IBL

Partai final ASEAN Basketball League (ABL) 2018-2019 yang mempertemukan Singapore Slingers melawan BTN CLS Knights Indonesia akan digelar Jumat, 3 Mei 2019. Slingers yang finis di peringkat tiga klasemen akhir musim reguler mendapatkan keuntungan laga kandang dalam babak final yang digelar dengan format lima gim ini (best of five).

Sepanjang musim reguler, kedua tim bertemu empat kali dengan saling berbagi kemenangan. Tak hanya berbagi kemenangan, keduanya bahkan saling mencuri kemenangan di kandang lawan. Secara permainan pun kedua tim dibilang cukup berimbang. Kekalahan terbesar yang diderita CLS Knights atas Slingers berselisih 19 poin sementara kekalahan Slingers terbesar atas CLS Knights berselisih 15 poin.

Sejarah tidak cukup berpihak kepada Slingers, terutama berkaitan dengan penampilan mereka di partai final. Ya, ini adalah final ketiga Slingers dalam empat musim terakhir. Dan dari dua perjalanan sebelunya, Slingers tak sekalipun pulang dengan trofi juara. Slingers takluk atas Westports Malaysia Dragons di musim 2015-2016 dalam lima gim. Satu musim setelahnya, mereka harus menyerah atas Hong Kong Eastern dalam empat gim.

Namun, ada satu fakta yang kurang menyenangkan untuk CLS Knights tentang sejarah kelam Slingers tersebut. Dalam dua final tersebut, Slingers tak sekalipun menjadi pihak dengan keuntungan laga kandang. Ini adalah keuntungan laga kandang pertama Slingers di partai final.

Di sisi sebaliknya, CLS Knights justru tak cukup nyaman bermain di kandang lawan. Tim asuhan Brian Rowsom ini total mengemas 15 kemenangan dan menderita 11 kekalahan selama musim reguler. Menariknya, dari 11 kekalahan tersebut, delapan di antaranya terjadi di kandang lawan. Sementara saat bermain di kandang, CLS Knights berhasil meraih 10 kemenangan dari total 15 kemenangan mereka di musim reguler.

Catatan “homesick” tersebut bahkan berlanjut di babak playoff. Di putaran pertama melawan Saigon Heat, CLS Knights juga menderita satu kekalahan yang mereka alami di kandang Heat. Hal tersebut berlanjut ke partai semifinal di mana CLS Knights kembali takluk di kandang Mono Vampire Thailand. Di sisi lain, CLS Knights lantas tak bisa jemawa begitu saja karena Slingers adalah pemberi satu dari tiga kekalahan kandang tersebut.

Selain dua hal yang lebih banyak berhubungan dengan mentalitas di atas, CLS Knights juga harus benar-benar menjaga penguasaan bola. Turnover adalah pekerjaan besar CLS Knights yang tak kunjung membaik. Saya melihatnya, mungkin ini adalah bagian dari risiko permainan cepat run n gun CLS Knights. Tetapi, berhadapan dengan Slingers, hal tersebut harus ditekan.

Wong Wei Long juga akan menjadi pekerjaan rumah terbaru Brian Rowsom. Dalam empat pertemuan, Wei Long praktis hanya tampil “normal” di gim perdana, 20 Januari 2019. Sisanya, Wei Long seolah tak menjadi dirinya sendiri.

Di gim pertama tersebut, Wei Long mengemas 18 poin dari 7/11 tembakan. Sementara di tiga gim lainnya, pemain bernomor punggung lima ini total mengemas 5 poin dari 0/11 tembakan. Anda membacanya dengan sangat tepat, Wei Long tak memasukkan satupun tembakannya di tiga gim terakhir melawan Slingers. Lima poin kombinasi di tiga gim tersebut datang dari tembakan gratis.

Wei Long memang memiliki ikatan sangat kuat dengan Slingers. Selain fakta bahwa ia adalah warga negara Singapura, Wei Long juga mengabdi untuk Slingers selama tujuh tahun. Bahkan, di dua penampilan Slingers di final tersbut, Wei Long juga menjadi salah satu pilar tim yang identik dengan warna merah tersebut.

Untuk masalah adjustment strategi dan pemain di lapangan, siapa yang harus dijaga, saya rasa Anda semua bisa sangat percaya dengan tim pelatih CLS Knights yang dihuni duet Koko Heru Setyo Nugroho dan Ricky Tauri. Keduanya saya yakin cukup tahu siapa-siapa saja yang harus mereka waspadai dari kubu Slingers.

Kini, waktunya seluruh pecinta basket Indonesia menyumbangkan doa untuk BTN CLS Knights Indonesia, wakil dari Indonesia di ABL. Berdoa untuk setidaknya CLS Knights mampu mencuri kemenangan di OCBC Arena yang akan menjadi bekal berharga untuk memainkan atau bahkan berpesta di Surabaya. Selamat berjuang CLS Knights! Indonesia di belakangmu!

Foto; Yoga Prakasita

 

 

Komentar