IBL

Portland Trail Blazers harus menerima kekalahan perdana di musim ini, pada hari Rabu, 23 Desember, waktu setempat. Blazers menyerah 100-120 atas Utah Jazz. Kemenangan Jazz tercipta setelah mereka bisa mengunci Damian Lillard. Ini yang jadi evaluasi tim Blazers untuk gim selanjutnya.

Untuk kedua kalinya dalam empat tahun terakhir, seorang Damian Lillard mencetak kurang dari 10 poin. Di gim kali ini, Lillard mencetak sembilan poin, tujuh asis, dan empat rebound selama 34 menit di lapangan, dengan akurasi tembakan 4 dari 12 percobaan.

Lillard kesulitan menghadapi Rudy Gobert. Senter asal Perancis itu menjadi sangat cerdik dalam menghadapi pick-and-roll lawan. Dia terlihat menakutkan bagi pemain yang suka menembak. Karena tidak mudah bagi mereka melewati Gobert. Dalam kasus Lillard, Gobert tidak hanya menghalangi tembakan, tapi dia tidak membiarkan Lillard masuk ke area kunci untuk melakukan lay-up.

Di gim ini, Jazz tampaknya memberi perhatian khusus pada Lillard. Mereka melakukan pertahanan dengan double-team, hingga memaksa Lillard melakukan kesalahan sendiri, sehingga bola terlepas dari tangannya. Para pemain Jazz seolah tahu apa yang dilakukan Lillard. Padahal sejak NBA dilanjutkan di "gelembung" Orlando, hingga musim baru, ini jadi pertemuan pertama kedua tim.

"Dame adalah pemain yang luar biasa, jadi kami harus memastikan dia tidak bermain dengan mudah. Kami membuatnya tidak nyaman, mencoba bermain fisik denganya. Saya pikir, tim kami sudah melakukan perkerjaan yang baik, sehingga Dame tidak bisa mendapatkan irama permainannya," kata Rudy Gobert setelah pertandingan, dilansir oleh Oregon Live.

Lillard mendapatkan poin pertamanya di kuarter ketiga. Padahal dia sudah menyadari bahwa Jazz memberinya tekanan sejak kuarter pertama. Lillard menyesalkan penampilannya di gim pertama Blazers.

"Saya menyadari, mereka menjebak saya sejak awal," katanya.

Namun, ini tidak lazim bagi seorang Damian Lillard. Sebab, dia biasanya sangat suka ketika dirinya menjadi fokus pertahanan lawan. Lillard sendiri berpendapat dia bermain di luar karakternya. Biasanya dia akan lebih agresif dan mencari celah untuk melakukan tembakan. Tapi tidak terjadi di gim pertama ini.

Kepala pelatih Blazers, Terry Stotts juga berpendapat sama. Dia ingin Lillard lebih agresif ketika bermain dengan tim seperti Jazz. Karena sesungguhnya, Blazers sudah sering menghadapi tim dengan strategi pertahanan semacam Jazz.

"Mereka (Utah Jazz), tidak melakukan sesuatu yang baru. Kami pernah menghadapi strategi semacam ini. Tapi kami butuh Dame untuk lebih agresif. Dame seharusnya bisa menemukan pemain-pemain yang siap melakukan tembakan di luar busur," kata Stotts.

Lillard bukan hanya sekadar pemain andalan di Blazers. Tetapi dia bisa diibaratkan seperti korek api yang menyulut semangat rekan-rekannya. Seperti yang terlihat di "gelembung" Orlando, dalam lanjutan NBA 2019-2020 lalu. Jadi ketika Lillard tidak bisa keluar dari tekanan, besar kemungkinan bagi tim lawan untuk menang. Karena pemain-pemain Blazers tidak berkutik lagi.

"Kami memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Saya pikir itu sudah terlihat jelas sekarang, dan kami akan segera bangkit," ucapnya.

Lillard menjalani musim kesembilan di NBA bersama Portland Trail Blazers. Selama kariernya, dia menjadi pemain yang produktif di musim reguler dengan mencetak rata-rata 24,2 poin per gim. (tor)

Foto: Rappler

Komentar