IBL

Tulisan ini dibuat oleh seorang penggemar Golden State Warriors yang menolak keras beralih untuk mendukung Brooklyn Nets musim ini. Sebagai penggemar tim besutan Steve Kerr, saya sangat familiar dengan pola permainan GSW di musim 2017 hingga musim 2019, yang kalau tidak salah ingat, sudah tidak mengandalkan seorang senter murni untuk menjadi tumpuan tim.

Sebelum lebih jauh, senter murni yang saya maksud itu pemain dengan ciri-ciri seperti apa sih? Mudahnya, seorang senter murni adalah mereka yang memiliki tinggi badan setidaknya 6,9–7,0 kaki dengan berat sekitar 230-280 an lbs, itu jika mengacu dari ciri-ciri fisik. Pokoknya tinggi di atas 213 sentimeter.

Namun jika mengacu pada permainan, senter murni yang saya maksud adalah mereka yang bermain di area low post, dengan memanfaatkan kekuatan fisik mereka untuk melakukan post play, under ring, hingga dunk. Ya  mungkin beberapa di antaranya punya cukup kemampuan menembak dua angka dari sekitar elbow.

Sedikit mengingat ke belakang, Warriors lebih sering menggunakan komposisi pemain Stephen Curry, Klay Thompson, Andre Iguodala, Kevin Durant dan Draymond Green, utamanya di saat-saat genting. Meskipun Iguodala lebih sering memulai gim dari bangku cadangan, menit bermainnya bisa dibilang setara dengan barisan pemain starter.

Lima pemain itu dipilih Steve Kerr bahkan untuk menghadapi tim dengan senter yang bermain cukup baik saat itu, seperti Portland Trail Blazers dengan Jusuf Nurkic, Utah Jazz dengan Rudy Gobert, Houston Rockets dengan Clint Capela, hingga Cleveland Cavaliers dengan Tristan Thompson mereka. 

Buktinya, Warriors saat itu berhasil menutup liga dengan peringkat pertama di Wilayah Barat, dan mengakhiri musim 2016-2017 sebagai juara NBA kali kedua. Skema permainan tanpa seorang senter murni dalam sebuah tim semakin marak dilakukan sejak keberhasilan Warriors tersebut. Bahkan, bisa dibilang mereka menjadi percontohan dari tim-tim NBA sekarang.

Bisa kita lihat dari Los Angeles Lakers yang berhasil menjadi juara NBA 2020. Di awal gim, memang mereka masih kerap menempatkan JaVale McGee atau Dwight Howard sebagai starter. Namun dalam praktiknya, keduanya akan lebih lama di bangku cadangan dan Lakers bergantung kepada Anthony Davis sebagai pemain terbesar mereka di lapangan. Kisah Davis sendiri rasanya Anda semua sudah tahu dan yang jelas ia bukan seorang senter.

Saya melihat bahwa keberadaan senter murni hari ini tidak begitu dibutuhkan untuk sebuah tim. Pendapat ini bisa salah karena saya merujuk pada NBA, yang hari ini lebih mengedepankan pola permainan yang bertumpu pada efektivitas barisan small man untuk mencetak angka. Setiap siang hari, jika melihat Instagram Mainbasket, NBA dan Bleacher Report, nama-nama pemain yang berperan sebagai senter murni jarang tampak sebagai pemain yang menorehkan angka tertinggi atau statistik terbaik pada pertandingan yang dihelat.

Jikalau ada, sudah dapat diprediksi hanya berkisar pada Joel Embid, dan Nikola Jokic. Pun jika kita menyadari, keduanya keduanya memiliki statistik yang baik karena tak hanya bisa mencetak angka dari hasil post play, tapi juga andal dalam melakukan asis, dan memiliki kemampuan menembak tiga angka. Mudahnya, mereka sudah berkembang jauh dari senter konvensional.

Menilik statistik keduanya di musim NBA 2020-2021, hingga hari ini Joel Embid setidaknya menorehkan catatan 27,7 poin, 11,5 rebound, dan 2,7 asisst dengan presentase tembakan tiga angka 40,5 persen. Sedangkan statistik Nikola Jokic menunjukan rata-rata meraih 25,4 poin, 11,9 rebound dan 9,3 assist (tertinggi di Nuggets) ditambah presentase tembakan tiga angka 34 persen per gim. 

Saya baru membahas dua dari sekian banyak pemain dengan spesifikasi tubuh dan cara bermain seorang senter murni, namun tetap relevan dan menjadi pilihan dan tulang punggung tim. Mereka bisa melakukan itu karena memiliki kemampuan untuk mengirim umpan matang untuk para barisan small man dan jitu melesatkan tembakan tiga angka.

Jadi, bisa jadi basket hari ini, hingga hari-hari di depan memang tidak membutuhkan senter murni yang hanya punya power kuat, dan hoby nge-dunk. Jika tidak menambah keahlian sebagai pengirim umpan yang andal, atau penembak jarak jauh yang jitu, siap-siap pantat panas atau sering duduk di bangku cadangan dan sibuk tepuk tangan.

Foto: NBA

 

Komentar