Keberhasilan Nike menggaet Michael Jordan menjadi titik awal kebangkitan lini sepatu basket melalui Air Jordan. Air Jordan memiliki logo ikonik yang bernama Jumpman. Nike dan Jordan pernah mendapat tuntutan pelanggaran hak cipta atas logo Jumpman.

Logo Jumpman merupakan siluet Jordan yang sedang melompat memegang bola selayaknya hendak melakukan dunk. Logo itu kini menjadi ikon untuk merek Jordan Brand. Tidak hanya sepatu, tetapi juga merambah ke lini pakaian.

Dilansir melalui laman Sportskeeda, awalnya Jordan melakukan sesi pengambilan foto untuk Life Magazine pada 1984 di sebuah bukit berumput di University of North Carolina. Pengambilan foto untuk edisi spesial menjelang Olimpiade Los Angeles 1984.

Foto itu diambil oleh fotografer Jacobus Rentmeester. Dalam foto aslinya, Jordan mengenakan sepatu all-white New Balance yang diperkirakan adalah model New Balance 425 atau 480. Saat itu Jordan memang belum menandatangani kontrak dengan Nike.

Setelah Jordan dan Nike bekerja sama, Nike membeli foto Rentmeester itu sebesar AS$150 pada Agustus 1984. Nike mengubah foto tersebut dengan mengganti sepatu New Balance menjadi sepatu Nike, pakaian Jordan, serta mengganti latar belakang menjadi pemandangan Chicago.

Pada Maret 1985, Nike kembali membayar Rentmeester AS$15 ribu untuk izin mengubah foto itu dalam kurun waktu dua tahun. Tapi Rentmeester menilai Nike melanggar perjanjian awal dengan terus menggunakan gambar berhak cipta miliknya.

Nah, yang kemudian menjadi permasalahan adalah Rentmeester mengklaim bahwa ia yang memberi ide agar Jordan melakukan pose ikonik itu.

Rentmeester mengajukan gugatan di pengadilan Oregon pada Januari 2015. Ia menuntut Nike mencuri idenya untuk membuat logo Jumpman. Dalam tuntutannya Rentmeester hanya mengizinkan Nike menggunakan foto untuk untuk presentasi slide. Tidak untuk duplikasi lainnya.

“Mr. Rentmeester menciptakan pose itu terinspirasi dari teknik balet bernama grand jete, sebuah lompatan horizontal panjang dimana seorang penari melakukan split di udara. Pose tersebut, meski dibuat untuk memberi kesan bahwa Mr. Jordan sedang berproses melakukan dunk, tidak mencerminkan gaya lompat atau dunk alami Mr. Jordan,” bunyi gugatan itu.

Sayangnya, gugatan Rentmeester tidak berhasil. Pada Juni 2015 gugatannya ditolak. Ia kemudian mengajukan banding pada 2019. Upaya Rentmeester gagal. Bandingnya ditolak Mahkamah Agung.

Memang belum jelas kenapa Rentmeester baru mengajukan gugatan setelah tiga dekade kelahiran Air Jordan. Rentmeester sendiri baru mendaftarkan foto tersebut di US Patent and Trademark Office pada Desember 2014. (rag)

Foto: Jacobus Rentmeester, Sports Law

Komentar