IBL

Honda Developmental Basketball League (DBL) 2018 East Java Series North Region yang digelar di DBL Arena, Surabaya Jawa Timur, sudah memasuki babak 16 besar atau yang akrab disebut sweet sixteen. Memasuki babak playoff, setiap laga menjadi laga hidup dan mati bagi kedua sekolah yang bertanding. Yang menang akan melaju, yang kalah dipaksa tertunduk lesu.

Sabtu, 11 Agustus 2018, salah satu laga seru tersaji di kategori putra mempertemukan SMAN 5 Surabaya melawan SMA NSA Surabaya. Kejar-mengejar angka terus terjadi hingga satu menit akhir. Sayangnya, usaha tripoin dari pemain Smala (julukan SMAN 5 Surabaya) di detik akhir gagal menyamakan kedudukan. Smala harus rela takluk 41-44 dari NSA.

Seusai laga, Wahyu Budi Santoso, Kepala Pelatih NSA mengungkapkan kemenangan timnya kali ini akibat keberhasilan mereka menghentikan salah satu motor serangan Smala. Pemain yang dimaksud adalah Muhammad Rizqullah Ramadhani yang mengenakan nomor punggung satu. Pemuda yang akrab disapa Dhani tersebut nyaris mencetak tripel-dobel pada laga sebelumnya melawan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dengan torehan 9 poin, 8 rebound, dan 8 asis. Menyadari hal tersebut, Wahyu menugaskan pemainnya untuk menghentikan Dhani dan membuatnya hanya mencetak 2 poin, 4 rebound, dan 4 asis. Dhani bahkan hanya melepaskan tiga kali percobaan tembakan.

Usut punya usut, ternyata Dhani bukanlah sekadar pelajar dan pemain basket untuk sekolahnya. Pemuda yang baru berusia 17 tahun ini ternyata juga seorang atlet baseball. Bahkan, di cabang olahraga tersebut ia sudah pernah mengenakan seragam tim nasional Indonesia. Berposisi sebagai pitcher, ia tercatat beberapa kali mewakili timnas Indonesia di berbagai ajang internasional kelompok umur belasan tahun. Filipina, Jepang, Cina, Singapura, hingga Australia pernah ia datangi untuk berlaga dengan seragam Indonesia.

Seusai laga, Mainbasket berkesempatan berbincang dengan siswa kelas 12 ini. Mengenakan sepatu Nike Air Max 97 ditambah kemeja hijau gelapnya, pemain kidal ini menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.

Halo Dhani, apa kabar? Tadi merupakan pertandingan yang bagus, tetap semangat.

Halo kak, baik Alhamdulillah. Terima kasih, tapi cukup sedih juga karena ini menjadi kali terakhir bermain di DBL.

Semangat Dhani, langsung saja ya, bisa cerita sedikit tentang perkenalan dengan baseball?

Siap kak, perkenalan saya dimulai dari ayah. Ayah mantan pemain baseball dan pemilik salah satu klub baseball di Surabaya. Waktu kelas 1 SD, saya di ajak untuk melihat-lihat latihan baseball yang diikuti ayah. Tapi saya tidak langsung tertarik, saya sempat bermain bulu tangkis hingga sepak bola, namun tak ada yang benar-benar kena di hati. Akhirnya ayah mengajak untuk lebih serius di baseball.

Kalau perkenalan dengan basket mulai kapan?

Basket saya mulai saat di bangku SMP. Di sekolah saya, tidak ada kegiatan baseball, maka saya mencoba mencari kegiatan lain. Bola voli, sepak bola, futsal saya coba namun rasanya masih mengganjal. Akhirnya mencoba basket  dan keterusan.

Sekarang sudah bisa dibilang “cinta” dengan basket sama seperti baseball?

Bisa dibilang begitu. Ini juga berkat ayah, ayah pernah bilang kalau saya memang suka main basket, saya harus serius menekuninya, tidak boleh setengah-setengah. Tapi tidak lupa beliau menyelipkan pesan untuk tidak melupakan baseball.

Dhani sudah membela timnas Indonesia di baseball, punya keinginan membela timnas di basket?

Ya kalau ingin sih pasti kak, tapi sejauh ini jujur saya lebih fokus ke baseball. Saya ingin membela timnas senior baseball, kalau bisa bermain di gelaran-gelaran seperti SEA Games hingga Asian Games. Beberapa waktu yang lalu, saya sudah mengikuti seleksi timnas baseball untuk berlaga di Asian Games. Sayangnya, saya gagal terpilih lantaran usia yang terlalu muda. Usia minimal berlaga di Asian Games adalah 19 tahun.

Tahun ini Dhani lulus SMA dan akan masuk ke perguruan tinggi, masih ingin lanjut bermain basket di level kampus?

Masih, kalau memungkinkan saya tentu ingin merasakan atmosfer turnamen dan liga antar kampus. Jujur saya sudah bisa dibilang cinta dengan basket.

Misalnya ada momen yang membuat jadwal kedua pertandingan di dua cabor tersebut bentrok, Dhani pilih yang mana?

Pertanyaan yang sulit, tapi tergantung prioritas laga sih kak. Semisal nanti saya berlaga di level kampus dan timnas baseball memanggil, jelas saya utamakan timnas baseball. Membela Indonesia selalu menjadi hal yang membanggakan dan tak ingin saya lewatkan.

Foto: Instagram,@rraammaadhani, dokumentasi DBL

Komentar