IBL

Sebelumnya Penulis memohon maaf karena tidak mengetahui bahwa ternyata masih sangat banyak yang belum membaca buku “Basketball on Paper” karya Dean Oliver (2004), “Basketball Analytics” karya Stephen Shea (2013), dan “SprawlBall" karya Kirk Goldsberry (2019) di Indonesia, sehingga cukup banyak yang kurang atau bahkan tidak memahami maksud tersirat dari artikel Bola Haram: Mempertanyakan Kembali Fungsi Pemain Tinggi di Dalam Tim.”

Kami mengucapkan selamat bagi para pembaca yang sudah dapat menangkap maksudnya dan semoga mengubah cara pandang Anda dalam mengembangkan atlet yang sebaiknya berdasarkan pendekatan fundamental secara umum dan bukan berdasarkan pendekatan posisi.

Bagi para pelatih dan penggemar basket yang tidak mau semakin tertinggal (setidaknya sudah tertinggal 16 tahun di belakang Amerika Serikat apabila belum membaca “Basketball on Paper”), maka silakan memulai membaca buku-buku tersebut. Kurangnya wawasan Anda bukan masalah kami.

Pembahasan kita mulai dari jawaban atas pertanyaan:

Pertanyaan di atas sebenarnya adalah sebuah pertanyaan pancingan untuk mengetahui cara pandang Anda (sebagai pelatih) terhadap sekumpulan atlet yang berdiri di hadapan Anda dengan berbagai variasi ukuran tubuh. Semakin spesifik jawaban yang menghubungkan peran dengan ukuran tubuh (misalnya jawaban nomor 1), maka semakin sempit pandangan terhadap pengembangan para atlet dan semakin menyempitkan potensi dari para atlet.

Jawaban terbaik dari pertanyaan di atas haruslah berhubungan dengan faktor-faktor yang telah terbukti hubungannya dalam mendukung kemenangan atau kesuksesan sebuah tim berdasarkan hasil riset, yaitu yang berhubungan dengan empat faktor kemenangan (nomor 2 dan nomor 4).

Silakan lihat ilustrasi di bawah ini:

Jawaban dari pertanyaan di atas tergantung dari lokasi dan waktu. Mungkin saja ada hubunganya untuk di desa, kota, provinsi atau negara Anda. Tapi tidak ada hubungannya untuk di NBA periode 2010-19.

Ukuran tubuh hanya terbukti memiliki korelasi dengan faktor penurunan efektivitas tembakan lawan dan faktor rebound. Apabila periodenya dimundurkan satu atau dua dekade, maka dapat ditemukan hubungannya dengan peningkatan FT rate dan efektivitas tembakan. Artinya sistem permainan dan cara pengembangan atlet sudah berubah, seiring dengan perkembangan zaman.

Selingan fakta menarik:

 - Toronto Raptors yang menjadi juara NBA tahun 2019 adalah tim dengan rata-rata ukuran tubuh yang kedua paling rendah di NBA pada periode tersebut.

- Oklahoma City Thunder yang berada di posisi kedua dalam hal rebound pada periode 2018-19 padahal Thunder adalah tim dengan rata-rata ukuran tubuh yang ketiga paling rendah di NBA pada periode tersebut.

Fakta di atas menunjukkan bahwa tinggi badan tidak penting di NBA.

Sampai pada titik ini seharusnya Anda sudah memahami dengan jelas bahwa ukuran tubuh hanya berpengaruh di faktor rebound dan pertahanan. Tapi dua hal itu saja tidak cukup karena tidak berhubungan dengan faktor-faktor penting dengan persentase yang lebih besar dalam empat faktor kesuksesan, yaitu eFG (40 persen) dan TOV (25 persen).

Dengan demikian pertanyaannya adalah bukan lagi: “Anda (pelatih) butuh pemain dua meter untuk?” Melainkan: “Kalau ada pemain dua meter di tim Anda, apakah Anda (pelatih) bisa mengembangkan atlet tersebut sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas dengan nilai eFG% yang tinggi dan menurunkan TO% di tim?”

Berikut ini adalah pertanyaan menarik dalam bentuk cerita dan silakan coba dijawab:

 

Bersambung …

Foto: NBA

Komentar