IBL

Cina mengawinkan gelar di cabang basket 3x3 Asian Games 2018. Di bagian putra, Cina meraih emas setelah mengalahkan Korea Selatan lewat drama tambahan waktu (overtime), 19-18 (17-17). Republik Islam Iran menyabet perunggu dengan menumbangkan Thailand, 21-7.

Di bagian putri, Cina mengalahkan Jepang di final dengan skor, 21-10. Perunggu diraih oleh Thailand yang mengalahkan Cina Taipei, 15-14.

Perjalanan putra Cina menjadi juara tidaklah mudah. Mereka menghadapi tim-tim dengan postur yang terlihat lebih besar daripada mereka. Kombinasi kekuatan, kecepatan, dan strategi yang ringkas membuat Chen Gong, Xiao Hailiang, Huang Wenwei dan Zeng Bingqiang bisa meruntuhkan segala macam rintangan.

No english,” kata sang kapten Huang Wenwei ketika saya mencoba mewawancarainya setelah laga final melawan Korea Selatan.

No, no,” jawabnya lagi, ketika saya menunjuk dan bertanya apakah ada teman-temannya yang bisa berbahasa Inggris.

“Kuat sekali. Sulit sekali melewati mereka,” jawab Erick Gosal, pemain tim putra 3x3 Indonesia ketika saya tanya kesannya saat melawan Cina di babak penyisihan.

Cina berada satu grup dengan Indonesia. Mereka menang 22-13 atas Indonesia dan keluar sebagai juara grup.

Di perempat final, Cina mengalahkan Qatar, 21-18. Perlawanan keras dan sengit kemudian diberikan Iran di semifinal.

Permainan Iran saat melawan Cina sangat keras. Iran sempat unggul 2-0 di awal gim. Dalam laga yang sangat ketat dan keras, kedudukan sama 14 di dua menit menjelang laga usai. Iran kemudian unggul 17-14, namun Cina pelan-pelan mengejar dan menang 21-19. Cina mampu mengimbangi permainan keras dan kuat Iran.

Karakter bermain Korea Selatan hampir sama dengan Cina. Keduanya keras dan cepat. Cina sempat unggul 12-7 hingga 4 menit sisa laga, namun Korea mampu mengejar bahkan berbalik unggul 17-15 di sisa lima detik sebelum laga berakhir. Sebuah pelanggaran kepada Huang Wenwei saat melepaskan tembakan dua angka jadi petaka bagi Korea. Wenwei mengeksekusi dengan baik dua tembakan gratisnya, memaksa babak tambahan waktu dan kemudian menang.

Emas yang direbut tim putri Cina juga buah dari perjuangan alot. Jepang memberi perlawanan habis-habisan.

“Pertandingan final sangat keras. Banyak benturan. Teman-teman saya memberikan semuanya untuk tim ini, hingga kami bisa menang,” jawab Dilina Dilixiati, pemain Cina yang mencetak 2 poin di final.

Jepang, meski cukup mampu menahan gempuran Cina, selalu kesulitan mencetak angka. Selisih hingga lima angka antara poin Cina dan Jepang dari awal laga tak pernah terpangkas menjadi lebih kecil sejak kedudukan sementara, 8-3.

Kejutan basket 3x3 Asian Games 2018 adalah munculnya kekuatan Thailand putra dan putri di semifinal. Walau kalah melawan Iran di perebutan perunggu, tim putra Thailand menundukkan Jepang, 21-13 di perempat final, dan hanya kalah 16-20 dari Korea Selatan di semifinal. Mampu mengimbangi kekuatan dan kecepata Iran di perebutan perunggu, Thailand justru kalah strategi. Beberapa kali para pemain Iran berhasil meloloskan diri lewat skema pick and roll yang sangat baik.

Tim putri 3x3 Thailand pantas menjadi pelajaran bagi Indonesia. Kombinasi Thuamon Amphawa, Lumdabpang Thunchanok, Kitraksa Warunee dan Bunsinprom Rujiwan mampu mengalahkan Cina Taipei lewat babak over time, 15-14 (13-13). Para pemain Thailand bekerja keras, lebih tenang dan sangat disiplin dalam menjaga lawan. Satu lagi yang membuat Thailand akhirnya mampu meraih perunggu, mereka terlihat tangkas (skillful)(*)

Foto: Antara/Inasgoc/Ridhwan Siregar

Komentar