IBL

NBA punya segala daya tarik sebagai liga bola basket tersohor sedunia. Namun, Mirza Teletovic justru punya pandangan lain. Ia menyebut kariernya di NBA membosankan. Presiden Federasi Bola Basket Bosnia sekaligus pensiunan NBA itu membandingkan kariernya di NBA dengan Eropa.

Teletovic memang sempat bermain bersama beberapa tim Eropa di EuroLeague dan ACB League di Spanyol. Ia mampu merengkuh berbagai prestasi di sana, tetapi tidak di NBA. Itulah mengapa ia menyebut NBA membosankan.

“Ketika saya pergi ke NBA, saya berpendapat bahwa itu sangat membosankan,” kata Teletovic dalam siaran radio Vitoria per Eurohoops.net. “Jika kita tidak bermain untuk Golden State atau Cleveland Cavaliers, yang mana berkompetisi untuk menjadi juara, mengapa saya harus ada di sana? Di Vitoria (bersama Saski Baskonia) kita selalu berkompetisi untuk sesuatu. Supercopa, Copa Del Rey, untuk masuk ke EuroLeague Final Four. Di Amerika Serikat, apa?”

Teletovic bermain di NBA bersama Brooklyn Nets selama tiga musim (2012—2015). Ia lalu pindah ke Phoenix Suns pada musim 2015-2016. Namun, kariernya tidak berlangsung lama di sana. Teletovic memutuskan pindah ke Milwaukee untuk membela Bucks.

Di Milwaukee, forwarda asal Bosnia itu menghabiskan waktu selama dua musim. Kariernya terantuk sehingga ia tidak mampu membawa timnya ke tempat yang lebih baik. Teletovic pun memutuskan pensiun pada 2018. Padahal usianya baru 33 tahun.

Selama kariernya di NBA, Teletovic bermain sebanyak 324 kali. Ia mencetak rata-rata 8,1 poin, 3,2 rebound, 0,8 asis, 0,3 steal, dan 0,3 blok. Persentase tembakan keseluruhannya mencapai 40,6 persen. Tripoin 37,1 persen. Tembakan gratis 75,5 persen. Efektivitas tembakan keseluruhan 52,4 persen. Sementara true shooting percentage 54,3 persen.

“Bagi saya, itu membosankan. Itu pengalaman yang bagus juga. Itu merupakan liga terbaik di dunia. Kita bisa bermain melawan pemain terbaik di dunia dan dilatih oleh para legenda. Namun, bagi saya, saya merasa lebih baik bermain di EuroLeague dan Spanyol,” tambah Teletovic.

Pemain berposisi forwarda itu memang cukup berprestasi di Eropa, khususnya Spanyol. Ia pernah menjuarai ACB League sebanyak dua kali (2008 dan 2010) dan Supercopa tiga kali (2006—2008). Ia juga sempat menyicipi EuroLeague bersama Saski Baskonia pada 2006—2012. Pengalaman itu membuatnya bahagia, sehingga menilai NBA membosankan.

Teletovic bahkan senang ketika melihat Nikola Mirotic, pemain NBA asal Spanyol, memutuskan kembali ke Eropa untuk bergabung dengan Barcelona. Forwarda keturunan Spanyol-Montenegro itu sengaja kembali untuk menyelamatkan kariernya. Padahal pamor Mirotic di NBA belum turun.

“Akan ada banyak pemain yang kembali,” ujar Teletovic. “Saya tidak mengerti bagaimana pemain muda memutuskan untuk pergi, karena kita tahu bawah di tiga tahun pertama kita akan diam di bangku cadangan atau di G League.”

Teletovic secara tidak langsung sebenarnya menyarankan pemain muda untuk tetap di Eropa. Ia menilai kompetisi di sana lebih keras. Teletovic bahkan menyebut soal Athena. Ketika para pemain tampil di sana, akan ada sekitar 250 polisi mengamankan mereka. (put)

Foto: NBA

Komentar