IBL

Indonesia Patriots (timnas Indonesia) meraih kemenangan atas Satria Muda Pertamina Jakarta saat menjalani pertandingan uji coba perdana di awal tahun 2020, dengan skor akhir 69-64. Akan tetapi, performa yang ditampilkan masih belum cukup meyakinkan untuk lolos kualifikasi FIBA Asia Cup 2021. Walau telah diperkuat dua pemain naturalisasi, efisiensi serangan tim Indonesia masih sebesar 91,5 (menurun sebanyak 12,2 bila dibandingkan dengan rata-rata selama berkompetisi di SEA Games 2019).

Bergabungnya dua pemain naturalisasi membuat kontribusi produktivitas poin tim Indonesia menjadi lebih dominan di sektor 2P, dibandingkan dengan saat SEA Games 2019 yang lebih produktif di sektor 3P. Menurunnya produktivitas di sektor 3P dapat pula disebabkan oleh absennya Andakara Prastawa dan Abraham Grahita pada laga tersebut. Salah satu fakta menarik saat SEA Games 2019 adalah tim Indonesia berada di peringkat pertama dalam hal produktivitas 3P, di mana Prastawa dan Grahita menjadi dua kontributor 3P terbesar.

Di sektor 2P, produktivitas poin meningkat tiga persen dengan efektivitas sebesar 50 persen. Produktivitas poin di sektor lemparan gratis meningkat sebesar 10,2 poin dengan efektivitas sebesar 71 persen. Sedangkan produktivitas tembakan di sektor 3P menurun 33 persen dengan efektivitas tembakan yang hanya sebesar 18 persen.

Menurunnya efektivitas 3P ternyata tidak berdampak pada nilai floor% karena kompensasi dari peningkatan efektivitas 2P. Walau demikian, tim Indonesia memiliki nilai floor% yang sama dengan catatan rata-rata di SEA Games 2019, yaitu 44 persen dari rata-rata 75,4 penguasaan. Artinya tim Indonesia tidak tampil lebih baik dengan lawan yang berasal dari tim lokal.

Nilai floor% yang dimiliki tim Indonesia masih di bawah lawan-lawan yang akan dihadapi di kualifikasi piala Asia 2021 yang akan berlangsung pada bulan Februari 2020. Saat di SEA Games 2019, Thailand memiliki nilai floor% sebesar 48 persen dan Filipina sebesar 62 persen. Sementara Korea Selatan memiliki nilai floor% sebesar 49 persen saat tampil di William Jones Cup 2019. Hal tersebut menunjukkan bahwa akan sulit bagi tim Indonesia untuk lolos kualifikasi apabila nilai floor% dari hasil uji coba dengan tim-tim lokal tidak berhasil mencapai 50 persen.

Menurunnya efisiensi serangan juga masih disebabkan masalah klasik, yaitu kesalahan sendiri (turnover). Persentase kesalahan sendiri tim Indonesia adalah sebesar 20 persen pada setiap kesempatan mencetak angka. Tim Indonesia harus berusaha menurunkan percentase kesalahan sendiri hingga di angka 17 persen bila ingin berpeluang lolos di kualifikasi.

Laga uji coba antara tim Indonesia dengan tim Satria Muda dapat dijadikan contoh nyata bahwa tinggi badan tidak mempengaruhi performa rebound di tim secara keseluruhan. Tim Indonesia mengalami penurunan performa offensive rebound sebesar enam persen bila dibandingkan dengan rata-rata SEA Games 2019. Pemain yang berkontribusi besar di sektor ORB bukanlah pemain naturalisasi, melainkan Kaleb Ramot Gemilang dengan nilai OReb% sebesar 12 persen.

Demikian pula dengan performa defensive rebound yang tidak terdapat perubahan bermakna bila dibandingkan dengan SEA Games 2019. Tingginya nilai DReb dari pemain naturalisasi hanya baru menunjukkan perpindahan distribusi DReb tanpa meningkatkan kualitas DReb di tim secara keseluruhan.

Evaluasi Pemain dari data di atas menimbulkan rasa khawatir untuk tim Indonesia yang akan berlaga di kualifikasi Piala Asia 2021 yang akan datang. Hardianus yang mendapat kesempatan tampil lebih banyak sebagai fasilitator utama, masih menunjukkan bahwa dia adalah salah satu sumber masalah di tingginya persentase turnover tim Indonesia. Efektivitas Mei Joni dan Kaleb Gemilang menurun drastis, seiring dengan menurunnya jumlah kesempatan upaya tembakan 3P yang diciptakan untuk mereka. Efektivitas tembakan dua pemain naturalisasi masih di bawah standar yang dapat mendukung kesuksesan dengan jumlah upaya tembakan yang sangat banyak, yaitu 33 persen (Jawato) dan 43 persen (Prosper). Arki Wisnu masih belum menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang dapat diandalkan sebagai fasilitator dan pencetak angka yang efisien.

Kunci kesuksesan tim Indonesia yang harus dibenahi agar dapat lolos kualifikasi Piala Asia 2021:

1 Menurunkan persentase turnover.

2.Mengoptimalkan para penembak 3P yang berefektivitas tinggi seperti Mei Joni, Kaleb Gemilang, Andakara Prastawa, Abraham Grahita, Hardianus, dan Hardian Wicaksono, untuk menghasilkan poin sebanyak-banyaknya. Tim Indonesia sudah terbukti memiliki sektor 3P yang berefektivitas tinggi dan perlu ditingkatkan produktivitasnya.

3.Meningkatkan efektivitas dan produktivitas di sektor 2P secara bersamaan, dan bukan sekedar meningkatkan jumlah poin di sektor 2P dengan efektivitas yang rendah.

 4.Bagaimana caranya agar keberadaan Lester Prosper dapat mendukung peningkatakan performa rebound (tertutama OReb), dan bukan sekedar mengambil jatah rebound tanpa meningkatkan kualitas rebound di tim secara keseluruhan.

5.Bagaimana caranya agar keberadaan Lester Prosper dan Brandon Jawato dapat meningkatkan efektivitas di sektor 2P.

6.Mengoptimalkan Arki Wisnu sebagai fasilitator utama dari bangku cadangan.

7.Meningkatkan area tembakan Laurentius Oei dan Vincent Kosasih, sehingga kedua pemain yang berkontribusi besar meningkatkan Offensive rating di tim Indonesia saat SEA Games 2019, tidak hanya menghabiskan waktu dan menyia-nyiakan talentanya di bangku cadangan.

8.Mengoptimalkan Kevin Sitorus sebagai spesialis 3PP. Kevin Sitorus adalah satu-satunya pemain di timnas Indonesia yang dapat mengisi peran tersebut untuk saat ini.

Foto: Mario Sonatha

 

Komentar