IBL

Beberapa hari lalu, tepatnya Selasa 7 Juni, lewat akun instagram resmi, Los Angeles Lakers menampilkan enam calon pemain debutan yang sedang berlatih bersama mereka. Tiga di antaranya sangat "dekat" dengan kita. Remy Martin, Johnny Juzang, dan Guo Haowen.

Remy adalah pemain penting saat Kansas Jayhawks juara NCAA 2022. Ia berwarganegara ganda, Amerika Serikat dan Filipina. Juzang (UCLA) adalah saudara Christian Juzang yang membela Vietnam di SEA Games 2022 lalu. Haowen adalah pemain China yang pernah mencetak 11 poin dan 13 asis saat melawan Indonesia di FIBA U18 Asian Championship 2018. Kami kemudian ingat bahwa pemerintah punya program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Visi dan ambisi DBON sangat besar. Ingin Indonesia menjadi kekuatan dominan dunia di tahun 2045. Menpora Zainudin Amali -di sebuah pertemuan yang kami hadiri- bahkan pernah mengatakan ingin timnas basket ada di Olimpiade 2036.

Filipina sangat mungkin bisa ada di Olimpiade lebih cepat daripada kita. Bakat-bakat pemain basket hebat seperti tak henti bermunculan dari sana. Saat ini saja, ada setidaknya dua pemain NBA berdarah keturunan Filipina. Jordan Clarkson berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat-Filipina, dan Jalen Brown yang juga keturunan Filipina. Sejarah, kultur, dan sistem hukum membuat Filipina bisa punya banyak talenta-talenta hebat.

Melihat apa yang ada di Filipina, rasanya menarik juga kalau negara kita mulai menimbang untuk memberlakukan kewarganegaraan ganda. Banyak faktor yang membuat langkah ini boleh jadi sangat mendukung percepatan menuju sasaran DBON atau berpartisipasi di Olimpiade 2036 seperti kata Pak Menteri. Saat ini, langkah lain yang juga dilakukan demi meningkatkan prestasi olahraga (basket) nasional adalah menaturalisasi pemain asing.

Terlepas dari segala kontroversinya, naturalisasi pemain masih dianggap salah satu jalan yang baik untuk mendukung prestasi di level regional maupun internasional. Dunia sepak bola kita masih melakukannya. Bola basket nasional sudah mendulang hasil nyata.

Mendapat dukungan dari dua pemain naturalisasi Brandon Jawato dan Marques Bolden, timnas bola basket putra berhasil meraih emas di SEA Games 2022 lalu. Timnas bola basket putri juga meraih perak, salah satunya berkat kontribusi besar dari pemain naturalisasi Kimberley Pierre-Louis.

Langkah naturalisasi demi prestasi olahraga nasional kini berkembang menjadi wacana kewarganegaraan ganda. Atlet-atlet (baik keturunan Indonesia ataupun tidak) yang berada di negara-negara dengan level kompetisi yang lebih tinggi mungkin kelak bisa menjadi warga negara Indonesia sekaligus menjadi warga negara asing.

Wacana ini cukup ramai menuai komentar di salah satu unggahan di instagram @mainbasket. Menindaklanjuti topik ini, @panditfootball dan @mainbasket mengajak teman-teman semua untuk berdiskusi langsung dengan beberapa narasumber terkait. Mereka adalah Eko “Maung” Noer Kristiyanto (Pengamat Hukum Olahraga), Rochy Putirai (Mantan Pemain Sepak Bola Nasional), Nico Donnda (Asisten Pelatih Prawira Bandung), Andreas Marbun (Perintis Panditfootbal.com), dan Rosyidan (Editor Mainbasket).

Topik: Menimbang Untung-Rugi Naturalisasi dan Warga Negara Ganda di Olahraga Indonesia.

Lokasi: Kopi Pandit, Jl. Jakarta No. 20-22 Bandung.
Waktu: Minggu, 12 Juni, pukul 16.00.

Eko Maung: Akan membahas naturalisasi dan kewarganegaraan ganda dari sisi hukum. Khusus topik kewarganegaraan ganda, seberapa besar potensinya akan terealisasi. Apa saja hal-hal yang menjadi pertimbangan pemerintah sebelum menjalankan itu, bila memang ada peluang untuk menjalankan itu. Atau hal-hal lain terkait hukum naturalisasi dan kewarganegaraan ganda yang belum banyak diketahui publik.

Rochy Putirai dan Nico Donnda: Memberi pandangan mengapa talenta-talenta dari negara yang memiliki level kompetisi yang lebih baik daripada kita bisa menghasilkan pemain-pemain yang hebat. Sudut pandangnya akan lebih banyak ke sisi teknis permainan.

Andreas Marbun dan Rosyidan: Memaparkan dinamika sepak bola dan basket dari beberapa sudut pandang general. Khususnya yang terkait dengan perbincangan di ranah publik, atau sudut pandang menarik lainnya.(*)

Foto: Ariya Kurniawan

Komentar