IBL

Fatmah Fianka Syafrudin, senter-forwarda SMAN 5 Bogor, baru duduk di kelas 10 SMA. Namun, ia sudah punya satu visi. Fianka ingin bermain di kancah bola basket profesional Indonesia.

Dara berusia 15 tahun tersebut lantas mengikuti Honda DBL. Ia menganggap kejuaraan SMA itu bisa menjadi semacam batu loncatan. Apalagi mengingat Honda DBL merupakan kejuaraan pelajar terbesar yang mampu menarik perhatian banyak orang.

Sayangnya, Fianka gagal mengantarkan Smanli—sebutan SMAN 5 Bogor—ke Championship Series. Langkah mereka terantuk di Big Four Honda DBL West Java Series 2019-West Region. Fianka dkk. tidak bisa melanjutkan perjalanannya ke Bandung untuk menantang tim-tim sekolah dari wilayah lain di Jawa Barat.

Kendati begitu, Fianka belajar banyak di tahun pertamanya di SMA. Ia kini punya pengalaman untuk jadi lebih baik musim depan. Fianka tidak ingin putus asa. Ia justru ingin berkembang lagi agar bisa mengantarkan Smanli ke level selanjutnya. Apalagi mengingat Fianka yang serius menekuni bola basket hingga ingin menjadi pemain profesional.

Fianka, kamu main basket dari kapan? Dari kecil?

Iya, aku main basket dari kelas empat SD.

Di Bogor?

Iya, di Bogor.

Coba ceritakan seperti apa pertemuanmu dengan basket ini?

Awalnya ada ekstrakurikuler basket. Tidak tahu kenapa rasanya ingin coba. Pas olahraga juga tertarik. Semakin ke sini malah semakin seru. Keterusan, deh.

Waktu itu di SD ekstrakurikuler apa saja selain basket?

Ada banyak. Ada nyanyi, ada karate. Ada banyak pokoknya. Ada nari dan lain-lain.

Cuma basket yang bikin kamu tertarik?

Iya, tertariknya sama basket. Soalnya kayak seru.

Dari keluargamu memang ada latar belakang pemain basket?

Dulu Mama sempat mau main basket pas SMP atau SMA. Terus, aku tertarik juga ikut jejak Mama main basket. Soalnya waktu SD itu memang kelihatan menarik basketnya.

Kamu mulai serius main basket sejak kapan?

Sejak SMP. Waktu itu pertama kali ikut klub. Ikut Bogor Raya di Bogor.

O ya, Bogor Raya. Terus, kamu masuk ke Smanli karena apa? Karena terkenal dengan basketnya atau apa?

Iya, awalnya karena itu juga. Dari SMP cari sekolah yang punya tim basket yang bagus. Sayang juga kalau tidak diteruskan. Smanli ini kebetulan bagus. Aku jadi tertarik buat ke sana.

Dulu Namira (Ramandha) juga pernah sekolah di sana. Sempat ketemu?

Oh iya, tapi tidak sempat main. Cuma sempat latihan bareng.

Namira sosok penting dari Bogor. Dia dua kali All-Star dan dapat MVP tahun lalu. Dia menginspirasi kamu buat melakukan hal yang sama tidak, sih?

Iya, menginspirasi banget. Soalnya jarang banget dari Bogor bisa sukses kayak Kak Namira. Dia itu bisa sukses. Sangat menginspirasi.

Menurutmu basket sudah berarti apa, sih?

Hmm, hobi. Sudah suka banget sama basket. Apa lagi, ya? Menjalaninya bukan terpaksa lagi, tapi basket itu sudah jadi kebiasaan. Semakin terbiasa, semakin seru. Keterusan. Sudah jadi bagian dari hidup.

Senang berarti main basket?

Senang, hehe. Ya tadi itu, seru, menarik.

Tapi, kan, kamu harus bagi waktu antara belajar dan main basket. Soalnya kamu itu student-athlete (pelajar-atlet). Kamu punya tanggung jawab sebagai seorang pelajar dan seorang pemain. Susah tidak bagi waktunya?

Iya, sempat susah. Apalagi begitu masuk SMA semakin banyak tugas. Pelajarannya juga semakin sulit. Jadi, harus bisa bagi waktunya untuk semua. Setelah basket langsung pulang, belajar dan mengerjakan PR. Seperti itu.

Menurutmu pendidikan ini penting tidak?

Pendidikan tetap nomor satu. Basket itu hobi, tapi tetap serius menjalankannya.

Kamu sendiri sudah kelas berapa? Kelas 10, ya?

Iya, kelas 10 SMA.

Berarti ini baru pertama kali ikut DBL? Seperti apa rasanya bisa ikut kompetisi kayak begini?

Iya, ini pertama kali. Hmm, pertama kali ikut DBL deg-degan. Banyak suporter. Beda suasananya. Grogi waktu tampil. Lawannya juga beda dari waktu SMP. Lebih hebat-hebat.

Tim Smanli musim ini seperti apa dalam pandanganmu?

Tim yang apa, ya? Karena aku baru masuk, jadinya kurang menyatu, tapi kami masing-masing berusaha menutupi itu. Kami berusaha untuk main tim. Saling bantu juga. Jadi, harus percaya sama teman-teman.

Kemarin sampai Big Four. Cuma kalah di sana. Lantas, apa yang perlu diperbaiki supaya musim depan tambah kuat?

Pertama, fisik. Kemarin fisik jadi pelajaran penting. Itu penting banget. Saya mesti latihan fisik lagi. Terus, harus bisa lebih percaya sama teman. Harus kompak. Itu saja, sih.

Kamu sampai sekarang masih ikut main di klub?

Masih.

Apa bedanya main di klub sama di SMA?

