IBL

Indonesia melakoni gim kedua mereka di Grup A Kualifikasi Piala Asia 2021 berhadapan dengan Filipina, Minggu, 23 Februari 2020, di Mahaka Arena, Jakarta. Sempat memberikan perlawanan sengit hingga pertengahan kuarter tiga, Indonesia harus kembali menelan pil pahit usai Filipina menutup gim dengan kemenangan telak 100-70.

Rebound dan kegagalan transisi bertahan jadi penyebab utama kekalahan Indonesia. Filipina berhasil menungguli Indonesia untuk rebound secara keseluruhan dengan 55 berbanding 33. Buruknya lagi, 23 dari keseluruhan rebound tersebut adalah offensive rebound. Kegagalan transisi bertahan Indonesia dieksploitasi dengan baik oleh Filipina terbukti dengan fast break points mereka yang menyentuh 23 poin.

Thirdy Ravena jadi binang kemenangan Filipina dengan 23 poin, 8 rebound, dan 3 asis. Thirdy memasukkan 7/14 tembakannya (50 persen). Salah satu pemain senior yang tersisa di tim, Roger Pogoy mengikuti dengan 16 poin dan 6 rebound. C.J. Perez 11 poin dan 7 rebound sementara kakak kandung Thirdy, Kiefer Ravena, menambahkan 10 poin. Juan De Liano menutup daftar dengan 10 poin.

Dari Indonesia, Andakara Prastawa jadi top skor gim dengan 28 poin dan 6 rebound. Prastawa memasukkan 10/21 tembakan atau setara dengan 47 persen. Pemain kedua sekaligus satu-satunya di luar Prastawa yang mampu menyentuh dua digit poin adalah Abraham Damar Grahita. Selama 34 menit di lapangan, Abraham menyumbang 17 poin, 5 rebound, dan 3 asis. Bram memasukkan 9/10 tembakan gratis.

Berbeda dengan gim melawan Korea Selatan, Indonesia memulai gim lawan Filipina dengan tempo yang lebih lambat. Kedua tim seolah masih mencoba dan mencari strategi serangan terbaik untuk mereka. Indonesia bertumpu pada Prastawa yang di kuarter ini mencetak 11 poin. Sayangnya, sumbangsih Prastawa tidak diimbangi dengan rebound yang bagus. Filipina merebut lima offensive rebound di kuarter ini dan berujung pada lima poin. Filipina menutup kuarter pembuka dengan unggul 18-15.

Sekali lagi, konsistensi permainan jadi masalah utama Indonesia. Di kuarter dua, bak de ja vu, kejadian di gim lawan Korea Selatan kembali terulang. Buruknya pengambilan keputusan saat menyerang berujung pada tembakan sulit dan turnover. Catatan enam turnover Indonesia membuat Filipina semakin membuka jarak keunggulan dan menutup paruh pertama dengan keunggulan 37-28.

Usai jeda, gim semakin memanas. Indoneisa menunjukkan perubahan permainan yang cukup bagus di sisi akurasi tembakan dan mengurangi turnover. Sebaliknya, turnover dan akurasi yang semakin memburuk justru bergeser ke Filipina. Hal ini sempat membuat Indonesia menipiskan ketinggalan jadi empat poin saja di sisa tiga menit kuarter tiga. Namun sayangnya, di tiga menit tersisa tersebut, Indonesia gagal mempertahankan performa dan Filipina kembali menjauh menutup kuarter ini dengan keunggulan 16 poin, 67-53.

Penurunan performa di akhir kuarter tiga tersebut berlanjut di kuarter empat. Indonesia gagal menata ulang permainan mereka dengan baik, terutama saat melakukan transisi bertahan dan merebut bola pantul. Filipina terus dominan dan menutup gim dengan kemenangan 100-70.(DRMK)

Foto: Hariyanto

 

Komentar