IBL

Terlepas dari kembali ditemukannya tambahan kasus positif virus korona di antara tim-tim peserta, NBA masih bertahan dengan rencana mereka untuk melanjutkan musim 2019-2020 di Orlando, Florida, Amerika Serikat, 30 Juli nanti. Sebanyak 22 tim dengan rincian 13 dari Wilayah Barat dan 9 dari Wilayah Timur siap memperebutkan 16 tempat di playoff.

Keputusan melanjutkan musim hanya dengan 22 tim telah disepakati bersama oleh seluruh jajaran NBA. Praktis hanya Portland Trail Blazers yang tak setuju dengan hal ini, tapi tetap harus mengikuti seluruh rangkaian karena kalah jumlah suara. Delapan tim yang tidak berangkat ke Orlando dipastikan musimnya telah berakhir sebelum wacana mereka juga ikut melanjutkan musim di gelembung yang berbeda di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.

Delapan tim yang tersingkir itu memang memiliki catatan rekor menang-kalah yang buruk. Akan tetapi, bukan berarti mereka tak memiliki pemain yang bagus dan berkembang di musim ini. Namun, sekali lagi, karena buruknya prestasi tim mereka, pemain-pemain yang berkembang ini seringnya terlewatkan oleh para pecinta NBA. Berikut adalah pemain-pemain yang memberikan kejutan dari tim-tim yang tersingkir tersebut.  

1.Malik Beasley (Minnesota Timberwolves)

Mari kita mulai dari Wilayah Barat. Minnesota Timberwolves yang penuh dengan pemain muda sudah memiliki bintang dalam diri Karl-Anthony Towns dan D’Angelo Russell. Keduanya tak bisa masuk hitungan terlewatkan karena sudah tampil di laga All Star. Maka, pemain yang layak masuk ke daftar ini dari Timberwolves adalah pemain yang mereka datangkan di masa pertukaran pemain Februari lalu dari Denver Nuggets, Malik Beasley.

Malik tampil cemerlang di 14 gim yang sudah ia lalui bersama Timberwolves. Bermain dengan rataan 33,1 menit, Malik menyumbang rataan 20,7 poin, 5,1 rebound, dan 1,9 asis per gim. Seluruh catatan statistik ini adalah yang tertinggi sepanjang kariernya. Malik tampak sangat memanfaatkan kepercayaan yang diberikan Ryan Saunders, Kepala Pelatih Timberwolves, yang selalu menempatkannya di barisan utama.

Di sisi lain, Malik juga mengalami peningkatan dalam akurasi tembakan. Catatan dari luar busur tripoint di angka 46 persen dari rata-rata 8,2 percobaan tembakan per gim juga menjadi yang tertinggi sepanjang kariernya. Secara keseluruhan, efektivitas tembakan Malik (eFG%) berada di angka 57 persen, yang juga tertinggi sepanjang kariernya. Kabar menariknya, Malik akan menjadi pemain bebas di jeda transfer nanti. Jadi, jangan terkejut jika ia akan mendapatkan kontrak besar atau merapat ke tim kuat nantinya.

2.Eric Paschall (Golden State Warriors)

Tanpa Klay Thompson, lalu silih berganti cedera mendera Stephen Curry, Draymon Green, hingga Kevon Looney, Golden State Warriors langsung terjun bebas menjadi penghuni dasar klasemen NBA secara keseluruhan usai tampil di lima partai final beruntun NBA. Sempat dikira akan menggantungkan peruntungan musim ini kepada D’Angelo Russell, Warriors lantas menukarnya di tengah musim untuk Andrew Wiggins. Pertukaran ini seolah menegaskan Warriors tak peduli lagi dengan kelanjutan musim ini dan fokus menyiapkan tim untuk musim depan.

Di tengah segala penurunan penampilan tersebut, nama Eric Paschall justru muncul dan tumbuh sebagai harapan. Ruki yang dipilih Warriors di urutan 41 ini bermain dalam 60 gim dengan 26 di antaranya menjadi pemain utama. Rataan menit bermainnnya mencapai 27,6 menit per gim yang ia translasi menjadi 14,0 poin, 4,6 rebound, dan 2,1 asis per gim.

