IBL

Helena Maria Elizabeth Tumbelaka tampak bahagia menerima trofi Piala Srikandi. Sebuah benda yang menandakan pencapaian tertinggi pemain basket di kompetisi profesional. Gelar juara ini menjadi akhir penantian Helena setelah tujuh musim menjadi pemain profesional.

Rasanya tidak habis-habis ucapan selamat yang ditujukan pada Helena malam itu. Bahkan sulit mendekati Helena untuk melakukan wawancara karena sibuk melayani penggemar untuk berfoto. Tetapi Helena terlihat menikmati momen tersebut. Ini adalah gelar juara Helena setelah tujuh musim menjadi pemain basket profesional.

Helena bergabung dengan Merah Putih Predators Jakarta saat mereka tampil di WNBL Indonesia pada tahun 2012. Tim yang dikenal selalu menduduki empat besar di liga. Tetapi tidak pernah merasakan tampil di final.

Perjalanan Helena di basket profesional sempat terhenti karena cedera ACL di tahun 2013. Saat itu, MP Predators bertanding melawan Tomang Sakti. Ia harus naik meja operasi dan menjalani masa penyembuhan selama enam bulan. Setelah WNBL Indonesia usai, Helena tetap berada di Merah Putih hingga WIBL 2016.

Kemudian pada tahun 2017 ia bergabung dengan Merpati Bali. Lagi-lagi musibah menghampiri. Helena mengalami cedera ACL di musim perdananya bersama Merpati. Sekali lagi, ia harus naik meja operasi. Helena tercatat sudah dua kali menjalani operasi ACL.

Helena kembali tampil di Piala Srikandi 2017-2018. Ia membuat 8,8 ppg, 2,7 rpg, dan 1,4 apg dalam 17 pertandingan. Kemudian musim ini, ia mendapat kesempatan bermain 12 laga termasuk final. Helena mencetak 7,0 ppg, 2,2 rpg dan 1,4 apg.

Di final Piala Srikandi, Helena tampil 9 menit, dan menyumbang 9 poin, 1 rebound, dan 1 asis. Tripoin Helena di kuarter ketiga, menjadi momentum kemenangan Merpati. Sebab poin tersebut membuat timnya meninggalkan Sahabat dengan jarak 21 poin. Ketika buzzer berbunyi, Helena tidak mampu lagi menyembunyikan kegembiraannya.

"Piala ini menjadi pencapaian tertinggi saya saat ini. Tujuh tahun saya menjadi pemain, dua klub yang pernah saya bela, dan satu kali juara. Tepat di musim ketujuh," kata Helena.

Helena juga membagikan cerita bahwa salah satu alasannya pindah ke Merpati adalah juara. Ia melihat bahwa Merpati punya potensi besar untuk menjadi juara. Meskipun mereka harus berupaya keras mengejar Surabaya Fever yang sudah lebih dulu mendominasi kompetisi basket putri Indonesia.

Ditanya mengenai rencana musim depan, Helena hanya membalas dengan kalimat singkat dan tersenyum.

"Masih belum tahu. Ada rencana pensiun, tapi juga masih mempertimbangkan untuk lanjut basket," pungkas Helena.

Tetapi hingga tujuh musim, ada satu hal yang masih menjadi mimpi bagi Helena, yaitu membela timnas Indonesia. Helena tampaknya belum berjodoh dengan jersey timnas Indonesia. Sewaktu duduk di bangku SMA, ia pernah dipanggil seleksi 3x3 untuk turnamen di Singapura. Saat itu gagal berangkat karena batasan usia. Kemudian saat SEA Games 2013, Helena tidak bisa ikut seleksi karena cedera lutut.

Pada turnamen POM Asean 2015, Helena harus menjalani wisuda, sehingga tidak bisa ikut. Kemudian di Asian Beach Games, tidak jadi berangkat karena dana tidak keluar. Terakhir, nama Helena dicoret tepat saat penentuan 12 pemain timnas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. (*)

Foto: Alexander Anggriawan dan Mei Linda

Komentar