IBL

NBA musim 2019-2020 mungkin adalah musim paling rumit di NBA. Serangan pandemi virus korona membuat musim harus ditunda lima bulan dan dilanjutkan dengan sistem “gelembung.” Sistem ini membuat seluruh tim berkumpul di satu tempat saja, Disney World, Florida, Amerika Serikat. Di sisa delapan gim reguler yang mereka mainkan, tidak diperbolehkan anggota keluarga datang ke “gelembung.” Baru setelah playoff beberapa anggota keluarga diperbolehkan datang.

Los Angeles Lakers jadi juara di musim yang unik tersebut. Lakers selalu menang dengan skor (4-1) di putaran pertama hingga final wilayah. Di final NBA, menghadapi Miami Heat, Lakers menang dengan skor (4-2). Ini adalah gelar ke-17 Lakers, menyamai catatan rival abadi mereka, Boston Celtics. Kedua tim adalah bentuk nyata dominasi di NBA.

Sistem “gelembung” mendatangkan banyak cerita. Namun, permasalahan sebenarnya terjadi setelah NBA meninggalkan Disney World. Pertanyaan mengenai kapan musim baru akan dimulai sudah terus beredar sejak “gelembung” dijalankan. Hingga akhirnya, NBA menetapkan bahwa musim baru dimulai pada 22 Desember 2020. Artinya, Lakers dan Heat, dua finalis musim sebelumnya hanya punya waktu istirahat 72 hari.

Mundur lagi, tim yang tidak lolos ke playoff pun hanya punya waktu istirahat sekitar 130 hari sebelum masuk ke musim yang baru. Sedikit mengingatkan, tidak semua tim bermain di “gelembung.” Hanya ada 22 tim yang berangkat ke Disney World yang berarti hanya ada delapan tim yang benar-benar mendapatkan jatah istirahat yang cukup.

(Baca juga: Cedera ACL Akhiri Musim Jamal Murray)

Pun demikian, delapan tim tersebut bukannya tak memiliki masalah. Mereka tak bisa seenaknya menggelar latihan dengan pemain-pemain mereka karena masih ketatnya aturan. Pada dasarnya, semua tim menghadapi kesulitan semenjak pandemi terjadi, kesulitan secara teknikal. Jangankan untuk bermain, berlatih pun sulit.

Fakta-fakta di atas kembali naik ke permukaan setelah NBA digempur dengan badai cedera. Meski belum ada data konkret mengenai jumlah total pemain cedera, rasanya seluruh penikmat NBA bisa tahu bahwa cedera yang terjadi musim ini jauh lebih banyak dari musim-musim sebelumnya.

Bahkan, laporan cedera yang dibuat CBS Sports menunjukkan bahwa setiap tim, di periode minggu pertama April ini, hanya ada dua tim yang terbebas dari cedera. Mereka adalah Boston Celtics dan Dallas Mavericks. Pun demikian, kedua tim memiliki masing-masing satu pemain absen karena terjangkit virus korona dan alasan pribadi.

Cedera yang dialami Jamal Murray adalah titik balik untuk barisan penikmat NBA di luar sana. Murray adalah pemain keempat musim ini yang absen karena cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL). Sebelumnya ada Spencer Dinwiddie (Brooklyn Nets), Thomas Bryant (Washington Wizards), dan Markelle Fultz (Orlando Magic). Secara keseluruhan, ada juga nama Jonathan Isaac yang mengalami ACL saat di “gelembung” lalu. Klay Thompson seharusnya tidak masuk hitungan karena cederanya terjadi sebelum musim dimulai.

Masih ada beberapa cedera lagi yang perlu mendapat perhatian khusus seperti Anthony Davis. Davis bahkan bisa dibilang sedikit beruntung karena cedera yang ia alami didiagnosis sebagai cedera betis. Dalam prosesnya, tampak cedera tesebut terjadi dekat sekali dengan Achilles, cedera yang bisa memakan waktu satu musim lebih untuk penyembuhan.

NBA memang telah memangkas jumlah gim menjadi hanya 72. Namun, kepadatan pertandingan yang sangat rapat membuat pemangkasan ini seolah tidak ada bedanya. NBA memang membuka peluang tiap pelatih untuk mengistirahatkan pemainnya, namun di sisi sebaliknya, aturan play-in tournament membuat kemungkinan ini semakin menipis.

(Baca juga: Cedera ACL, Kisah Kebangkitan Markelle Fultz Harus Tertunda)

Pasalnya, aturan ini membuat hanya ada enam tim yang otomatis lolos ke playoff. Peringkat 7 – 10 harus bertanding lagi untuk memperebutkan dua tempat tersisa di playoff. Hasilnya, setiap tim tidak bisa benar-benar menghela nafas untuk pemain istirahat. Apalagi jika kita melihat situasi di Wilayah Timur sekarang. Jarak antara tim peringkat empat dengan 10 hanya terpisah tujuh kemenangan. Siapa berani mengambil risiko untuk mengistirahatkan pemain utama di saat seperti ini?

NBA kini menghadapi beragam tekanan mengenai hal ini. Selain perkara gempuran cedera ini, ada beberapa hal lagi yang mulai menyerang NBA, salah satunya datang dari Dallas Mavericks. Melalui Luka Doncic dan pemilik mereka, Mark Cuban, Mavericks mengkritik format play-in tournament yang membuat tim-tim semakin kelelahan.

Ini posisi yang cukup sulit untuk semua pihak. NBA ingin persaingan tetap seru demi menebus kerugian mereka di musim lalu. Pemain pun tak benar-benar punya banyak pilihan karena jika mereka tak bermain, penonton semakin menurun, pendapatan mereka pun juga akan menurun. Mungkin, masalah utama kedua pihak ini ada di awal sekali, saat mereka menentukan waktu dimulainya kembali musim ini.

Kini, rasanya tidak ada yang lebih baik yang bisa kita lakukan selain berharap tidak ada lagi cedera-cedera mengerikan di sisa musim yang ada. Musim tetap harus berlanjut, namun rasanya NBA bisa merujuk lagi aturan play-in tournament guna memberi jeda waktu sedikit lebih banyak jelang playoff. Ujung-ujungnya, kita sebagai penikmat NBA hanya berharap sebuah pertandingan yang seru sampai juara ditentukan.

Foto: NBA

 

Komentar