IBL

Laman gaya hidup GQ dan Highsnobiety sempat menyebut penyanyi John Mayer sebagai rocker termodis. Ia kerap memakai bermacam baju dan sneaker untuk menunjang penampilannya baik untuk di atas panggung dan kasual. Salah satu yang paling sering ia pakai adalah Visvim, merek buatan tangan milik desainer Jepang Hiroki Nakamura.

Dalam program interaktif First We Feast yang dipandu Sean Evans, Mayer bercerita tentang sepatu-sepatu yang ia pakai. Video yang diunggah pada 3 Mei 2018 ini menampilkan obrolan Sean dan Mayer mengenai gaya hidup sembari menyantap kudapan yang disediakan. “Saya punya kecintaan pada Air Jordan 5 ‘Grape’. Padanan warnanya terbaik,” katanya

Selain Jordan, mantan pasangan Katy Perry juga beberapa kali memakai Nike. Ia sempat memodifikasi Air Max 90 lewat situs NikeiD untuk siluet Nike Air Mayer dan Air Max 90 “Pickle Rick” yang dibuat hanya beberapa belas pasang. Baru-baru ini, Jerry Lorenzo memberinya Nike Air Fear of God yang digunakan John Mayer untuk manggung serta bergaya. Desainer Errolson Hugh juga memberinya Acronym x Nike Air Presto sebagai pendukung gaya taktikal Sang penyanyi.

Hiroki Nakamura, pendiri Visvim.

Meski demikian, John Mayer punya koleksi sepatu dan lini busana dari Jepang jauh lebih banyak dari sepatu bersol karet Amerika Serikat di lemarinya. Justru merek Visvim adalah yang terbanyak. Merek asal Jepang lain yang kerap jadi pilihannya adalah Maharishi, Kapital, Neighborhood, Wabanaki, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, dari sisi penampilan, Mayer lebih dikenal sebagai penikmat kultur fesyen Jepang.

John Mayer bukan ditunjuk sebagai duta. Dalam hal ini, ia benar-benar sebagai seorang kolektor hingga dapat bertemu langsung dengan pemilik Visvim, Hiroki Nakamura.

Nakamura mendirikan Visvim pada 2001 di Ura-Harajuku, Jepang. Area ini merupakan sentra belanja yang terkenal di Negeri Sakura. Banyak merek busana dan sneaker bermunculan dari distrik tersebut. A Bathing Ape (BAPE), Fragment Design, hingga Porter adalah contoh lain merek yang berakar di Ura-Harajuku.

Dari segi desain, Visvim memadukan seni menjahit tradisional Jepang dengan budaya tradisional Alaska dan Navajo. Nakamura kemudian belajar mengenai budaya menonton paus, kemping, hingga olahraga snowboard. Unsur baju suku Indian di Alaska juga menarik perhatiannya. Inspirasinya juga hadir dari suku Sami yang berasal dari Finlandia. Gabungan tiga unsur beda budaya itulah yang jadi visi Visvim dalam membuat koleksi busana dan sneaker.

John Mayer berpose memakai luaran dari Visvim bersepatu Visvim Grizzly.

Pascasekolah, Nakamura memilih bekerja ke gerai Burton Snowboards. Delapan tahun bekerja di sana membuatnya kenyang akan ilmu mengatur distribusi jual beli serta produksi busana. Sembari bekerja, pria 43 tahun itu belajar mengenai tiga budaya berbeda yang kemudian jadi arah perumusan gaya busana Visvim.

Business of Fashion pernah menyebutnya sebagai 100 desainer paling berpengaruh di dunia di abad 21. Hiroki Nakamura membangun mereknya dengan prinsip teguh. Di setiap wawancara yang dihadiri, ia selalu menegaskan bahwa produk Visvim dibuat oleh pekerja berskill nomor wahid, awet, serta inovatif.

Beberapa hal penting yang jadi fokus adalah soal bahan juga teknik jahitan. Visvim membuat segala macam produk denga perpaduan bahan yang di luar dugaan. Selain itu, merek yang sudah mendunia ini punya standar yang sangat tinggi terhadap kualitas produknya. Alhasil, harga ribuan Dollar AS pun jadi resiko yang harus dihadapi para penikmatnya.

Dari beberapa sepatu yang diproduksi, Visvim FBT adalah siluet legendaris. Diperkenalkan sejak merek ini bermula, FBT jadi representasi perpaduan budaya tradisional Jepang dan Amerika Serikat. Basis desainnya adalah sepatu Chukka Boots yang acap dipakai kala musim dingin melanda Negeri Sakura. Pada bagian samping, Nakamura memberi aksen rumbai Moccasin terinspirasi dari baju Navajo suku Indian.

FBT adalah sneaker terlaris Visvim.

John Mayer pertama kali mengenal Visvim saat ia mengunjungi Jepang pada 2005. Sejak itu, penyanyi 41 tahun ini tidak berhenti membeli produk-produk yang menurutnya memenuhi kebutuhan berbusananya di atas panggung. Hypebeast, GQ, Nice Kicks, serta laman-laman fesyen dunia lain kerap memberitakan hubungan mesra antara keduanya yang berjalan terus hingga kini.

Media-media tersebut bahkan lebih menyebut Visvim sebagai sebuah karya seni. Komitmen Nakamura dalam menyajikan produk-produk buatan tangan dengan kualitas terbaik tidak terbantahkan. Setiap edisi dibuat dalam jumlah yang sangat terbatas dengan proses pembuatan yang terbilang lama juga mengagungkan detail-detail otentik. Dengan peminat yang kian mendunia, wajar bila kemudian harga setiap produk Visvim terbilang mahal.

Belum banyak penikmat Visvim di Indonesia. Penggemar karya Nakamura kebanyakan datang dari Inggris, sebagian Eropa, dan Amerika Serikat. Tak lupa juga John Mayer dan penggemar setianya yang datang dari seluruh dunia. Bagi Anda yang ingin tampil berbeda, maka menyimak bagaimana John Mayer memakai Visvim bisa jadi solusi. Ia menampilkan gaya berbusana yang cenderung taktis, avant-garde, sporti, dan terkadang terkesan apa adanya namun tetap modis.

Cara berpakaian John Mayer bisa jadi penyegar di tengah maraknya streetwear dan athleisure dewasa ini. Tren fesyen memang berputar. Bisa saja gaya semacam ini jadi yang populer selanjutnya. 

Selimut Visvim Yukatta.

John Mayer mengenakan sepatu Visvim Folk '73 lubang tujuh. 

Sepatu sandal Visvim Christo.

Foto: Hypebeast Artisanal Issue, Carlos Serrao untuk GQ, Sneaker Freaker

Komentar