IBL

Los Angeles Lakers adalah juara NBA musim 2019-2020. Akibat adanya pandemi virus korona, musim ini jadi musim terpanjang dalam sejarah NBA. Total musim ini hampir memakan waktu selama satu tahun penuh. Tak sampai di situ, 127 gim terakhir juga digelar di dalam “gelembung” buatan di Orlando, Florida, Amerika Serikat, tanpa penonton.

Dua sosok utama dalam keberhasilan Lakers adalah LeBron James dan Anthony Davis. LeBron datang ke Lakers musim lalu dan gagal lolos ke playoff. Sedangkan Davis datang musim ini melalui saga pertukaran pemain yang luar biasa. Davis datang ke Staples Center usai Lakers melepas Lonzo Ball, Brandon Ingram, Josh Hart, dan tiga pilihan pertama NBA Draft ke New Orleans Pelicans.

Pertukaran ini sempat dianggap sebagai sebuah kegilaan yang dilakukan oleh manajemen Lakers, utamanya manajer umum mereka, Rob Pelinka. Menurut banyak pihak, Lakers telah memberikan terlalu banyak aset untuk seorang Davis dan akan kesulitan untuk memasukkan pemain-pemain pelengkap karena Lakers kala itu benar-benar hanya memiliki LeBron, Davis, dan Kyle Kuzma.

(Baca juga: Los Angeles Lakers Juara NBA 2019-2020)

Namun, Rob menunjukkan kapasitasnya dengan merekrut deretan pemain veteran dengan nilai yang sangat miring. Danny Green yang baru menjadi juara dengan Toronto Raptors mereka datangkan dengan nilai kontrak sekitar AS$30 juta selama dua musim. Avery Bradley dengan kontrak AS$10 juta dua musim, Kentavios Caldwell-Pope menyusul dengan AS$16 juta dua musim. Tiga pemain ini adalah salah tiga garda dengan tripoin dan kemampuan bertahan yang baik.

Tak berhenti di situ, Lakers juga mendatangkan tiga kali peraih Defensive Player of the Year, Dwight Howard. Bahkan, Howard datang hanya dengan kontrak bernilai AS$2,5 juta selama satu musim. Salah satu pemain dengan IQ basket tertinggi di liga, Rajon Rondo, juga mereka pertahankan dengan kontrak murah, AS$5 juta selama dua musim. Terakhir, Lakers merekrut Markieff Morris yang sepakat berpisah dengan Detroit Pistons dengan kontrak yang sekali lagi sangat murah, satu musim AS$1,7 juta.

Rekrutan-rekrutan murah tapi tak murahan ini adalah bukti kehebatan Rob dalam meramu skuat terbaik untuk menaklukkan NBA, untuk Lakers meraih gelar ke-17 mereka sepanjang sejarah. Angka 17 seolah menjadi angka yang tepat untuk Lakers musim ini setelah mereka juga menjadi tim dengan jumlah total gaji terbesar ke-17 di liga.

Di balik kehebatan para pemain di lapangan, rasanya Rob juga layak mendapat apresiasi tinggi atas gelar juara kali ini. Apalagi, beberapa waktu lalu, masih segar diingatan bahwa Rob dianggap tak benar-benar mengerti apa yang dilakukan dengan skuat Lakers dan justru sempat terlibat friksi dengan Magic Johnson. Namun, kini narasi-narasi di atas bisa sedikit dipinggirkan karena Rob Pelinka adalah juara NBA di musim ketiganya bersama Lakers.(DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar