IBL

Los Angeles Lakers mempensiunkan dua nomor jersey Kobe Bryant hari ini, Selasa 19 Desember 2017. Ini adalah salah satu bentuk apresiasi tim NBA untuk pemainnya karena dianggap berkontribusi besar kepada tim tersebut. Untuk memperingati momen penting ini, mari sejenak melihat sisi lain dari karir Kobe. 

Kobe Bryant masuk jajaran pemain NBA yang jadi duta untuk dua merek ternama. Sejak masuk draft selepas SMA pada 1996, ia sudah mendapat tawaran dari adidas dan Nike. Namun, ia lebih memilih adidas karena harga kontrak yang lebih tinggi. Disebut-sebut, ia menandatangani kontrak sebesar AS$48 juta dengan jangka waktu enam tahun. Di era itu, memang berbagai merek sepatu berlomba-lomba mencari duta dari para rookie.

 

adidas Equipment (EQT) Elevation (1996-1997)

Inilah sepatu pertama yang digunakan Kobe muda bersama adidas. Ia meraih kepopuleran setelah berhasil memenangkan NBA Slam Dunk Contest dengan berstatus rookie. Ia mulai dikenal publik dengan adidas EQT Elevation sebagai sepatu pertamanya.

 

adidas KB 8 (1997-1998)

Desainer adidas EQT Elevation, James Carnes, didapuk menjadi desainer khusus untuk sepatu adidas KB8. Sepatu ini kini lebih dikenal dengan nama adidas Crazy Eight. adidas KB8 adalah sepatu basket berkonsep futuristik di eranya. Carnes memfokuskan pada sepatu basket dengan performa mumpuni.

 

adidas KB8 II (1998-1999)

Sepatu ini adalah pengembangan dari adidas KB8 untuk memperbaiki performa. Sayangnya, lock-out yang terjadi pada NBA musim 1998-1999 membuat jam bermain Kobe juga berkurang, sehingga sorotan untuk sepatu ini ikut berkurang.

 

adidas KB8 III (1999-2000)

Generasi ketiga KB8 muncul di saat yang tepat. Kobe Bryant dan Shaquille O’Neil bahu-membahu mengantarkan timnya meraih juara di musim 1999-2000. Kobe menggunakannya hampir di sepanjang musim. Walau begitu, Kobe Bryant justru menggunakan adidas KOBE One di laga final. KB8 adalah karya terakhir James Carnes untuk Kobe.

 

adidas KOBE One (2000-2001)

Eirik Nielsen datang menggantikan James Carnes. Ia meramu KOBE One yang terinspirasi dari Audi TT yang memiliki aura luar angkasa yang kental. Sebagian menyukainya, tapi tak sedikit pula yang mencemooh. Kobe Bryant mengangkat piala juara untuk kali pertama menggunakan sepatu ini.

 

adidas KOBE Two (2001-2002)

Sepatu ini adalah hasil pengembangan dari versi sebelumnya dengan memfokuskan konsep pada konsep sepatu masa depan. Walau KOBE One memang seperti itu, nyatanya tidak bagi KOBE Two. Sang Black Mamba, julukan Kobe, tak begitu nyaman memakainya. Hal itu terbukti saat laga final NBA 2001-2002, ia justru menggunakan KOBE One. Sepatu ini pun jadi sepatu terakhirnya bersama adidas

 

Periode Bebas (2002-2005)

Setelah tak melanjutkan kerja sama dengan adidas, Kobe kini bebas menggunakan sepatu apapun sesuka dia. Berbagai merek dan jenis sepatu ia coba, beberapa di antaranya adalah sepatu kolaborasi. Ia pernah tercatat menggunakan sepatu hasil kolaborasi Allen Iverson bersama Reebok, Reebok Question. Ia juga pernah menggunakan Nike Air Force 1 Mid hingga Nike Air Zoom Huarache 2K4 yang digunakan oleh Ron Artest.

 

Nike Air Zoom Huarache 2K4 (2005)

Seri ini adalah seri Nike pertama yang digunakan oleh Kobe Bryant untuk Nike. Ia bersanding dengan Ron Artest yang juga sudah menggunakan Air Zoom Huarache 2K4 setahun sebelumnya. Sepatu ini membawa Kobe menjalani masa-masa awal kerja samanya bersama Nike. Desainer sepatu ini kemudian menjadi desainer Nike Zoom Kobe seri 1 hingga 11, kecuali seri 2.

 

Nike Zoom Kobe I (2005-2006)

Inilah awal masa keemasan Kobe Bryant dengan Nike. Ia mantap menggunakan teknologi sol Zoom di saat banyak pemain lebih memilih Air Sole Unit ada di tapak kaki mereka. Desainer untuk sepatu ini adalah Erik Avar dibantu Ken Link. Avar sendiri adalah desainer senior bidang basket untuk Nike saat itu. Ia juga desainer untuk Nike Air Penny, Nike Air Foamposite One, dan Nike Zoom Flight 98.

