IBL

“Indonesia adalah tim yang bagus. Mereka datang dengan pemain-pemain senior yang bermain di SEA Games (2017) lalu,” kata Piyapong Piroon, asisten pelatih tim nasional Thailand.

Dalam laga penyisihan terakhir 18th Asian Games Invitation Tournament, yang berlangsung hari ini, 11 Februari, Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dengan kedudukan telak, 60-38.

“Kami datang dengan pemain yang rata-rata berusia di bawah 23 tahun. Saya malah bangga dengan penampilan pemain-pemain saya,” tambah Piyapong.

Laga antara Indonesia melawan Thailand (dan India melawan Timor Leste) sedianya berlangsung kemarin, 10 Februari. Kendala teknis membuat pertandingan diundur satu hari. Walau demikian, laga final akan berlangsung sesuai jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tim muda Thailand memang tak bisa dianggap remeh. Pada laga pertama, Thailand berhasil mengalahkan India dengan kedudukan 79-72. Sementara Indonesia tunduk kepada India dengan skor 66-55.

“Saya sempat terkejut sendiri menyaksikan tim saya bisa mengalahkan India,” ujar Piyapong.

Keuletan para pemain muda Thailand akhirnya dirasakan juga oleh Indonesia. Di bawah kendali point guard Attapong Leelaphipatkul, Thailand bermain rapi.

Indonesia sendiri seperti bermain dengan rasa hati-hati yang berlebihan. Beberapa kali kesempatan mencetak angka dengan cara penetrasi dan menembak jarak dekat dan menengah dilepaskan begitu saja.

Di kuarter pertama, Andakara Prastawa dan kawan-kawan masih unggul 17-6. Namun pemain Thailand Nutchapong Pattharapisan yang mencetak lima angka di kuarter kedua berhasil mengejar. Akurasi Thailand naik menjadi 50 persen di kuarter kedua. Padahal hanya 18,2 persen saja tembakan mereka yang masuk di kuarter pertama. Thailand berhasil menyamakan kedudukan 24 sama ketika kuarter kedua berakhir.

Hingga akhir kuarter kedua, Indonesia sudah 14 kali kehilangan bola (turn over). Kesalahan-kesalahan ini jadi poin mudah bagi Thailand yang mampu mengonversinya menjadi 11 angka.

“Pada saat melawan India, kami banyak melepaskan tembakan, tapi akurasi sangat jelek,” jelas kepala pelatih Indonesia Fictor G. Roring. “ Makanya pada pertandingan kali ini kami hati-hati sekali.”

Kurang memuaskannya permainan Indonesia diperparah dengan dikeluarkannya (foul out) Adhi Pratama pada akhir kuarter ketiga. Indonesia hanya unggul 37-30 dengan akurasi tembakan hanya 34 persen.

Thailand terlihat ceroboh di kuarter terakhir. Mereka kehilangan penguasaan bola sebanyak delapan kali, yang berbuah 11 poin bagi Indonesia. Beruntung, permainan Indonesia membaik pada kuarter akhir. Baik saat menyerang pun bertahan. Thailand hanya mampu mencetak delapan angka, sementara Indonesia melaju dengan tambahan 23 poin.

Bermain selama 25 menit 18 detik, Andakara Prastawa menjadi pengumpul angka terbanyak bagi Indonesia. Pras mencetak 16 poin, 3 rebound dan 2 asis. Jamarr Andre Johnson mencetak dobel-dobel 14 poin dan 12 rebound. Christian Ronaldo Sitepu mencetak 8 poin, 4 rebound dan 4 asis.

Dari kubu Thailand, hanya Nutchapong Pattharapisan yang mencetak poin dengan digit ganda. Pemain bernomor punggung 2 ini membukukan 13 poin.

Arki Dikania Wisnu yang absen pada laga menghadapi Thailand ini dipastikan akan absen juga di laga final melawan India besok, 12 Februari. Arki mengalami cedera pergelangan kaki.

Pada laga sebelum Indonesia melawan Thailand, India menang mudah melawan Timor Leste, 145-50. Sesaat sebelum laga antara Indonesia melawan Thailand akan berlangsung, asisten pelatih India Grl Prasad mengatakan, "saya berharap bertemu Indonesia di final, karena mereka tuan rumah, pasti seru." (*)

 

Foto: Mei Linda 

Komentar