IBL

Anjelin Rosmika Simanjuntak menembak dari area cat. Namun, tidak langsung menjadi poin. Bidikannya sedikit meleset dari sasaran.

Untungnya, Anjelin punya semangat tinggi. Ia meraih bola pantul dengan tangannya sendiri. Meski tubuh kecilnya kalah menjulang dari pemain lawan, Anjelin mendapatkan bola itu, lalu melesakkannya ke dalam ring.

Generasi Muda Cirebon (GMC) merasa beruntung punya Anjelin untuk mengarungi Piala Srikandi 2020. Pundi-pundi mereka aman karena kehadirannya. Kepala Pelatih Arif Gunarto jadi tidak terlalu pusing memikirkan bagaimana caranya mencetak angka. Mereka punya Anjelin si mesin poin. Ia mampu mencetak 21,3 poin per pertandingan sebelum Piala Srikandi ditunda karena Covid-19.

“Kami beruntung punya Anjelin,” kata Arif, biasa disapa Njo Lie Fan, saat Piala Srikandi 2020 Seri II Jakarta. “Laide (Adelaide Wonsohardjo) itu pemain utama saya. Motor kami itu dia. Namun, Anjelin—tidak bisa dipungkiri—adalah mesin poin kami.”

Sebelum bergabung dengan GMC, Anjelin merupakan pemain Tenaga Baru Pontianak. Namun, tim itu mundur dari Piala Srikandi. Anjelin pun tidak bertuan. Saat itulah GMC merekrutnya untuk bergabung ke Cirebon.

Anjelin tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan tim baru. Bahkan, tidak mengalami kesulitan sama sekali agar fit di GMC. Ia supel dengan siapa saja. Orang-orang senang berada di dekatnya.

“Anjelin membawa perubahan positif kepada tim kami,” kata Lie Fan lagi. “Saya rasa ia sudah klop dengan yang lain. Ya, meski pun GMC naik-turun.”

GMC memang tidak konsisten. Mereka bisa tampil bagus, bisa juga tampil jelek. Njo Lie Fan mengakui hal itu. Anjelin juga berkata begitu. Oleh karenanya, GMC perlu mengasah kemampuan mereka untuk konsisten. Apalagi dengan bakat-bakat muda yang potensial. Selain Anjelin, GMC punya Laide dan Faizzatus Shoimah.

Berada di bawah asuhan Lie Fan bagai berkat bagi Anjelin. GMC merupakan tim yang suka bermain cepat. Cocok untuk Anjelin yang lincah. Ia mengaku suka diajak bermain cepat.

“Mungkin karena latar belakangku sebagai pemain yang lebih mengandalkan semangat daripada otak,” kata Anjelin dengan sedikit bercanda.

Anjelin sendiri sudah mengenal bola basket sejak lama. Ia mulai bermain saat SMP. Namun, baru mulai serius menjelang akhir SMA. Ia menikmati hari-harinya sebagai atlet. Apalagi dengan berbagai keuntungan yang didapatnya.

Lewat bola basket, Anjelin mengaku mendapatkan banyak hal, terutama relasi. Ia menyebutnya link. Menurutnya, tidak ada yang memberinya relasi seperti itu selain dunia bola basket. Padahal Anjelin juga mencoba berbagai olahraga, seperti: futsal, bulu tangkis, dan voli.

“Sempat main takraw malah,” ungkap Anjelin. “Iya, cuma itu dadakan. Tidak serius.”

Selain bola basket, Anjelin menaruh perhatian kepada pendidikan. Sebisa mungkin, bola basket dan pendidikan bisa berjalan seiring. Sebab, pendidikan itu penting. Anjelin membutuhkan gelar supaya siap menghadapi kehidupan selanjutnya.

Anjelin tahu dirinya tidak akan selamanya bermain bola basket. Semua atlet di dunia pun berpikir begitu. Usia atlet tidak bisa terbilang lama. Ada masanya mereka harus pensiun dan melanjutkan hidup dengan peran lain. Anjelin bisa menjadi mesin poin saat ini. Belum tentu nanti. Oleh karena itu, ia mesti menyiapkan diri.

Meski begitu, fokusnya saat ini tidak hanya pendidikan, kariernya sebagai atlet juga perlu perhatian. Apalagi Anjelin punya harapan. Ia berharap bisa bermain sesuai ekspektasi, lalu membawa GMC juara Piala Srikandi.

Jalan menuju juara tentu saja tidak mudah. Mengingat Piala Srikandi punya Merpati Bali. Mereka merupakan tim juara bertahan. Ada kans yang sama untuk mengulang pencapaian. GMC mesti melangkahi mereka, juga tim-tim lain yang berpartisipasi: Sahabat Semarang, Scorpio Jakarta, Tanago Friesian Jakarta, dan Flying Wheel Makassar.

Dengan sisa waktu yang ada Lie Fan terus berusaha membenahi segala yang perlu dibenahi. Ia juga berniat untuk mengasah kemampuan individu anak-anak asuhnya, termasuk Anjelin. Saat ini, Anjelin sangat tangkas dalam mencetak poin. Lie Fan punya tugas untuk membuat Anjelin lebih mudah mencetaknya. Mereka akan bahu-membahu melakukannya setelah Covid-19 mereda. (GNP)

Foto: Achmad Rohman Ramadhan

Komentar