IBL

Ada yang berbeda saat Satria Muda Pertamina Jakarta menjadi juara Piala Presiden Bola Basket 2019. Mereka tampil tanpa beberapa pemainnya di Sritex Arena, Solo, pada 20—24 November 2019. Namun, punya wajah-wajah baru yang menarik perhatian publik.

Wajah-wajah baru itu di antaranya adalah Bima Riski Ardiansyah dan Anak Agung Ngurah Wisnu Budidharma Saputra. Keduanya baru bergabung dengan Satria Muda pada jeda musim ini. Dalam waktu singkat, mereka membantu klub barunya naik ke podium tertinggi di turnamen pramusim.

Gelar juara Piala Presiden Bola Basket merupakan gelar juara kedua untuk Bima dan Wisnu pada 2019 ini. Sebab, sebelumnya, mereka sempat bermain untuk BTN CLS Knights Indonesia di ABL. Kebetulan klub lamanya itu keluar sebagai juara kompetisi se-Asia Tenggara, yang juga melibatkan beberapa klub dari luar wilayahnya. CLS Knights mengalahkan Singapore Slingers dengan kedudukan 3-2 di final.

“Senang, sih,” kata Bima soal gelar juara keduanya pada 2019 ini. “Bisa juara dengan Satria Muda di sini (Piala Presiden Bola Basket 2019) dan juara dengan CLS di ABL pada tahun yang sama. Itu seperti anugerah. Kita tahu seperti apa perjalanan CLS, tapi sekarang saya harus melanjutkan karier bersama Satria Muda. Kita juga tahu Satria muda itu klub yang seperti apa.”

Menurut Bima, Satria Muda adalah klub besar. Mereka memang punya banyak gelar juara. Ada 10 sejak liga zaman dahulu. Bima senang bisa bergabung dengan klub seperti itu. Ia bahkan menyasar gelar juara lainnya.

“Sudah sampai sini, saya ingin juara IBL musim depan. Dulu pernah juara sama CLS (IBL 2016), sekarang harus juara lagi sama tim baru,” jelas Bima.  

Sementara itu, bagi Wisnu, bergabung dengan Satria Muda setelah juara dengan CLS Knights adalah hal yang campur aduk. Di satu sisi, kariernya bersama tim asal Surabaya merupakan sesuatu yang bersejarah. Ia tidak mungkin melupakannya. Namun, di sisi lain, karena CLS Knights sudah tiada, ia mesti melanjutkan karier. Satria Muda dianggap sebagai pelabuhan baru yang menarik untuknya. Ini adalah saat hijrah yang tepat.

Wisnu sendiri belum lama datang ke Jakarta. Ia masih sangat baru bersama Satria Muda. Namun, Kepala Pelatih Milos Pejic memercayainya. Sang Pelatih memberi Wisnu kesempatan bermain di Piala Presiden Bola Basket.

“Mungkin itu hasil kerja keras saya,” ungkap Wisnu. “Saya memang jarang main ketika di CLS, tapi kami semua—yang jarang main itu—bekerja keras untuk selalu siap. Mungkin itu yang membuat saya bisa tampil di sini. Karena saya selalu siap bermain.”

Kendati demikian, Wisnu merasa permainannya belum maksimal, terutama karena ada istirahat beberapa bulan pascajuara ABL. Ia ingin menempa dirinya supaya bisa tampil lebih baik. Sama seperti Bima, Wisnu juga ingin mengantarkan Satria Muda menjadi juara.

Satria Muda sendiri menjadi juara Piala Presiden Bola Basket setelah mengalahkan Amartha Hangtuah. Mereka memetik hasil positif dengan total 3 menang 1 kalah. Satria Muda sempat tumbang di fase grup oleh klub debutan, Louvre Surabaya. Namun, bangkit dengan menyikat Pelita Jaya Basketball Club dan Hangtuah di semifinal dan final. (put)

Foto: Dika Kawengian

Komentar