukan tidak mungkin Kevin bisa menjadi kejutan melawan Filipina.

Hardianus pun demikian, dengan persentase turnover di angka 19 persen, tampaknya ia layak mendapat menit bermain lebih, terutama saat Prastawa melakukan beberapa kesalahan beruntun. Hardianus tidak melepaskan tembakan tripoin sama sekali di gim ini dan hanya gagal satu kali dari dua angka yang menunjukkan bahwa ia mampu menerobos ke area kunci dengan baik.

Muhammad Hardian Wicaksono

Muhammad Hardian Wicaksono jadi satu-satunya pemain dengan belasan persen Tm Poss tapi efektivitas serangan yang kecil. Tm Poss pemain yang akrab disapa Wicak ini memiliki Tm Poss 12 persen dan efektivitas serangan 0,99 poin per penguasaan bola. Selain kurang memberi sumbangsih dalam sisi poin, catatan minor lain Wicak adalah persentase turnover yang menyentuh 23 persen.

Pun begitu, untuk urusan tembakan, Wicak patut mendapat apresiasi. Catatn eFG% dan TS% di angka 63 persen cukup menunjukkan efisiensi serta produktivitas tembakan pemain asal Pacific Caesar Surabaya ini. Jika ingin mengoptimalkan Wicak, langkah terbaik timnas adalah membuatnya bermain seperti Kaleb yang menempatkan diri di area-area serangan andalannya dan melepaskan tembakan jarak jauh.

Vincent Rivaldi Kosasih

Satu-satunya ancaman murni dari area kunci Indonesia, Vincent Rivaldi Kosasih, memberikan penampilan impresif di gim kemarin. Sebagai pemain ketiga dengan menit bermain terbanyak, Vincent mampu membuat dirinya berharga di lapangan meski hanya memiliki Tm Poss 8 persen. Vincent menghasilkan 1,25 poin setiap penguasaan bola.

Namun, salah satu hal yang membuat keberadaan Vincent penting adalah penempatan dirinya di area bertahan lawan dan fungsinya sebagai tembok untuk para pembawa bola seperti Abraham dan Prastawa. Jika Vincent bisa meningkatkan persentase reboundnya baik saat menyerang atau bertahan, ia benar-benar akan menjadi kepingan berharga Indonesia.

Mei Joni

Mei Joni adalah anomali paling membingunkan di gim kemarin. Menitnya tidak terlalu sedikit (sembilan menit), tapi perannya di lapangan sangatlah sedikit terbukti dengan Tm Poss yang hanya 4 persen. Catatan statistik ini membuat penilaian terhadap Joni sulit dibuat. Catatan terbaiknya adalah persentase defensive rebound yang menyentuh 36 persen. Joni hanya melepaskan satu tembakan di gim ini, itu pun tak menemui sasaran.  

Secara keseluruhan, Indonesia menunjukkan ketergantungan besarnya pada empat pemain, Abraham, Prastawa, Arki, dan Kaleb. Namun, hanya Abraham dann Kaleb yang mampu memberikan dampak nyata untuk membawa kemenangan tim. Masalah utama Prastawa adalah persentase turnover yang cukup tinggi.

Di sisi lain, keberadaan Hardianus, Kevin, dan Wicak bisa menjadi pemecah kebuntuan jika strategi serangan yang digunakan menyesuaikan kemampuan mereka. Hardianus dengan terobosan, Kevind dan Wicak dari area tripoin. Jika difasilitasi dengan baik, Indonesia rasanya bisa memberi perlawanan berarti di gim selanjutnya melawan Filipina.

Data statistik: Didik Hariyadi

Foto: Hariyanto

 

Komentar