IBL

Tiket FIBA World Cup 2023 resmi dijual sejak Maret lalu. Ketua Joint Management Committee (JMC) FIBA World Cup 2023 Cahyadi Wanda mengatakan penjualan tiket menunjukkan grafik yang terus meningkat.

“Penjualan tiket mengalami kenaikan signifikan saat pengumuman tim-tim yang bermain di Indonesia. Jujur Kanada, Prancis, dan Spanyol tim kuat. Ada Latvia dengan 3 pemain NBA. Itu membuat animo melonjak tinggi,” kata Cahyadi yang ditemui usai acara Revamp May Court di Lapangan Banteng, Jakarta pada Sabtu (20/5) itu.

Kepastian tim-tim itu bertanding di Indonesia setelah proses undian yang berlangsung pada 29 Mei lalu. Indonesia menjadi tuan rumah grup G (Spanyol, Iran, Pantai Gading, dan Brazil) dan grup H (Prancis, Kanada, Latvia, dan Lebanon).

Untuk saat ini masih ada tiga kategori tiket yang dijual yaitu follow my team, venue pass, dan weekend pass. Harga tiket termurah adalah Rp450 ribu dan termahal Rp23,6 juta. Pembelian tiket melalui laman resmi FIBA.

Adapun tiket venue pass sudah terjual habis. Ini merupakan tiket untuk 12 gim di fase grup  dan babak pertama di Indonesia Arena, Jakarta. Harganya mulai Rp8,1 juta hingga Rp26,6 juta.

Sedangkan untuk follow my team harganya mulai Rp1,1 juta hingga Rp9,9 juta. Untuk weekend pass dengan harga Rp450 ribu hingga Rp8,1 juta. Selain kategori itu masih ada tiket per gim tetapi masih belum dijual.

Dengan kepastian negara-negara yang bertanding di Indonesia, masyarakat mulai mengamankan tempat untuk menyaksikan pemain-pemain papan atas bertanding di Jakarta. “Ada kenaikan 300 persen dari sebelum undian ya. Baru dibuka untuk kategori paket. Belum dibuka secara luas. Pada Juni nanti ada tiket per gim yang dijual,” ujarnya.

Cahyadi memastikan tiket per gim nanti mendapat alokasi yang lebih besar dari pada tiket per paket. Sekitar 70 persen untuk penjualan tiket per gim. Dengan kapasitas venue mencapai 16 ribu penonton, Cahyadi optimis FIBA World Cup 2023 pada 25 Agustus-10 September itu akan meriah.

“Semoga bisa full house ya. Budaya kita kan membeli di last minute. Begitu pemain-pemainnya datang, mulai tuh panik membeli. Kalau sekarang panpel masih yakin. Memang secara penjualan naiknya bertahap,” imbuh Cahyadi. (rag)

Foto: FIBA

Komentar