IBL

Washington Wizards gagal meraih kemenangan di gim perdana mereka di musim 2020-2021. Bertandang ke markas Philadelphia 76ers, Wizards kalah dengan skor akhir 113-107. Sebenarnya Wizards berpeluang memenangi gim ini. Namun, Sixers panas di kuarter terakhir dengan total 40 poin yang mereka buat sehingga berhasil membungkus kemenangan.

Meski kalah, banyak hal positif yang terlihat dari skuat Wizards. Secara statistik tim, Wizards pada dasarnya unggul dalam segi akurasi tembakan. Rata-rata FG% mereka di angka 46 persen dengan tripoin mencapai 48 persen (13/27). Hal itu jauh unggul dari Sixers dengan tripoin hanya 8/28 (29 persen) dan akurasi keseluruhan di angka 47 persen.

(Baca juga: Tripel Dobel Westbrook Belum Cukup Bawa Wizards Meraih Kemenangan)

Hal yang membuat Wizards harus kalah adalah offensive rebound dan turnover. Sixers unggul offensive rebound 10 berbanding 5 dan hanya membuat 16 turnover dibanding 19 milik Wizards. Di samping itu, Sixers juga mendominasi area kunci dengan mencolok. Jumlah poin yang diciptakan Sixers di area paling besar kemungkinan tembakan masuk tersebut dua kali lipat dari milik Wizards, 52 poin berbanding 26.

Pun begitu, sekali lagi, ada banyak hal positif di balik kekalahan tersebut. Saya pribadi menyoroti catatan apik Russell Westbrook. Di gim keduanya bersama Wizards dan gim resmi perdana (sebelumnya pramusim), Westbrook mencetak tripel-dobel, 21 poin, 11 rebound, dan 15 asis. Ia memasukkan 9/22 tembakan 41 persen dan 60 persen tembakan gratis (3/5). Westbrook sama sekali tak mencetak tripoin di gim ini.

Memang, Westbrook membuat 6 turnover di gim ini. Namun, ternyata ia tak sendiri. Bradley Beal juga membuat jumlah turnover yang sama. Memang, turnover tetap harus dikurangi, namun, sekali lagi, apa yang ditunjukkan Westbrook di gim perdana kemarin menurut saya merupakan sebuah pertanda yang apik untuk dirinya dan Wizards sendiri.

Seperti yang sudah sempat saya singgung di artikel perpindahan Westbrook, menurut saya Wizards dan Westbrook adalah pasangan yang tepat, ketimbang John Wall, atau bahkan ketimbang Westbrook dengan Houston Rockets. Kondisi mental berdasarkan pencapaian sepanjang karier adalah hal utama yang melandasi pemikiran saya. Selain tentunya persoalan strategi tim.

Di usia 32 tahun dan 11 tahun kariernya di NBA, Westbrook sudah merasakan hampir semuanya kecuali gelar juara. Ia sudah 9 kali terpilih sebagai All Star, 2 kali jadi MVP laga All Star, 9 kali All-NBA Team, 2 kali top skor liga, 2 kali top asis liga, 1 gelar MVP, dan sekali masuk ke final NBA bersama Oklahoma City Thunder pada 2012 lalu. Gampangnya, Westbrook sudah tak perlu membuktikan apa-apa lagi di liga kecuali membawa timnya menjadi juara. Sesuatu hal yang lebih bergantung kepada kesatuan tim, bukan seorang diri.

Dengan kondisi ini, Westbrook akan sangat cocok dengan Wizards yang fokus menjadikan Bradley Beal bintang utama mereka. Tidak akan ada konflik sorotan yang mungkin terjadi (dan dikabarkan terjadi) jika Wall masih ada di tim. Tak seperti Westbrook, Wall masih perlu membuktikan banyak hal di kariernya yang tertahan karena cedera.

Selain itu, saya melihat adanya kesamaan skuat Wizards ini dengan skuat Thunder selepas James Harden dan Kendrick Perkins pergi (2015). Jika Anda ingat, barisan utama Thunder setelah kedua pemain itu pergi adalah Westbrook, Dion Waiters/Andre Roberson, Kevin Durant, Serge Ibaka, dan Steven Adams. Serupa bukan dengan skuat Wizards sekarang?

(Baca juga: Menilai Signifikansi Pertukaran Westbrook dan Wall untuk Masing-masing Tim)

Westbrook masih menjalani peran yang sama sekarang dengan lima tahun lalu, fasilitator utama tim. Lalu Durant digantikan dengan Beal, sebagai opsi utama serangan tim yang hampir bisa dipastikan mencetak setidaknya 30 poin per gim dengan ancaman sama bahayanya dari dalam, jarak menengah, dan tripoin. Waiters atau Roberson yang berfungsi sebagai opsi ketiga tim dan pemain bertahan diisi oleh Rui Hachimura.

