IBL

21 years ago, I worked in a warehouse boxing shoes after school and on the weekends. Today we win retailer of the year.

Kicauan itu ditulis tepat setahun lalu (29/11/16) setelah toko retail miliknya, KITH, mendapatkan predikat "Retailer of The Year” dari berbagai majalah kenamaan di Amerika Serikat. Di bentuk tahun 2011, Fieg dulunya hanya berniat menjual sneakers saja. Namun setahun kemudian ia memberanikan diri untuk membuka lini busana sendiri dengan nama yang sama.

Fieg mengawali karir di dunia sneakers sebagai juru lipat kotak sepatu boots di David Z Store saat usianya menginjak 13 tahun. Di usia ke 22, ia naik jabatan menjadi petugas pelayanan konsumen. Berkat kerjanya yang ulet, ia pun diangkat menjadi kepala toko tiga tahun setelahnya. Dengan posisinya yang cukup penting ini, Fieg berani mendobrak tren dengan memasukkan sepatu olahraga ke dalam David Z yang notabene adalah toko sepatu boots. Salah satu produk olahraga yang ia bawa adalah Asics.

Kesempatan kolaborasi pertama datang dari Asics yang ingin mengangkat kembali siluet Gel Lyte III dengan menggandeng Fieg. Kolaborasi pertamanya bersama Asics bernama Ronnie Fieg for David Z x Asics Gel Lyte III "The 252 Pack" yang dilepas ke publik pada Mei 2007. Walau proyek pertama, keberuntungan menghampirinya beberapa hari setelah kolaborasi pertamanya rilis ke publik.

*) Catatan: Ronnie Fieg punya kenangan tersendiri dengan siluet Gel Lyte III. Semasa remaja, ia pernah merengek ke ibunya untuk dibelikan Reebok Pumps yang sedang digandrungi anak muda kala itu. Namun, ibunya justru membelikan Asics Gel Lyte III yang tidak sukai. Fieg terpaksa memakai sepatu tersebut karena tidak ada pilihan lain hingga solnya rusak dan berlubang. Kenangan itu membuat siluet legendaris Asics ini punya tempat tersendiri di hidup Ronnie Fieg.

“Pada suatu pagi, tiba-tiba ibuku meneleponku sambil menangis dan berkata bahwa Asics yang kubuat terpampang di halaman depan Wall Street Journal. Siangnya, terlihat antrian pembeli mengular di depan toko retail Asics yang ingin membeli sepatuku” kata Fieg saat menjalani sesi interview bersama GQ. Bisa dibilang, momen itu adalah momen penting Ronnie Fieg sebagai desainer.

Kolaborasi selanjutnya adalah Ronnie Fieg for David Z x Asics Gel Lyte III "Stainless Steel" dan "Solid Gold" pada Desember 2007. Walau tergolong sukses, "Stainless Steel" dan "Solid Gold" adalah proyek kolaborasi terakhirnya dibawah David Z, “Kuputuskan untuk keluar (dari David Z) setelah 15 tahun bekerja di sana” ungkapnya. Ia tak pernah menyesal melakukan keputusannya itu. David Z ia anggap sebagai batu loncatan terbesar dalam hidupnya.

Setelah menjadi desainer independen, Ronnie Fieg tak henti menelurkan karya-karya bersama Asics hampir setiap tahun. Terakhir, siluet retro Asics Gel Lyte III dan siluet modern Asics Gel-Diablo "Volcano Colorway" dirilis pada Bulan April 2017. Layaknya seri sebelumnya, Volcano Colorway laku keras dan jadi salah satu sneakers paling dicari para kolektor.

Asics hanyalah awal dari kisah kreatif pria kelahiran New York ini. Ia telah berkolaborasi dengan beberapa merek besar lainnya untuk sneakers dan apparel. Adidas, Caminando, Chippewa, Clarks, Converse, Diadora, Harris Tweed, Herschel Supply, New Balance, Polo Ralph Lauren, Puma, Red Wings, Saucony, Sebago, Shades of Grey by Micah Cohen, dan Timberland adalah brand yang pernah mengajak Ronnie Fieg berkolaborasi. Sungguh pencapaian luar biasa dari pemuda yang mengawali karir dari tukang lipat kotak sepatu. 

Di bidang basket sendiri, Kith by Ronnie Fieg terakhir merilis KITH x Nike Air Maestro II. Air Maestro sendiri sering disebut sebagai Air Pippen karena jadi sepatu favorit Scottie Pippen. Tak hanya itu, Ronnie Fieg pun tercatat pernah berkolaborasi dengan LeBron James lewat sebuah kegiatan di instagram dengan tagar #savagemode Agustus 2017 silam.

 

Sumber Foto: Ronnie Fieg, KITH, Highsnobiety, Hypebeast, Sneakernews

Komentar