IBL

Tembakan bebas dari pemain terbaik (MVP) IBL 2017-2018 Xaverius Prawiro di satu detik menjelang laga usai di masa perpanjangan waktu (over time, 67-67) memastikan langkah Pelita Jaya Basketball Club ke final IBL 2017-2018. Di laga ketiga atau laga penentuan semifinal IBL 2017-2018 yang berlangsung hari Minggu, 8 April di C-Tra Arena Bandung, Pelita Jaya mengempaskan harapan Stapac Jakarta dengan kemenangan tipis, 77-76 (2-1). 

Dua poin Xaverius di detik-detik akhir menggenapi total 15 poin yang ia kumpulkan sepanjang laga. Yus, panggilan Xaverius, juga mengirim enam asis yang merupakan asis terbanyak dari para pemain Pelita Jaya. Poin tertinggi dikumpulkan oleh Wayne Bradford yang mencetak 19 poin, 11 rebound dan 4 asis.

Senter Pelita Jaya C.J. Giles yang harus keluar di kuarter keempat karena akumulasi lima kali pelanggaran personal sudah mencetak 17 poin dan 29 rebound. Satu pemain lain yang mencetak poin dengan digit ganda adalah Amin Prihantono. Amin memasukkan total 13 angka.

“Saya kasih pujian kepada semua pemain saya. Di saat Adhi Pratama foul out, C.J. Giles juga foul out, mereka bisa tetap bermain sebagai satu tim. Saya juga terima kasih kepada pemain-pemain senior yang bisa menjadi pemimpin bagi teman-temannya. Ada Amin, Yus dan Komink (Ponsianus Nyoman Indrawan),” jelas Kepala Pelatih Pelita Jaya Johanis Winar beberapa saat setelah memastikan kemenangan.

Stapac yang selalu memimpin hampir di sepanjang pertandingan bermain kompak. Garda pertama sekaligus kapten, Dominique Williams mengumpulkan 25 poin, 3 rebound, 3 asis dan 4 steal. Dom Williams juga harus meninggalkan lapangan karena sudah melakukan pelanggaran personal kelima di babak perpanjangan waktu. Senter Stapac Kore White mencetak 22 poin dan 9 rebound.

(Baca juga: Kore White Terkena Sanksi Denda 100 Juta Rupiah dari IBL)

Sistem pertahanan ketat langsung ditontonkan Stapac sejak kuarter pertama. Inisiator serangan Pelita Jaya Wayne Bradford kesulitan mendapat bola karena terus ditempel oleh Fandi Andika Ramadhani. Situasi ini membuat Pelita Jaya membuat tiga kesalahan (turn over) berturut-turut di satu menit menjelang kuarter pertama selesai. Stapac unggul, 19-15. Garda muda Abraham Damar Grahita sudah berhasil mencetak 7 poin.

Pelita Jaya memberi perlawanan sengit di kuarter kedua. Walau berhasil mendekat bahkan sempat menyamakan kedudukan, Pelita Jaya belum mampu melampaui raihan poin Stapac.

Tembakan tiga angka dari Andrie Ekayana di sisa 57 detik kuarter kedua membawa laga ke kedudukan 29 sama. Kecerobohan pertahanan Pelita Jaya harus dibayar mahal. Dalam sisa waktu kurang dari satu menit, Stapac masih bisa menambah enam angka. Salah satunya karena Abraham dilanggar oleh Adhi Pratama saat melepaskan tembakan tripoin. Tiga tembakan gratis Abraham menghasilkan angka. Stapac mempertahankan keunggulan dengan selisih enam angka, 35-29. Abraham sudah mencetak 15 angka dan terbanyak di antara para pemain Stapac lainnya.

Momentum kebangkitan Pelita Jaya terjadi di kuarter ketiga. Wayne yang hanya mencetak dua angka hingga kuarter kedua, berhasil menambah delapan angka lagi. Pemain senior Amin Prihantono juga berhasil mencetak lima angka di kuarter ketiga. Di dua kuarter sebelumnya, Amin tidak mencetak angka sama sekali.

“Kami bermain sebagai tim. (Di dua kuarter awal) Saya terlalu bersemangat sepertinya, makanya pelatih menarik saya dan baru dimainkan lagi di kuarter ketiga,” kata Amin Prihantono yang melakukan unsportsmanlike foul di kuarter pertama.

Di akhir kuarter ketiga Stapac masih unggul, namun hanya satu angka, 46-45.

Pelita Jaya sebenarnya sudah unggul, 65-60 ketika laga menyisakan waktu 1 menit 10 detik. Dalam waktu 25 detik, Stapac berhasil menyamakan kedudukan menjadi 65 sama. Wayne Bradford dan Dominique Williams bergantian mendapatkan masing-masing dua kali tembakan gratis yang semuanya menghasilkan angka dan membawa laga ke masa perpanjangan waktu, 67 sama.

(Baca juga: Antara Kore White, Wasit, Teknologi dan Sanksi 100 Juta IBL)

Kemelut terjadi saat laga over time menyisakan waktu enam detik. Stapac unggul tipis, 76-75, bola lemparan ke dalam dikuasai Pelita Jaya. Setelah bola kembali dimainkan, Xaverius yang sudah dalam kondisi terdesak, melepaskan tembakan tiga angka dari sayap kanan. Wasit meniup peluit dan menyatakan Xaveius dilanggar dan berhak mendapat hadiah tiga tembakan gratis. Dua tembakan pertama mulus menembus sasaran. Tembakan ketiga meleset dan Wayne berhasil menguasai bola offensive rebound. Waktu habis.

Beberapa pemain Stapac tidak bisa menutupi kekecewaan atas keputusan wasit di detik-detik akhir. Mereka tidak yakin bahwa telah terjadi pelanggaran kepada Xaverius. Permintaan untuk mengevaluasi keputusan wasit dengan cara melihat video tidak mendapat tanggapan.

Manajer Stapac Irawan Haryono bahkan mengatakan bahwa kemenangan yang seharusnya menjadi milik timnya telah dirampas. Irawan enggan mengatakan siapa yang merampas kemenangan Stapac. Baginya, para penonton bisa melihat sendiri.

Di final, Pelita Jaya akan bertemu dengan Satria Muda Pertamina Jakarta. Satria Muda lebih dulu memastikan tempat di sana setelah mengalahkan BSB Hangtuah dengan kedudukan, 2-1. Pertandingan final akan berlangsung di dua tempat. Pertandingan pertama dipastikan akan berlangsung tanggal 19 April di Sportsmall Kelapa Gading Jakarta. Sementara pertandingan kedua akan berlangsung tanggal 21 April. Bila diperlukan, laga ketiga berlangsung tanggal 22 April. Namun belum ada kepastian di mana dua laga tersebut kiranya akan digelar. (*)

Foto: Hariyanto

 

Komentar