Kalau di klub itu pembinaannya lebih serius, lebih matang, terus pemainnya juga gabungan dari SMP-SMA lain. Beda. Klub itu levelnya beda.

Kalau bicara perkembangan basket di Bogor, menurutmu seperti apa? Sudah berkembang dari pertama kali kamu serius main basket, terutama di level pelajar?

Jujur, Bogor itu bagus. Sebenarnya bagus basketnya. Cuma kadang SMA-SMA di sini itu tidak berani menampilkan pemain-pemainnya. Tidak berani bertanding di luar. Jadi, di Bogor terus. Tidak punya pengalaman. Jarang keluar.

Kamu sudah selesai di DBL tahun ini. Sayang banget tidak lolos ke Bandung. Selanjutnya mau apa lagi?

Mau mengembangkan skill. Apalagi itu penting. Terus, mengembangkan fisik juga. Kalau tim belum tahu memang. Sekarang lagi fokus di klub karena level sekolah lagi tidak ada turnamen. Cuma inginnya, sih, tim sekolah jadi lebih kompak lagi ke depannya. Itu harus latihan bareng lagi.

Kalau di klub biasa ikut apa? KU?

Sudah berapa kali ikut kejuaraan?

Lumayan banyak, sih, Kak. Aku lupa, tapi banyak. Cukup sering.

Dapat apa saja dari kejuaraan kayak begitu?

Juaranya atau apa?

Apa pun. Entah itu pengalaman, cerita seru, atau ilmu?

Oh iya. Kalau main di kejuaraan seperti itu, apalagi kalau keluar kota, mainnya harus kuat mental. Kadang-kadang ketemu pemain dengan postur yang lebih gede, skill lebih hebat, fisik dan lain-lain. Saya belajar juga dari mereka. Saya ikut mengasah kemampuan dari pertandingan. Kalau soal kalah-menang biasanya urusan nanti. Yang penting kami bisa belajar dari pertandingan kayak begitu.

Kamu sudah banyak ikut kejuaraan di luar kota, kayak KU itu tadi. Nah, kamu punya cara untuk menularkan pengalaman dan ilmu yang kamu dapat dari situ ke tim sekolah tidak?

Kalau itu paling di-share saja. Saling menguatkan mental. Kalau ada yang down harus dikasih semangat. “Ayo, ayo, bangkit!” Terus, kalau ada yang salah dasarnya, kami harus kasih tahu. Kalau kami sudah pernah belajar, harus dibagi.

Selama kamu main basket, apa yang paling penting?

Yang penting itu fisik. Fisik paling penting. Dari awal kita harus mau bentuk fisik. Terus, attitude juga penting banget. Terus, kita harus percaya sama teman. Soalnya basket itu main satu tim.

Omong-omong, kamu main di posisi apa biasanya?

Empat atau lima. Biasanya di situ.

Sulit tidak bermain di posisi itu di level SMA?

Lumayan, karena di SMA banyak juga yang lebih bagus fisiknya, lebih bagus posturnya, lebih bagus skill-nya. Jadi, aku juga harus bisa lebih baik dari sebelumnya.

Kamu, kan, cukup tinggi. Kira-kira ada semacam advantage tidak dari situ? Ada rasa percaya diri tidak?

Ada. Percaya, percaya. Asal fisik dan skill bagus, aku bisa percaya diri. Percuma kalau modal tinggi doang. Harus dibarengi hal-hal lain.

Sayangnya, tahun ini kamu belum bisa bikin Smanli naik ke level yang lebih tinggi. Kamu mau kejar apa lagi tahun depan di DBL?

Mau bikin Smanli kayak tahun-tahun lalu. Bisa bikin bangga banyak orang. Terus, mengembangkan skill basket yang lebih baik.

Ada target ikut All-Star atau setidaknya DBL Camp di Surabaya?

Ada. Pengen banget malah. Pengen.

Kenapa memang?

Buat pengalaman. Buat pembelajaran. Soalnya aku pengen jadi lebih hebat.

Oh, kamu benar-benar mau serius di basket? Mau lanjut ke jenjang profesional atau cukup di SMA saja?

Hmm, pengennya serius sampai seterusnya, tapi belum tahu juga, hehehe. Lihat nanti saja. Soalnya sekarang masih baru masuk SMA.

Tertarik buat main di klub profesional?

Tertarik mah tertarik. Cuma ya belum tahu.

Sering memperhatikan bola basket perempuan?

Di Indonesia? Sering nonton Srikandi. Sekalian belajar juga, kan. Tidak cuma nonton yang keren-keren saja. Harus belajar juga dari situ.

Ada tim favorit atau pemain favoritmu di Indonesia?

Tim favorit itu Surabaya Fever.

Ada apa dengan Surabaya Fever?

Suka sama permainannya. Terus, pemain-pemainnya juga keren-keren.

Ada pemain yang kamu idolakan?

Ada, Gaby Sophia. Posisinya sama. Dia keren. Bagus. Skill-nya bagus. Jadi, pengen kayak dia.

Oh, iya Gabriel Sophia Surabaya Fever. All about Fever, dong. Eh, dalam waktu dekat ada kegiatan apa lagi, nih?

Paling ada pertandingan Perbasi KU buat klub di Bogor. Itu paling. Lagi serius latihan di klub. Buat itu.

Kamu latihan basket berapa kali seminggu?

Seminggu itu lima atau enam.

Wow, hampir setiap hari!

Iya, hehehe.

Jangan lupa istirahat! Ya sudah, daripada tambah lama, kita sudahi dulu. Lanjutkan aktivitasmu. Semangat buat tahun depan. See you!

Iya, terima kasih, Kak. See you!

Foto: Akhmad Rizal/DBL Indonesia

Komentar