IBL

BTN CLS Knights Indonesia akan melawat ke Singapura untuk menunaikan pertandingan terakhir. Jika CLS Knights bisa mengalahkan Singapore Slingers, mereka akan menjadi juara ABL 2018-2019. CLS Knights hanya berjarak satu kemenangan dari podium juara tertinggi.

Selama empat pertandingan final, CLS Knights dan Slingers berbagi rekor 2-2. CLS Knights menang di pertandingan pertama dan keempat. Slingers menang di pertandingan kedua dan ketiga.

Belakangan tensi semakin tinggi. Pertandingan semakin panas. Dua pertandingan terakhir di GOR Kertajaya Surabaya membuktikan itu.

Kedua tim akan bertemu untuk terakhir kalinya musim ini pada Rabu, 15 Mei 2019. Sebelum itu, Mainbasket melihat kembali rekor individu dari susunan lima utama CLS Knights dan Slingers. Setiap individu punya rekor berbeda.

Lima Utama CLS Knights 

Maxie Esho

Maxie Esho merupakan mesin poin CLS Knights. Ia pemain terbaik mereka. Tidak jarang para pendukungnya meneriakkan kata “MVP” untuk memanggil Esho dari ruang ganti. Ia bahkan tidak pernah absen membela CLS Knights sampai ke final.

Esho tampil sebanyak 36 kali sejak awal musim, termasuk 4 pertandingan final. Ia mencetak rata-rata 22,3 poin per pertandingan—tertinggi di timnya.

Akurasi tembakannya mencapai 48 persen dengan rata-rata 17,1 percobaan. Tembakan masuknya sekitar 8,1 per pertandingan.

Esho mendapat kesempatan tembakan gratis rata-rata 4,9 kali. Ia memasukkan 3,4 per pertandingan. Itu sekitar 70 persen.

Ketika bergulat dengan bola-bola pantul, Esho meraih bola sebanyak 9,2 kali. Ia peraih bola-bola pantul nomor dua di timnya. Ia juga mampu mencuri 1,7 bola meski hanya sempat mengeblok 0,7 bola per pertandingan.  

Soal asis, Esho juga nomor dua di timnya. Ia mengoleksi 2,6 asis per pertandingan. Namun, jumlah kesalahan berbuah serangan baliknya (turnover) mencapai 2,5.

Brandon Jawato

Brandon Jawato merupakan pemain penting di CLS Knights. Ia seringkali menjadi pahlawan di saat-saat genting. Entah dengan serangan menusuk maupun tembakan-tembakan tiga angka. Tembakan-tembakan pentingnya di belakang garis busur membuat Slingers kewalahan di pertandingan keempat.

Jawato tampil di 35 pertandingan sejak kemunculan perdananya di 2018-2019. Selama itu, Jawato mencetak 13,1 poin. Ia mendapat kesempatan menembak rata-rata 10,4 dengan tembakan masuk mencapai 4,5 (44 persen).

Kesempatan tembakan gratisnya 2,7 dengan rata-rata masuk 1,9. Itu artinya, Jawato mampu memasukkan 73 persen tembakan gratisnya per pertandingan.

Sebagai forwarda, Jawato juga tidak jarang meraih bola-bola pantul dan steal. Ia meraih sekitar 4,3 rebound per pertandingan. Namun, jumlah itu masih kalah dari tiga peraih bola pantul terbaik CLS Knights: Watkins, Esho, Herring. Jawato mengoleksi satu steal per pertandingan.

Selain itu, Jawato juga mampu mengirim 2,5 asis per pertandingan. Ia menjadi pengoper bola nomor empat di timnya.

Jawato melakukan 1,5 turnover per pertandingan. Rata-rata turnover-nya paling sedikit di antara empat pemain utama lainnya.

Darryl Watkins

Darryl Watkins menunjukkan performa hebatnya di pertandingan keempat final ABL. Ia mencetak dobel-dobel 28 poin dan 16 rebound. Watkins merupakan lawan kuat senter Slingers John Fields.

Watkins bermain di 28 pertandingan bersama CLS Knights. Ia tidak bersama tim ketika memulai musim. Watkins baru muncul setelah CLS Knights mengganti Stephen Hurt dengannya.      

Selama tampil bersama CLS Knights, Watkins mencetak rata-rata dobel-dobel 13,7 poin dan 10,5 rebound.

Selain itu, Watkins juga mampu mengirim asis kepada teman-temannya. Ia mengoleksi 2,1 asis per pertandingan. Rata-rata asisnya tidak jauh dari Jawato yang notabene nomor empat di tim.

Ketika bertahan, Watkins mencuri 1,3 bola per pertandingan. Ia monster di bawah ring dengan 1,3 blok per pertandingan—tertinggi di timnya.

Douglas Herring

Sama seperti Watkins, Douglas Herring juga baru muncul ketika CLS Knights mengganti Montay Brandon dengannya. Herring bermain sebanyak 28 kali tanpa pernah absen sejak kemunculan perdananya musim ini.

Selama itu, Herring mencetak 17,4 poin. Ia mendapat kesempatan menembak sebanyak 14,5 dengan rata-rata masuk 6,3 (44 persen). Tembakan gratisnya mencapai 75 persen.

Sebagai garda, Herring rupanya pandai merebut bola-bola pantul juga. Ia membukukan 5,6 rebound per pertandingan. Itu membuatnya bertengger di peringkat tiga dalam daftar peraih rebound tertinggi di timnya.

Kendati begitu, kemampuan utama Herring adalah memimpin permainan. Ia memiliki kemampuan untuk mengatur serangan-serangan CLS Knights. Herring bahkan menjadi pencetak asis terbanyak di timnya dengan 7,6 asis per pertandingan.

Ketika bertahan, Herring mampu mencuri 2,4 steal. Ia terkenal sebagai garda yang pandai bertahan sejak pertama kali tampil bersama CLS Knights. Herring menjadi angin segar karena tim asal Surabaya itu kini memiliki sosok pengatur serangan yang pas. Ia berguna di kedua sisi, menyerang dan bertahan.

Wong Wei Long

Wong Wei Long memiliki tubuh yang kecil. Tingginya sekitar 175 sentimeter. Namun, ia lincah dan seorang penembak jitu yang andal. Wei Long merupakan pencetak tripoin ABL terbanyak sepanjang masa. Ia menyandang julukan Long-ranger dan Singapore Assasin.

Wei Long sudah bermain bersama CLS Knights sejak awal musim. Ia tampil sebanyak 34 kali. Sejauh ini, ia hanya absen dua kali.

Selama itu, ia mencetak 9,7 poin per pertandingan. Akurasi tembakannya mencapai 42 persen. Tripoin 43 persen. Tembakan gratis 76 persen. Sayangnya, angka-angka itu tidak muncul ketika menghadapi klub lamanya, Slingers. Wei Long selalu tampil di bawah performa ketika menghadapi tim Singapura itu. Begitu pun ketika final. Di pertandingan keempat, misalnya, Wei Long hanya mencetak satu poin. Itu pun dari tembakan gratis.

Kendati begitu, selama satu musim ini, Wei Long telah berusaha untuk membantu CLS Knights melangkah lebih jauh. Wei Long bahkan mampu bergantian menjadi pembawa bola bersama Herring. Ia mengoleksi 2,5 asis dan 2,6 rebound per pertandingan.

Foto: Achmad Rohman Ramadhan

Komentar