IBL

Pau Gasol menutup karier 23 tahun basket profesionalnya pada Selasa, 5 Oktober 2021, waktu setempat. Melalui sebuah acara yang intim di sebuah gedung opera di Barcelona, tempat kelahirannya, Gasol memberi pengumuman tersebut.

Tak berselang lama setelah kepastian itu, muncul kabar bahwa Los Angeles Lakers, salah satu tim yang pernah Pau bela di NBA akan mempensiunkan nomor punggung 16 miliknya. Meski belum ada pengumuman resmi, CEO Lakers, Jeanie Buss, sudah memastikan hal ini di akun media sosial pribadinya.

Sudah layakkah seorang Pau sejajar dengan sederet legenda yang dipensiunkan nomornya? Jawabannya dari kami adalah ya, layak. Meski memang "hanya" meraih dua gelar juara, dampak Pau di Lakers lebih dari itu. Pau bahkan bisa dibilang menjaga tren positif Lakers menjadi tim yang dominan di Wilayah Barat.

Datang melalui pertukaran dari Memphis Grizzlies di tengah musim 2007-2008, Pau langsung menorehkan catatan apik dengan 22 kemenangan dari 27 gim. Sayangnya, di musim itu, Lakers kalah atas Boston Celtics dengan trio bintangnya di partai final. Sebuah kekalahan yang menyakitkan namun Celtics memang layak menang kala itu.

Dua musim setelahnya, Lakers kembali berhasil ke final bahkan menjadi juara juga di dua musim tersebut. Memang, tokoh utama di gelar itu adalah mendiang Kobe Bryant. Namun, semua bintang selalu butuh pendamping, sidekick, Robin untuk Batman, dan sosok itu adalah Pau.

Di era itu, basket belum dinamis seperti sekarang. Mayoritas pergerakan bola terjadi di dalam garis tripoin dan pola triangle ala Phil Jackson selalu membuat dua orang muncul sebagai sosok dominan. Michael Jordan dan Scottie Pippen, Shaquille O'Neal bersama Kobe, lalu Kobe dan Pau.

Pau menjalankan porsinya dengan baik. Ketangkasan yang ia punya pun membuatnya bisa mengancam di area bawah ring sampai area perimeter. Semakin ke sini pun, Pau menambah jarak tembaknya sampai tripoin. Sebuah paket yang tepat untuk mendampingi Kobe yang dominan membawa bola. 

Pau pun membuktikan peran pentingnya dengan hanya gagal sekali bersama Lakers untuk lolos ke playoff dalam tujuh musim. Sebuah contoh untuk membawa level "greatness" yang memang terus melekat di Lakers.

Bukan aksi-aksi yang fenomenal atau dominasi yang tiada henti, Pau harum namanya karena ia secara konsisten melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia setia menjadi sidekick Kobe dan mengambil tugas saat Kobe harus menepi. Ia konsisten menjalankan peran sebagai pemimpin untuk Lakers mempertahankan predikat mereka sebagai salah satu organisasi terbaik di liga. Atas hal ini, sudah sangat layak Pau mendapatkan namanya abadi di langit-langit Staples Center. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar