IBL

Los Angeles Lakers berkembang sangat pesat musim ini. Dari kegagalan lolos playoff di musim lalu, Lakers lantas menduduki peringkat pertama klasemen sementara Wilayah Barat tepat sebelum NBA hiatus lalu. Keberhasilan Lakers ini berhasil memenuhi prediksi banyak pihak. Kedatangan pemain-pemain seperti Anthony Davis, Avery Bradley, Dwight Howard, Quinn Cook, hingga Danny Green di musim panas lalu adalah landasan utama atas prediksi tersebut.

Nama yang terakhir disebut bahkan datang dengan modal yang apik. Ya, Green datang ke Lakers bermodal gelar juara yang ia dapatkan dengan Toronto Raptors musim lalu. Green pun diharapkan bisa melanjutkan tuah apiknya sekaligus mengisi posisi penembak jitu di Lakers. Untuk Green sendiri, gelar juara tersebut adalah gelar juara keduanya. Pada 2014, bersama San Antonio Spurs, Green juga mendapatkan hasil serupa usai mengandaskan Miami Heat.

Lalu, dalam sebuah acara Instagram Live dengan rekan satu timnya, Jared Dudley, Green dihadapkan dengan sebuah pertanyaan perbandingan. Ya, salah seorang penanya penasaran bagaimana Green melihat skuat Lakers saat ini, utamanya dibandingkan dengan dua skuat juara yang ia bela.

“Saya merasa skuat Lakers ini lebih mirip dengan skuat Spurs ketimbang Raptors. Saat di Raptors, kami memliki lebih banyak pemain muda dalam skuat. Sementara di Spurs, kami punya banyak sekali pemain veteran, senior, dan beberapa pemain di usia emas atau muda, semuanya merata,” buka Green. “Saya dan Kawhi bisa dibilang sebagai dua pemain yang berada di usia matang dan emas. Kami jauh lebih muda ketimbang beberapa pemain di Spurs kala itu.”

“Dari sana, saya melihat kesamaan dengan skuat Lakers sekarang. Kita punya pengalaman yang banyak, skuat kita juga cukup dalam, bahkan bisa dibilangb sangat dalam. Tentunya, skuat yang sehat akan lebih banyak memenangkan pertandingan dan kita memiliki itu juga. Semuanya seorang berada di waktu yang tepat,” imbuhnya.

Di samping itu, Green melihat potensi besar Lakers untuk berjaya musim ini tidak lepas dari kesadaran pemain-pemain atas peran mereka. “Kuncinya adalah bagaimana kita merasa nyaman dengan peran kita dalam tim, rotasi menit bermain, dan memahami bahwa tujuan utama kita adalah meraih gelar juara. Rondo saya rasa sangat mengerti itu, Carusso, lalu Kuzma, juga melakukan tugas mereka dengan baik tanpa mengeluh mengenai menit bermain.”

“Saya rasa kesulitan utama pelatih musim ini adalah untuk memberikan jatah bermain yang tepat. Kita semua bisa bermain dan mengisi semua peran yang ada, dan di sini keputusan jeli dan bijak pelatih dibutuhkan,”tutupnya.

Musim 2019-2020 belum diketahui pasti kapan akan dilanjutkan. Pun demikian, besarnya kerugian yang akan ditanggung NBA jika tak melanjutkan musim rasanya membuat kemungkinan kelanjutan musim 2019-2020 semakin besar. Jika nanti berlanjut, maka Green dan Lakers punya tugas besar untuk mewujudkan kesamaan mereka dengan Spurs 2014 yakni gelar juara. (DRMK)

Foto: NBA

Komentar