IBL

NBA 2018-2019 benar-benar menarik bagi Los Angeles Clippers. Mereka bermain tanpa All-Star, tetapi masih bisa lolos ke playoff. Clippers finis di peringkat delapan dengan rekor 48-34. Sayangnya, mereka tumbang di putaran pertama oleh Golden State Warriors.

Perjalanan Cliipers musim lalu tidak lepas dari peran dua orang dari bangku cadangan. Lou Williams dan Montrezl Harrell berkontribusi besar mengangkat timnya di Wilayah Barat. Keduanya menjadi mesin poin meski hampir selalu tampil sebagai pemain pengganti.

Dengan penampilannya semusim itu, Williams dan Harrell sama-sama masuk ke dalam daftar calon pemain cadangan terbaik. Mereka masuk ke sana bersama Domantas Sabonis dari Indiana Pacers. Ketiganya kini bersaing untuk memperebutkan gelar pemain cadangan terbaik 2018-2019.

Lou Williams

Williams bukanlah nama baru dalam daftar pemain cadangan terbaik. Ia sudah menyabet gelar itu dua kali pada 2015 dan 2018. Sejauh ini hanya ada empat pemain, termasuk Williams, yang pernah menyabet gelar itu dua kali. Jamal Crawford malah mendapat anugerah itu tiga kali. Ia memegang rekor pemenang gelar pemain cadangan terbaik terbanyak di NBA.

Seandainya Williams memenangkan penghargaan tahun ini, berarti ia akan menyamai rekor Crawford. Itu merupakan anugerah yang bagus untuk menghiasi kariernya. Williams akan dikenal sebagai pemain cadangan terbaik selamanya, di samping Crawford yang juga tidak kalah legendaris.

Williams musim ini memang terbukti mengesankan. Ia tampil dalam 75 pertandingan dengan hanya sekali menjadi starter. Namun, ia tetap bisa menjadi pencetak skor dan asis terbanyak di timnya. Williams mencetak rata-rata 20 poin dan 5,4 asis dengan menit bermain 26,6 menit.

Williams juga memiliki persentase yang cukup baik pada 2018-2019. Ia memasukkan sekitar 42,5 persen tembakan keseluruhannya. Efektivitas tembakan keseluruhan menyentuh angka 47,1 persen. True shooting percentage 55,4 persen. Ia termasuk seorang pencetak angka produktif dengan persentase yang baik.

Montrezl Harrell

Keputusan Harrell untuk kembali Los Angeles musim panas lalu berbuah manis. Ia mendapat kesempatan yang cukup untuk membuktikan dirinya pada 2018-2019. Harrell menjadi senjata penting Clippers dari bangku cadangan bersama Williams

Penampilam impresif Harrell sebenarnya membuat saya heran. Saya heran mengapa ia tidak masuk ke dalam daftar calon pemain paling berkembang. Saya merasa Harrell lebih banyak berkembang daripada De’Aaron Fox.

Harrell mencetak 16,6 poin, 6,5 rebound, 2 asis, dan 1,3 blok dalam 82 pertandingan dengan hanya 5 kali menjadi starter. Menit bermainnya saat itu mencapai 26,3 menit. Sementara Fox mencetak 17,3 poin, 3,8 rebound, dan 7,3 asis dalam 81 pertandingan (semua starter) dengan menit bermain 31,4 menit.

Harrell memang masih kalah dalam hal poin dan asis, tetapi ia menang rebound. Menit bermainnya pun tidak lebih banyak dari Fox. Asumsinya, seandainya ia tampil dengan lebih banyak menit bermain, mungkin, Harrell bisa mencetak setidaknya lebih banyak poin dari Fox.

Dalam perspektif statistik per 36 menit, Harrell bahkan sudah melakukan itu. Ia mencetak lebih banyak poin dengan rata-rata 22,7 poin, sementara Fox hanya 19,8. Jika dibedah melalui statistik yang lebih detail dengan perspektif per 100 penguasaan (possession), maka rata-rata Harrell lebih tinggi lagi.

Harrell juga berhasil menjadi tumpuan penting Clippers selama semusim ini. Ia memimpin perolehan rata-rata rebound, blok, dan persentase tembakan keseluruhan di timnya. Ia juga cukup produktif dalam mencetak poin, sehingga menjadi pemain penghasil poin ketiga terbanyak di timnya, setelah Williams dan Danilo Gallinari.

Perkembangan Harrell jelas menjadi salah satu alasan Clippers bisa menembus playoff. Forwarda berusia 25 tahun itu bahkan memiliki persentase tembakan yang bagus. Ia memasukkan 61,5 persen tembakan keseluruhannya, dengan efektivitas tembakan keseluruhan mencapai 61,7 persen dan true shooting percentage 63,6 persen. Statistik itu menunjukkan bahwa Clippers benar-benar memiliki senjata tajam dari bangku cadangan.    

Domantas Sabonis

Sabonis merupakan pemain penting Pacers kala Victor Oladipo (cedera lutut) absen pada 2018-2019. Sabonis tampil dalam 74 pertandingan dengan menjadi starter 5 kali. Ia mencetak rata-rata 14,1 poin, 9,3 rebound, dan 2,9 asis.

Pemain berkebangsaan Lithuania itu memasukkan 59 persen tembakan keseluruhannya, dengan efektivitas tembakan keseluruhan mencapai 59,6 persen dan true shooting percentage 63 persen. Persentase itu jelas lebih baik dari Williams, tetapi tidak lebih baik dari Harrell.

Dengan uraian di atas, Sabonis masuk ke jajaran tiga besar dalam setidaknya empat kategori statistik di Pacers. Sabonis memimpin perolehan rebound, persentase tembakan keseluruhan, dan persentase tripoin. Ia juga berada di urutan ketiga dalam hal poin setelah Oladipo dan Bojan Bogdanovic. Bagi saya, itu sudah cukup menunjukkan seberapa pentingnya Sabonis di Pacers.

Prediksi

Williams, Harrell, dan Sabonis memang bagus untuk timnya masing-masing. Namun, jika dilihat dari statistiknya, duel pemain cadangan terbaik berujung sebagai duel antara rekan setim. Sabonis belum cukup kuat untuk bersaing dengan keduanya.

Williams dan Harrell sebenarnya sama baiknya di mata saya. Namun, NBA hanya punya satu pemenang pada akhirnya. Williams kemungkinan besar akan meraih gelar itu lagi. Harrell bahkan menyadari itu sejak pengumuman calon peraih gelar pemain cadangan terbaik. Ia memberi selamat kepada Williams jauh sebelum NBA mengumumkan pemenangnya.

Kendati demikian, saya justru memilik pandangan lain. Saya berpikir Harrell pantas mendapatkan gelar itu. Sebab, ia tampil lebih banyak dari Williams dengan menit bermain yang lebih sedikit. Harrell produktif di kedua sisi lapangan, baik ketika menyerang maupun bertahan. Ia juga mampu mengisi berbagai posisi seperti forwarda dan senter yang membuat rotasi menjadi lebih leluasa.  

Perkembangan Harrell musim ini pada dasarnya menjadi alasan saya memilihnya sebagai pemenang. Sebab, seandainya ia tidak seperti itu, saya tidak tahu apakah Clippers bisa bersaing atau tidak. Konsistensinya dalam 82 pertandingan membuat Clippers mampu bertahan di tengah ganasnya persaingan Wilayah Barat.

Foto: NBA

Komentar