IBL

ASEAN Basketball League (ABL) menggelar peluncuran dan perkenalan tim jelang musim baru 2019-2020, Kamis, 10 Oktober 2019. Untuk keempat kalinya secara beruntun, acara peluncuran musim baru ini digelar di Manila, Filipina.

Dalam peluncuran ini, Chief Operating Officer (COO) ABL, Jericho Ilagan, memperkenalkan deretan tim yang akan menjadi peserta di gelaran musim ke-10 ABL. The Fubon Braves adalah satu-satunya peserta baru. Namun, jumlah peserta ABL tetap bertahan di sepuluh peserta seiring keputusan mundur CLS Knights Indonesia.

Selain perkenalan tim dan peluncuran musim baru, ABL juga menggelar pemberian penghargaan kepada 10 pemain yang dianggap sebagai pemain terbaik ABL sejak liga ini pertama kali digelar (ABL All Time 10). Dari sepuluh nama tersebut, ada empat nama yang terhubung dengan Indonesia, baik secara tim nasional atau tim yang mereka bela. Empat nama tersebut adalah Jerrick Canada, Mario Wuysang, Steven Thomas, dan Wong Wei Long.

Jerrick Canada namanya melambung saat membela Indonesia Warriors. Pemain berkebangsaan Filipina ini terkenal sebagai garda yang cepat dan kuat saat bertahan. Ia menjadi bagian penting dari trio lapangan belakang (backcourt) Warriors saat menjadi juara ABL tahun 2012.

Satu lagi nama dari trio lapangan belakang Warriors yang masuk jajaran 10 pemain ABL terbaik sepanjang masa adalah legenda basket Indonesia, Mario Wuysang. Serupa dengan Canada, pemain yang akrab disapa Uncle Roe ini juga menjadi bagian dari gelar juara ABL 2012. Semusim sebelumnya, saat wakil Indonesia masih Satria Muda Britama, Wuysang bahkan mendapatkan gelar pemain lokal terbaik (MVP lokal).

Seiring absennya wakil Indonesia dari ABL, Wuysang pun juga tak lagi tampak. Ia baru kembali menginjakkan kaki di gelaran ABL pada musim 2017-2018 bersama CLS Knights Indonesia. Sayangnya, sihir Wuysang tak lagi terlihat di musim itu. CLS Knights hanya mampu meraih lima kemenangan sepanjang musim dan gagal lolos ke playoff.

Di musim lalu, musim 2018-2019, Wuysang membuat kejutan dengan keputusannya bergabung dengan Zhuhai Wolf Warriors (kini Macau Wolf Warriors) sebagai pemain asing. Namun sekali lagi, ketatnya persaingan di ABL membuat Warriors tak lama-lama menggunakan jasa Wuysang. Ia tercatat hanya bermain tiga kali sebelum akhirnya diganti oleh manajemen.

Indonesia Warriors 2012 tak hanya diwakili oleh Canada dan Wuysang. Duet garda ini memiliki satu tujuan untuk mengoper bola di bawah ring dalam diri Steven Thomas yang kukuh dan tangguh. Thomas tercatat bermain di lima musim ABL. Dua perjalanan terbiknya diraih bersama Warriors dan Hi-Tech Bangkok City pada 2014.

Di musim 2019-2020, Thomas kembali ke ABL berstatus sebagai pemain Macau Wolf Warriors. Berduet dengan garda CLS Knights Indonesia musim lalu, Douglas Herring Jr., keduanya diharapkan mampu mendongkrak performa Warriors yang musim lalu menghuni dasar klasemen dengan hanya meraih dua kemenangan.

Munculnya nama Wong Wei Long dalam daftar ini sebenarnya bukanlah kejutan. Sebelum membantu CLS Knights meraih gelar juara musim lalu, Wei Long sudah menjadi legenda ABL bersama Singapore Slingers. Selama tujuh musim membela Slingers, Dalam kurun waktu tersebut, ia mendapatkan gelar MVP lokal sebanyak dua kali (2014 dan 2016). Selain itu, Wei Long juga tercatat melaju ke final sebanyak dua kali, tahun 2016 dan 2017. Sayangnya, Wei Long dan Slingers gagal pulang dengan gelar juara.

Di musim 2017-2018, pemain yang akrab dengan nomor punggung lima ini memutuskan absen dari ABL dan basket profesional untuk membangun sekolah basketnya. Musim lalu, dengan aturan baru ABL, Wei Long bisa bermain untuk CLS Knights sebagai pemain lokal dan akhirnya meraih gelar juara.  

Dua nama pemain Filipina masuk dalam daftar ini, Bobby Ray Parks Jr. dan Leo Avenido. Keduanya tercatat pernah meraih gelar pemain lokal terbaik. Bobby meraihnya tiga kali berturut (2017 – 2019) sementara Leo meraihnya pada tahun 2012.

Satu-satunya perwakilan Thailand di daftar ini adalah Attaporn Lertamalaiporn. Serupa dengan beberapa nama di atas, Attaporn juga pernah meraih gelar pemain lokal terbaik. Bahkan, ia adalah pemain lokal terbaik pertama di liga saat meraihnya pada musim debut ABL bersama Thailand Tigers.

Tiga nama tersisa dalam daftar diisi barisan impor yang hingga kini masih aktif bermain. Chris Charles, Xavier Alexander, dan Marcus Elliott. Menariknya, ketiganya tercatat pernah atau sedang membela tim yang sama, Slingers. Tak sampai di situ, ketiganya juga sudah pernah dinobatkan sebagai pemain asing terbaik di liga. (DRMK)

Foto: Yoga Prakasita, Dika Kawengian

 

Komentar