Rui gagal tampil di gim perdana karena infeksi mata. Ia diprediksi absen tiga minggu. Namun, saya sangat yakin satu tempat di barisan utama adalah miliknya. Untuk Ibaka atau posisi power forward, Wizards memiliki Davis Bertans. Bertans menurut saya adalah upgrade dari Ibaka secara penyerangan. Sebabnya, akurasi tripoin Bertans benar-benar luar biasa. Ia adalah lima atau mungkin tiga besar penembak tripoin terbaik di liga sekarang.

Terakhir, ada Adams yang digantikan oleh Thomas Bryant. Keduanya sama-sama bigman konvensional yang lebih banyak melakukan pekerjaan “kotor”, rebound, melakukan screen, dan blok. Bryant sedikit lebih baik secara ketangkasan karena memiliki akurasi yang lumayan untuk tripoin meski belum bisa diandalkan. Namun, ini jauh lebih baik dari Adams yang benar-benar menghasilkan poin dari jarak dekat saja. Keunggulan Adams adalah kekuatan fisiknya yang tampaknya memang tak ada yang menandingi di liga.

Dengan susunan skuat seperti ini dan kemampuan individu masing-masing pemain Wizards, jangan kaget jika di akhir musim nanti Westbrook akan kembali menorehkan rataan tripel-dobel. Pun demikian, tripel-dobel kali ini tampaknya akan berbeda dengan tiga catatan tripel-dobel sebelumnya. Westbrook mungkin "hanya" akan memiliki rataan poin di sekitaran 20-24 poin per gim, tapi dua pemain Wizards lain (selain Beal) juga akan menyentuh dua digit poin. 

Kemiripan identitas skuat ini sebenarnya tak mengagetkan. Meski secara garis waktu Scott Brooks sudah tak menangani Thunder untuk musim 2015-2016, seluruh nama di atas datang ke Thunder saat ia masih jadi kepala pelatih. Ya, Brooks yang kini menjadi Kepala Pelatih Wizards tampaknya melihat kesamaan ini dan mungkin akhirnya meminta manajemen Wizards mengejar Westbrook.

Meski saya cukup yakin tim ini akan lolos ke playoff, ada masalah besar yang masih harus diselesaikan di sepanjang musim ini. Masalah tersebut adalah pertahanan. Selain Rui, praktis tim ini tak memiliki pemain yang solid dalam bertahan di barisan utama. Menilik ke barisan cadangan pun, mungkin hanya Troy Brown yang bisa diharapkan.

Oleh sebab itu, saya juga yakin tim ini akan melakukan pertukaran lagi sebelum batas pertukaran ditutup. Mereka akan mencari pemain sayap dengan kemampuan bertahan yang mumpuni dan setidaknya akurasi tripoin di atas 36 persen. Pemain dengan kriteria seperti ini belakangan menjadi salah satu kunci keberhasilan tim melangkah lebih jauh di playoff. Di daftar pemain bebas yang belum memiliki tim, tidak ada pemain yang cocok dengan kriteria ini.

Satu lagi, Wizards masih memiliki nama Deni Avdija. Di gim perdana lalu, Deni turun 28 menit dan bermain sejak tepis mula. Ia menghasilkan 7 poin, 4 rebound, 1 asis, dan 1 steal. Ia sempurna secara tembakan dengan 2/2 keduanya dari tripoin plus satu tembakan gratis (1/2). Meski Deni juga belum terlihat solid saat bertahan, sosoknya bisa jadi tumpuan Wizards untuk mencetak poin. Deni berpeluang mengisi posisi utama juga, sangat fleksibel.

(Baca juga: Russell Westbrook: Tugas Saya Adalah Membantu Bradley Beal Jadi Lebih Baik)

Sepanjang musim, saya melihat akan ada kombinasi barisan utama dengan Westbrook, Beal, Rui, Bertans, Bryant, atau Westbrook, Beal, Rui, Deni, Bryant. Mengganti Bertans dengan Deni tak berpengaruh banyak di mata saya. Keduanya adalah penembak tripoin yang sama bagusnya. Namun, dengan Deni, lawan akan lebih waspada terhadap kemungkinan serangan ke area kunci.

Deretan transaksi perpindahan pemain yang terjadi dua musim belakangan membuat Wilayah Timur kini juga semakin sulit diprediksi. Namun, dengan komposisi yang ada, Wizards masih sangat bisa mendobrak ke peringkat 6-8 untuk lolos ke playoff atau play-in tournament. Adapun lawan mereka di peringkat-peringkat ini adalah Orlando Magic, Indiana Pacers, dan Atlanta Hawks.

Foto: NBA

 

Komentar