Borneo Hornbills dan Rajawali Medan, dua tim yang tidak lolos ke Playoff menutup musim reguler mereka dengan bertarung di GOR Unimed. Tampil lebih agresif dalam rebound membuat Borneo tersenyum di ujung perjalanan dengan kemenangan 94-84, Sabtu (14/6).
Borneo unggul 55 berbanding 40 secara rebound. Termasuk di dalamnya keunggulan 20-12 untuk offensive rebound. Hanya memiliki 9 pemain aktif, Borneo bertahan dari segala upaya pengejaran Rajawali.Â
Isaiah Briscoe memimpin dengan tripel-dobel 28 poin, 17 rebound, dan 10 asis sebelum fouled out di menit terakhir laga. Bermain total 10 laga bersama Borneo, Briscoe membukukan 4 dobel-dobel dan 1 tripel-dobel.Â
Nathanial Grimes menutup musim denhan dobel-dobel monster 23 poin, 22 rebound, dan 4 asis. Grimes hanya meleset tiga kali (10/13). Daniel Wenas menambahkan 13 poin yang menjadi catatan poin tertingginya bersama Borneo. Sevly Rondonuwu melengkapi dengan 10 poin.Â
Borneo mengakhiri musim dengan rekor (10-16) dan duduk di peringkat 10 klasemen akhir IBL. Memasuki musim keempat di IBL, Borneo dua kali lolos Playoff dan dua kali gagal. Dalam empat musim itu, dua kali Borneo finis dengan 10 kemenangan dan keduanya gagal lolos ke Playoff.Â
Untuk Rajawali, catatan (3-23) merupakan rekor terburuk sejak mereka bergabung ke liga di 2022 dengan nama Evos Thunder Bogor. Rajawali finjs di peringkat paling bawah klasemen akhir IBL 2025.Â
Meski babak-belur sepanjang musim, Quintin Dove menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain asing untuk Rajawali. Kembali bermain penuh 40 menit, Dove mencetak 40 poin, 6 rebound, 5 asis. Dove melepaskan 35 dari 80 percobaan tembakan Rajawali. Total ia membukukan 7 kali 40+ poin semusim yang menjadi rekor baru untuk IBL.Â
Eric Hancik membantu dengan 14 poin sedangkan ruki, David Frans mencetak 12 poin plus 6 rebound dari 6/7 tembakan. Ini catatan poin tertinggi Frans di musim perdananya. (DRMK)
Foto: IBL