IBL

Dalam sebuah permainan basket, salah satu kata yang sering terucap adalah penguasaan bola atau posession. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud atau dihitung sebagai penguasaan tersebut?

Penguasaan atau possession (Poss.) adalah sitausi di mana suatu tim sedang menguasai bola dan berpotensi untuk menghasilkan poin (Pts.). Suatu penguasaan dapat berakhir sebagai upaya tembakan (FGA), upaya lemparan gratis (FTA), dan berakhirnya penguasaan tanpa upaya tembakan atau lemparan gratis oleh karena kesalahan sendiri, yang disebut sebagai turnover (TOV). Keberhasilan upaya offensive rebound (OReb.) akan menambah durasi waktu penguasaan, dan berpotensi menambah jumlah FGA atau FTA, namun tidak dihitung sebagai penambahan jumlah penguasaan.

 

Mengapa perhitungan penguasaan sangat penting?

Efektivitas dan efisiensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap kesuksesan sebuah tim pada suatu kompetisi. Penguasaan merupakan salah satu perhitungan yang paling penting karena digunakan sebagai elemen dasar dari formula–formula perhitungan lanjutan, yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Beberapa pengukuran penting yang melibatkan penguasaan adalah efisiensi serangan/offensive rating (Off Rtg.), efisiensi pertahanan/defensive rating (Def Rtg.), efektivitas penguasaan (Floor%), efektivitas kesempatan mencetak angka (Play%), dan persentase turnover (TO%). Informasi pengukuran-pengukuran tersebut sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan evaluasi, perencanaan, dan penetapan strategi.

Bagaimanakah cara menghitung penguasaan?

Cara paling akurat untuk mengetahui jumlah penguasaan adalah menghitung satu per satu dari data play by play, namun cara tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan cara yang praktis untuk mengetahui perkiraan jumlah penguasaan adalah menggunakan formula yang dipublikasikan oleh Dean Oliver, dengan menggunakan data yang diambil dari box score:

 

Pada dasarnya jumlah penguasaan sesuai dengan jumlah FGA, FTA, dan TOV. Upaya tembakan (FGA) dan lemparan gratis (FTA) yang berhasil masuk ataupun yang tidak masuk dan akhirnya dikuasai oleh lawan yang melakukan defensive rebound, akan dihitung sebagai satu penguasaan. Demikian pula dengan kesalahan sendiri (turnover), misalnya lawan berhasil mencuri bola (steal), bola keluar lapangan, waktu serang habis, dan kesalahan lain yang menyebabkan lawan berhasil mendapatkan bola, akan dihitung sebagai satu penguasaan.

Upaya offensive rebound (OReb.) berpotensi untuk menambah jumlah FGA atau FTA atau TOV, walau penambahan tersebut tidak dihitung sebagai penambahan jumlah penguasaan dan hanya dianggap sebagai penambahan durasi waktu penguasaan. Misalnya suatu tim berhasil melakukan tiga offensive rebound dari tiga tembakan yang meleset, dan akhirnya berhasil memasukkan bola pada tembakan keempat, maka tim tersebut hanya dihitung telah melakukan satu penguasaan (4 FGA - 3 OReb. = 1 Poss.). Oleh karena itulah OReb. memiliki nilai minus pada formula perhitungan perkiraan penguasaan.

Mengapa menggunakan koefisien 0,4 pada FTA

Apabila semua skenario FT berakhir dengan dua lemparan gratis (FTA = 2) yang berpotensi menghasilkan dua angka pada akhir penguasaan, maka pada variabel FTA akan dikalikan dengan koefisien 0,5. Artinya adalah dua lemparan gratis pada box score bernilai satu penguasaan (0,5 x 2 FTA = 1 Poss.).

Tetapi pada kenyataannya, skenario lemparan gratis tidak selalu berpotensi menghasilkan dua angka. Terdapat skenario-skenario lemparan gratis ekstra yang artinya berpeluang menghasilkan lebih dari dua angka. Misalnya pelanggaran teknikal (technical foul) atau pelanggaran keras (flagrant foul, unsportman like foul), pelanggaran pada tembakan yang berhasil masuk, dan pelanggaran pada upaya tembakan tiga angka. Koefisien 0,4 didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa diperkirakan terdapat sekitar 80 persen skenario lemparan gratis pada suatu pertandingan yang berpotensi menghasilkan dua angka pada setiap penguasaan, sementara 20 persen sisanya adalah skenario lemparan gratis ekstra.

Perlu dipahami bahwa angka koefisien pada variabel FTA tergantung dari fenomena lemparan gratis ekstra yang terjadi pada suatu kompetisi. Angka koefisien FTA berbanding terbalik dengan jumlah kejadian lemparan gratis ekstra, yang artinya adalah semakin tinggi angka kejadian lemparan gratis ekstra, maka semakin rendah angka koefisien FTA. Atas dasar hal tersebut, maka disarankan untuk melakukan analisa pada data kompetisi IBL dan Srikandi Cup untuk menemukan angka koefisien FTA yang sesuai dengan situasi di Indonesia.

Foto: Hariyanto, Yoga Prakasita

 

Komentar