IBL

Detroit Pistons memiliki rekor 17-65 di NBA musim 2022-2023. Dan, mereka berharap tidak melakukannya lagi musim ini. Namun apa yang terjadi justru sebaliknya. Semua hal yang dilakukan manajemen Pistons sia-sia. Mereka kalah 25 laga berturut-turut dan punya rekor pertandingan 2-26, yang jadi catatan terburuk sepanjang sejarah liga. Tapi benarkah Pistons seburuk itu?

Dimulai pada bulan Juni 2011. Miliarder Tom Gores membeli Pistons, dan telah mencoba berbagai cara untuk membangkitkan tim ini. Sejak dipegang Gores, Pistons sudah berganti kepala operasi bola basket empat kali, dan kepala pelatih enam kali. Troy Weaver menjadi manajer terakhir Pistons, yang bertugas sejak 2020. Dia yang telah memberikan kontrak kepada pelatih Monty Williams sebesar 78,5 juta dolar Amerika hingga 2029, yang menjadi bayaran pelatih tertinggi dalam sejarah NBA sampai tahun 2023. 

Di masa kepemimpinan Weaver, Piston mendapatkan empat draft pick 10 besar berturut-turut. Dimulai dari Killian Hayes (pilihan ketujuh Draft 2020), Cade Cunningham (pilihan pertama Draft 2021), Jaden Ivey (pilihan kelima Draft 2022), dan Ausar Thompson (pilihan kelima Draft 2023). Manajemen juga telah melakukan 22 perdagangan dalam tiga tahun terakhir, dengan pemain terbaik yang pernah didapatkan adalah Bojan Bogdanovic tahun lalu. Namun tidak satu pun dari langkah-langkah manajemen ini bisa membuat perbedaan. 

Pistons belum pernah memenangkan laga playoff sejak Gim 4 Final NBA Wilayah Timur 2008. Mereka tersingkir tiga kali di putaran pertama playoff selama 15 tahun terakhir. Ibaratnya, Pistons belum pernah memenangkan playoff sejak film "Iron Man" pertama tayang di bioskop. Sampai sekarang film tersebut sudah diproduksi beberapa sekuel. 

Ironisnya lagi, Pistons belum pernah memenangkan lebih dari 23 pertandingan dalam satu musim sejak 2019. Atau, ketika Blake Griffin membuat penampilan All-NBA terakhir dalam kariernya. 

Dikutip dari data Yahoo!Sports, Pistons punya rating -11,4. Mereka mencatatkan akurasi tembakan 33 persen, yang jadi catatan terburuk di liga dengan 29,4 percobaan tripoin per gim. Padahal idealnya sekarang, sebuah tim punya rata-rata mencapai 40 percobaan tripoin per gim. Ironisnya dari empat pemain terbaik dalam Draft empat tahun berturut-turut tidak bisa mencetak tripoin. 

Dari 223 pemain dengan 50+ percobaan tripoin sepanjang musim ini, empat pemain terbaik Pistons kalau digabungkan hanya menghasilkan rata-rata persentase 28,7 persen. Cunningham, Hayes, Ivey, dan Thompson masing-masing ada di peringkat 180, 200, 209, dan 223 dalam daftar tersebut. 

Dalam daftar NBA, ada empat rekor buruk yang pernah dibuat oleh tim. Mereka mengalami persentase kekalahan 80 persen atau lebih. Pertama tentu saja Detroit Piston di musim ini dengan rekor 2-26. Di tempat kedua ada Charlotte Hornets musim 2011-2012 yang punya rekor 7-59. Peringkat ketiga ada Philadelphia 76ers musim 1972-1973 dengan rekor 9-73, dan keempat juga Philadelphia 76ers yang kali ini punya rekor 10-72 di musim 2015-2016. 

Pembuktian lainnya bahwa Pistons merupakan tim terburuk di liga adalah jumlah kekalahan beruntun. Sepanjang sejarah liga kekalahan beruntun terbanyak adalah 26 kali. Kekalahan tersebut dicatat oleh dua tim, yaitu Cleveland Cavaliers di musim 2010-2011 dan Philadelphia 76ers di musim 2013-2014. Sedangkan di peringkat kedua ada Detroit Pistons musim 2023-2024 dengan 25 kali kalah berturut-turut. Jadi butuh satu laga lagi atau sekaligus dua kekalahan lagi, Pistons benar-benar menjadi tim terburuk dalam sejarah NBA. (*)

Foto: Detroit Free Press

Komentar