IBL

Nama Jimi Hendrix akan selalu jadi legenda bagi para penikmat musik rock dan penghobi gitar. Namanya telah disanjung di bermacam kesempatan. Lewat musik, Hendrix sukses menyuarakan isi hatinya. Momen terbesar yang pernah ia lakukan adalah saat memainkan lagu kebangsaan Amerika Serikat kala menjadi bintang tamu gelaran akbar Woodstock tahun 1969 (cerita lengkapnya telah tersedia di bawah). New Balance dan gerai sneaker Concepts berkolaborasi untuk mengingat kembali penampilan itu dalam sebuah sepatu.

Hendrix tampil sebagai musisi puncak pada 18 Agustus 1969, tepat 50 tahun lalu. Penampilannya ikonik karena ia memakai pakaian bergaya gipsi kental. Ia mengenakan kemeja abu-abu lengan rumbai dengan celana jins biru potongan cutbray. Sebuah bandana berwarna merah muda melingkari kepalanya. Serta gitar Fender Stratocaster krem melengkapi penampilannya hari itu. Tak lupa tali gitar berwarna merah dengan motif bunga menyilangkan alat musik tersebut di badannya.

New Balance kemudian memakai apa yang menempel di tubuh Hendrix itu untuk memodifikasi siluet 997. Bermula dari warna abu-abu terinspirasi dari atasan yang dipakai. Ujung depan sepatu (toe-box) berwarna biru mewakili celana. Bagian lidah memuat detail bintang yang menggambarkan lagu kebangsaan Amerika Serikat yang dimainkan. Sol samping berwarna krem menjadi representasi atas gitar yang dipakai Hendrix.

Sepatu ini diproduksi di pabrik New Balance di Flimby, Inggris, secara manual dengan tangan pengrajin lokal. Belum ada informasi lebih jauh mengenai tanggal perilisan juga harganya. Para penggemar setia New Balance atau Jimi Hendrix harus waspada mengingat pabrikan asli Boston itu suka memberi rilisan kejutan. Hanya gerai sneaker Concepts yang dipastikan akan memasarkannya.

************

Penampilan Paling Bersejarah

Tentu artikel tidak menceritakan tentang Hendrix yang memakai sepatu lari saat konser. New Balance memperkenalkan edisi 997 sekitar 18 tahun setelah kepergian Sang maestro.

Cerita-cerita menarik menyelimuti penampilan Hendrix di konser terbesar era 1970-an itu, Mulai dari kondisi fisik Sang musisi, kritiknya terhadap pemerintah, hingga makna lengkingan pada setiap notasi gitar yang dimainkan.

Pria dengan nama asli James Marshall Hendrix itu didapuk sebagai penampil pamungkas yang dijadwalkan tampil pada hari Minggu, 17 Agustus 1969. Berbagai kendala menghampiri. Mulai dari hujan deras, penonton yang kelaparan, hingga cuaca angin tak menentu. Alhasil, penampilannya diundur keesokan harinya pukul sembilan pagi. Gitaris dengan banyak penghargaan itu naik ke atas panggung setelah tiga hari tidak tidur. Beberapa saat setelah menyelesaikan tugas, ia dikabarkan pingsan akibat dehidrasi dan kurang istirahat.

Mundurnya jam main juga berdampak pada jumlah penonton. Hendrix bermain di depan "hanya" 200.000 orang sementara penonton Woodstock 1969 total 500.000 orang. Ini juga satu-satunya performa Hendrix di pagi hari sebagai seorang musisi profesional. Andai ia bermain tepat waktu, musisi yang meninggal tahun 1970 tersebut tidak akan pernah manggung selain malam hari.

Dari 12 lagu yang dimainkan, Jimi Hendrix menggubah lagu kebangsaan Amerika Serikat dengan gayanya sendiri. Momen itu dipercaya punya makna mendalam baginya. Hendrix adalah mantan tentara. Sebelum bermusik, ia merupakan anggota Divisi 101 Angkatan Udara. Karena beberapa kasus, Hendrix muda didepak dari angkatan bersenjata. Alhasil, ia dapat menekuni bakat bermain gitarnya. Di belahan bumi lain pada tahun 1969, Perang Vietnam masih berlangsung. Beberapa kerabat Hendrix masih bertugas di sana.

