IBL

Elang Pacific Caesar Surabaya menutup Seri 6 dengan senyuman. Mereka berhasil mengalahkan Mountain Gold Timika 91-85. Hasil ini memutus 12 beruntun sekaligus skor tertinggi Elang Pacific musim ini.

Aven Pratama dkk itu mendapatkan kemenangan yang dramatis dalam gi, yang berlangsung pada Selasa (31/5) di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Mereka mengawali kuarter keempat dengan tertinggal 10 poin. Elang Pacific bangkit di lima menit terakhir dengan melaju 15-2.

Dalam pertandingan tersebut, Elang Pacific lebih banyak mendapat kesempatan menembak. Mereka memiliki 86 kesempatan dan 36 tembakan tepat sasaran. Mountain Gold hanya melakukan 31/68 tembakan. Selain itu Elang Pacific lebih unggul dalam 27 offensive rebound yang menjadi 31 second chance poin.

“Dari evaluasi kami bersiap sampai berproses dan membentuk karakter yang lebih bagus. Agar kami lebih disegani setiap lawan. Ini harus kami pertahankan dan tingkatkan lagi,” ujar A Kiat, pelatih Elang Pacific usai pertandingan.

Morakinyo Williams memimpin Elang Pacific dengan 26 poin dan 14 rebound. Gregorio Wibowo menambah 18 poin, 7 rebound, 8 asis, dan 4 steal. Christopher Barnes memberikan 11 poin dan 5 rebound. Disusul Daffa Dhoifullah 10 poin dan 6 rebound.

“Ini menjadi kemenangan besar bagi kami. Meski tidak bisa melaju ke playoff, paling tidak kami bisa membuktikan kemampuan untuk mengalahkan tim-tim lain di IBL,” lanjut Gregorio.

Ini menjadi kemenangan ketiga Elang Pacific pada musim ini. Sebanyak dua kemenangan lainnya diraih atas Satya Wacana Salatiga 65-61 di Surabaya (15/2) dan 88-68 di Denpasar (15/1) lalu. Elang Pacific penghuni dasar klasemen dengan rekor menang kalah 3-20.

Andre Rorimpandey memberikan 24 poin untuk Mountain Gold. Jarrid Famous mencetak 13 poin, 6 rebound, dan 2 steal. Shavar Newkirk menyumbangkan 11 poin, 6 rebound, dan 5 asis.

Dengan kekalahan ini memang peluang ke playoff semakin berat untuk Mountain Gold. Mereka memiliki rekor menang kalah 5-18 dan berada di posisi ke-13 klasemen sementara. Hanya unggul dari Evos Thunder Bogor, Satya Wacana, dan Elang Pacific. (rag)

Foto: Ariya Kurniawan

Komentar