 

Nike Zoom Kobe II (2006-2007)

Musim ini bukan musim yang fantastis bagi Lakers. Namun, Kobe tetap menunjukkan permainan gemilang. Ia berhasil mencetak beberapa rekor menggunakan Zoom Kobe II. Ia rata-rata mengumpulkan 31,6 poin, 5,7 rebound dan 5,4 asis per pertandingan. Pada tahun ini pula ia mengganti nomor punggungnya dari 8 ke 24.

 

Nike Zoom Kobe III (2007-2008)

Desain Zoom Kobe III cenderung tinggi, mengikuti tren sepatu basket saat itu. Namun berkesan aerodinamis dan ringan. Performa Kobe musim ini ditunjang dengan fitur yang dimiliki sepatu ini. Ia memakainya hampir sepanjang musim. Walau bermain gemilang, Lakers terpaksa gigit jari setelah harus merelakan gelar juara kepada Celtics di laga final.

 

Nike Zoom Kobe IV (2008-2009)

Sepatu ini mengantarkan Kobe merasakan gelar juara. Desain Kobe IV merupakan prototipe dari semua seri Zoom Kobe setelahnya. Perkembangan pesat dilakukan Eric Avar hampir di semua bagian sepatu, mulai dari struktur, bahan, hingga ukuran. Sepatu ini benar-benar mengikuti ukuran serta kontur kaki Kobe Bryant.

 

Nike Zoom Kobe V (2009-2010)

Di musim ini, Lakers berhasil jadi juara dan Kobe dinobatkan sebagai MVP. Zoom Kobe V jadi sepatu terbaik Kobe. Sepatu berjenis low-top ini nyatanya bantu Kobe mencetak 28,6 angka per pertandingan. Omong-omong, Zoom Kobe V adalah sepatu terakhir Kobe yang digunakan untuk meraih gelar juara.

 

Nike Zoom Kobe VI (2010-2011)

Eric Avar kini berani memainkan tampilan sepatu milik Kobe. Hal ini membuat Zoom Kobe VI adalah sepatu pertama yang bertekstur kulit ular. Walau gagal jadi juara, Lakers tetap berhasil memenangkan 57 laga bersama Kobe.

 

Nike Zoom Kobe VII (2011-2012)

Tambahan teknologi Cushion Foam berpadu dengan pengembangan Zoom Air Panel membuat sepatu ini jadi yang paling nyaman. Sayangnya, lockout yang terjadi di musim ini membuat jatah bermain Kobe bersama Zoom Kobe VII jadi berkurang.

 

Nike Zoom Kobe VIII (2012-2013)

Para penikmat kultur sneaker mulai melirik sepatu Kobe sejak Zoom Kobe VIII. Hal itu terkait pembenahan bagian atas jadi keputusan tepat Eric Avar. Ia sengaja mengganti bahan atas yang semula Kurim berganti menjadi jaring nilon halus nan ringan. Sayangnya, Kobe justru menderita cedera otot achilles saat menggunakan Zoom Kobe VIII.

 

Nike Zoom Kobe IX (2013-2014)

Pasca cedera, Nike merilis sepatu ini. Perubahan signifikan terlihat ketika mereka membuat sepatu high-top bagi Kobe, meski kemudian Nike juga merilis versi low-top. Bahan jaring nilon pun diganti dengan flyknit yang lebih ringan dan kuat. Kestabilan jadi poin kunci seri ini. Zoom Kobe IX mampu mengembalikan performa Kobe pasca cedera

 

Nike Zoom Kobe X (2014-2015)

Tak banyak perubahan disematkan di seri ini. Namun, warna yang lebih berani tersaji di seri ini sebagai usaha Nike menggaet lebih banyak  penikmat kultur sneaker. Walau di musim ini Kobe tak begitu bersinar, tapi Kobe X tetap punya karisma tersendiri lewat bahannya yang berkualitas tinggi.

 

Nike Zoom Kobe XI (2015-2016)

Nike Zoom Kobe XI merupakan seri terakhir karena ia memutuskan untuk pensiun pada 13 April 2016 lalu. Di pertandingan terakhirnya ia berhasil mengukuhkan 60 poin dengan menggunakan sepatu ini. Kita patut berterima kasih kepada Kobe Bryant karena sepatunya kini jadi salah satu yang terbaik di kelasnya.

Di antara belasan sepatu tersebut? Mana yang jadi favorit Anda?

Sumber Foto: Nike, Bleacher Report, Sport Illustrated, Solecollector, Nice Kicks, Sneakernews

Komentar