Star Spangled Banner dimainkannya sendiri tanpa iringan alat musik lain. Suara yang dihasilkan terdengar aneh, mencekam, dan tidak melodis seperti apa yang biasa dimainkan. Motif dari yang dilakukan Hendrix dijelaskan dalam sebuah tulisan yang ditulis Mark Clague. Ia merupakan Profesor Rekanan (jabatan setingkat di bawah profesor) bidang Musikologi dari University of Michigan.

Lagu ini dibuat oleh Francis Scott Key setelah menyaksikan aksi heroik tentara Amerika Serikat menghadapi bala pasukan Kerajaan Inggris pada September 1814. Notasi dibuat sesederhana mungkin namun dengan lirik yang kental akan patriotisme. Setelah lagu itu dibuat, ada suatu kebiasaan yang disebut sebagai Broadside Balladry. Yaitu kebiasaan masyarakat acap memakai notasi sama namun dengan lirik berbeda demi menghasilkan suatu musik baru. Clague dalam studinya mencatat ada 200-an lagu yang punya notasi sama dengan Star Spangled Banner.

Teori itu dilakukan Hendrix dalam menyajikan Star Spangled Banner versinya. Notasi yang ia pakai kurang lebih sama dengan apa yang dibuat Sang pencipta lagu. Sebagian berkelakah Hendrix hanya melakukan improvisasi. Faktanya, ia memainkan metode yang sama 70 kali merujuk pada Jurnal dari Cambridge University berjudul “This Is America”: Jimi Hendrix's Star Spangled Banner Journey as Psychedelic Citizenship. Ia terakhir memainkannya pada 1 Agustus 1970 di Hawaii, sebulan sebelum kematiannya akibat menelan muntahnya sendiri. Hasil post mortem menyebutkan bahwa Hendrix muntah akibat penyakit asfiksia yang kambuh saat ia mengkonsumsi barbiturat.

Bila disimak dari sisi psikologis musisi, Clague menyebut bahwa penampilan Hendrix menggambarkan rasa takut, suara tembakan, juga raungan sirine ambulan. Penampilannya lebih ingin menampilkan rasa horror atas perang lewat suara gitar terutama di bagian tengah. Segala notasi yang dibuat tidak keluar dari pakem notasi tradisional ala Sang pencipta lagu.

Ia memainkan melodi lagu kebangsaan secara tradisional setelah “menakut-nakuti” penonton lewat suara horrornya. Dia berlama-lama di beberapa kata, memperpanjang catatan membunyikan kata "bebas" selama enam detik. Makna musiknya menggemakan tema-tema festival yang optimis. Bila dirangkum, Hendrix ingin mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas keputusannya melayangkan serangan ke Vietnam. Nada mencekam mewakili apa yang dirasakan rekan-rekannya di medan perang. Sementara notasi positifis di akhir lagu mewakili apa yang terjadi bila perang itu berakhir.

Tak lupa juga menyebutkan isu rasialisme yang ingin disentil oleh Hendrix. Pada 1969 musik didominasi kalangan berkulit putih. Hendrix adalah musisi rock dengan bayaran tertinggi Negeri Paman Sam kala itu. Namun, ia dibayar lebih sedikit dari honor minimum meski berstatus sebagai penampil pamungkas. Band pengiringnya juga sepenuhnya berkulit hitam. Menggambarkan bahwa masyakarat afro-amerika juga punya kapabilitas menyajikan musik berkelas.

Dalam biografi Jimi Hendrix yang ditulis Charless R. Cross pada 2005, penampilan di Woodstock 1969 jadi salah satu yang terpenting dalam karir bermusiknya. Pujian hadir terutama dari Al Aronowitz dari The New York Post yang menyebut sebagai momen paling bersejarah di bidang musik tahun 1960-an. Editor majalah “Guitar World” pada 2011 menyebut aksi ini merupakan yang terbaik sepanjang masa di bidang penampil solo gitar.

Foto: Sneaker News, Henry Diltz/Corbis via Getty Images untuk Woodstock Online Media

Komentar