IBL

Firma produksi berteknologi tinggi besutan adidas, Speedfactory, akhirnya merilis sepatu pertama yang seluruh prosesnya dikerjakan robot. Perilisan ini sekaligus jadi momentum untuk industri sepatu yang selama ini proses pengerjaannya masih dilakukan manusia dengan bantuan mesin besar. Sepatu perdana ini diberi nama adidas AM4NYC dan terinspirasi dari gaya hidup urban anak muda Kota New York, Amerika Serikat.

Tidak ada sepatu yang sempurna. Walau begitu, adidas mampu menjanjikan bahwa sepatu ini hampir mendekati itu. Sepatu lari ini dibuat berdasarkan data presisi, disusun menggunakan bahan-bahan termutakhir, serta seluruh proses pengerjaannya dilakukan robot. Seluruh proses ini dilakukan demi menghasilkan sepatu yang paling tepat guna dan benar-benar pas sesuai dengan kebutuhan calon penggunanya.

 Inilah AM4NYC, sepatu olahraga adidas pertama yang seluruh proses produksinya dikerjakan oleh robot.

 

Lalu, mengapa New York? Sementara pasar untuk sepatu berteknologi tinggi semacam ini bisa menggaet atensi masyarakat dunia. Menurut adidas, ini masih sebagai proyek awal. Adidas AM4NYC didedikasikan sesuai dengan karakteristik masyarakat New York pada umumnya. Ke depannya akan ada seri adidas AM4 lain sesuai dengan karakter penduduk kota yang diinginkan. Visi ini sejalan dengan salah satu seri sepatu olahraga klasik adidas besutan Adolf Dassler, adidas City Series.

Hingga akhir April 2018, adidas telah membangun dua Speedfactory di dunia: Ansbach (Jerman) serta Atlanta (Amerika Serikat). Kemungkinan besar, target perilisan adidas AM4 selanjutnya adalah Berlin.

Proses pengenalan karakter penduduk kota yang dilakukan adidas pun tergolong rumit dan panjang. Mereka mencari enam atlet dari enam bidang berbeda sebagai basis perhitungan performa sepatu. Kemudian, keenam atlet tersebut diuji mulai dari penyebaran panas tubuh, elastisitas otot kaki saat berjalan dan berlari, serta distribusi berat yang dihasilkan tubuh ke kaki. Semua dilakukan diatas treadmill yang juga dilengkapi kamera penghitung sensor tubuh. Teknologi penghitungan itu disebut ARAMIS. Sebelum digunakan adidas, ARAMIS biasa ditemui sebagai pelengkap kebutuhan produksi film di Hollywood dan produksi permainan virtual berskala besar. Dari proses panjang itu, dihasilkan sepatu yang seluruh panel yang tersemat disana berfungsi.

Setelah mendapati prototip pertama, mereka kemudian mengujinya. Uji coba itu dilaksanakan di jangka watu yang telah dijadwalkan, baik siang maupun malam. Area uji coba dilaksanakan di sekitaran Brooklyn dan Central Park. Dari sana, dihasilkan fitur seperti panel yang menyala dalam gelap agar aman digunakan saat malam. Tak hanya itu, warna hitam pun dipilih agar tidak cepat kotor akibat asap kendaraan di New York. Data itu kemudian diolah di dalam Speedfactory. Cetakan biru lalu dimasukkan ke sistem komputer robot produksi. Lalu, lahirlah adidas AM4NYC.

Kepala proyek adidas AM4NYC, Zachari Coonrod, mengatakan bahwa AM4NYC adalah sepatu lari paling presisi di antara sepatu AM4 yang pernah diproduksi sebelumnya. “Semuanya merupakan hasil dari data yang kami himpun. Bahkan, posisi lubang tali sepatu pun kami hitung mengikuti posisi tulang metatarsal atlet kami,” ujarnya dikutip dari Digital Trends. Ia juga menambahkan bahwa bahan atas sepatu dilebur dengan sol boost, bukan di lem seperti produksi sepatu konvensional.

Coonrod mengatakan bahwa sebelum AM4NYC (New York), adidas merilis AM4LDN (London) dan AM4PRS (Paris). Walau begitu, AM4NYC digadang-gadang sebagai yang termutakhir. Memang bukan yang termutakhir, akan tetapi ke dua sepatu tersebut juga telah diproduksi sesuai dengan kebutuhan atlet baik di London maupun Paris.

Proses pemetaan struktur kaki manusia yang dilakukan di adidas Speedfactory. Lewat proses ini, adidas bisa memproduksi sepatu lebih presisi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

 

Pada 26-28 April 2018, adidas Speedfactory membawa komputer dan robot produksinya berkeliling kota New York. Selain untuk kepentingan promosi, adidas ingin membuktikan bahwa seluruh proses yang mereka lakukan itu bukan bualan belaka. Selama tiga hari itu, masyarakat dipersilakan melihat dari dekat bagaimana proses pengumpulan data hingga produksi adidas AM4NYC dari dekat. Sepatu itu juga dijual secara khusus di sana dengan harga AS$200 per pasang. “ini bukan tentang sepatu saja. Ini tentang masa depan,” imbuh Coonrod.

Bayangkan bila suatu saat nanti manusia punya cara baru dalam membeli sepatu. Orang-orang datang ke toko sepatu dan robot mengukur kaki mereka, lalu robot menghasilkan sepatu yang dibuat khusus sesuai data yang direkam. Data itu pun bisa kita gunakan lagi untuk membeli sepatu lain dengan model yang berbeda. Begitulah gambaran dari robot pencipta sepatu adidas AM4NYC di Speedfactory.

Foto: adidas

Komentar