Tubuhnya yang terhitung tidak cukup tinggi untuk mengisi posisi power forward tak membuatnya gentar. Ia berhasil memanfaatkan kekuatan fisiknya untuk menerobos ke area kunci. Efektivitas tembakan Eric bisa dibilang cukup dengan berada di angka 52,6 persen. Akan tetapi, mayoritas poinnya hanya datang dari area dua poin. Di area tripoint, Eric hanya memiliki akurasi 28 persen. Jika ia mampu mengembangkan tembakan jarak jauh, maka Eric benar-benar akan jadi senjata baru untuk Warriors musim depan.

3.Devonte’ Graham (Charlotte Hornets)

Memasukkan nama Devonte’ Graham di daftar ini sebenarnya cukup membuat saya berpikir berkali-kali. Pasalnya, meski tampil cukup mengejutkan musim ini, kejutan Devonte’ sudah sempat kami tulis satu bulan setelah musim ini berjalan, atau tepatnya 18 November 2019 lalu. Kala itu, di 13 gim pertama Hornets musim ini, Devonte’ yang hanya tiga kali jadi pemain utama justru jadi top skor tim.

Empat bulan berselang atau 50 gim berlalu sejak artikel tersebut, Devonte’ ternyata berhasil mempertahankan performanya. Catatan 18,2 poin, 7,5 asis, dan 1,0 steal per gim yang ia bukukan masih jadi yang tertinggi dari seluruh pemain Hornets. Bahkan lebih tinggi dari Terry Rozier yang datang ke Hornets di musim panas lalu dengan kontrak bernilai nyaris 20 kali lipat dari Devonte’.

Sebagai pemain pilihan ke-34 NBA Draft 2018, Devonte’ memang pasti tidak akan mendapat atensi tinggi dari publik. Namun, perkembangan yang ia tunjukkan hanya di dua musim pertamanya di NBA bisa membuat Hornets kini memiliki opsi lain dalam mengembangkan skuad mereka. Bersama Miles Bridges dan P.J. Washington, Hornets bisa menjadi ancaman baru jika terus berada di jalur yang tepat.

4.Zach LaVine (Chicago Bulls)

Jika Anda merasa Zach LaVine tidak layak terlewatkan, maka seharusnya ia sudah menjadi All Star. Ya, Zach layak masuk dalam daftar ini karena ia tak kunjung juga terpilih sebagai All Star, setidaknya sebagai pemain cadangan. Zach bisa dibilang seorang diri menjadi tumpuan utama Bulls untuk mencetak angka dalam dua musim terakhir.

Musim ini menjadi musim terbaik Zach untuk mencetak angka. Dalam 60 gim yang ia mainkan, pemain bernomor punggung delapan ini mencetak 25,5 poin, 4,8 rebound, 4,2 asis, dan 1,5 steal per gim. Catatan poin dan steal tersebut merupakan yang tertinggi dalam Bulls.

Rataan poin Zach ini juga jadi yang tertinggi sepanjang kariernya. Musim lalu, ia mengemas 23,7 poin per gim. Menariknya, menit bermain Zach musim lalu dan musim ini hanya meningkat 0,3 menit, dari  34,5 menit menjadi 34,8 menit per gim. Hal ini menunjukkan betapa tajamnya Zach dengan saat ia semakin lama di lapangan.

Zach berada di urutan ke-12 daftar top skor NBA musim ini. Namun, ia jadi pemain kelima yang memiliki rataan setidaknya 25 poin dengan menit bermain tidak sampai 35 menit. Empat pemain di atas Zach adalah mereka yang disebut-sebut sebagai calon MVP. Giannis Antetokounmpo (30,9 menit), Kawhi Leonard (32,2), Luka Doncic (33,3), dan Anthony Davis (34,3).

Seiring dengan perubahan manajemen di Bulls dan kemungkinan akan adanya pergantian kepala pelatih, rasanya Bulls sangat bisa memusatkan pembangunan skuad mereka kepada Zach. Nama-nama yang harus dipertahankan lainnya adalah Coby White, Lauri Markannen, Wendell Carter, dan Tomas Satoransky.

Foto: NBA

Komentar