IBL

NBA terus melakukan regenerasi. Pemain-pemain muda mulai menggeser para pemain veteran. Beberapa bahkan memutuskan untuk pensiun setelah belasan dan puluhan tahun berkarier di liga.

Dwyane Wade (Miami Heat) dan Dirk Nowitzki (Dallas Mavericks) memutuskan pensiun pada 2018-2019. Wade sempat melakukan tur perpisahan, sementara Nowitzki tiba-tiba mengumumkan pensiun di akhir musim.

Setelah Wade dan Nowitzki, Tony Parker (Charlotte Hornets) menyusul. Ia memutuskan pensiun saat NBA mencapai final. Parker banyak menghabiskan waktunya bersama San Antonio Spurs. Ia merupakan pemain legendaris di sana.

Wade, Nowitzki, dan Parker sebenarnya memiliki satu kesamaan. Mereka sama-sama pernah juara dan menyabet gelar pemain terbaik di final.

Dwyane Wade (2006)

Wade menjadi pemain Heat paling menonjol pada 2005-2006. Ia terpilih sebagai pemain NBA All-Star untuk kedua kalinya saat itu. Wade bahkan berhasil menjadi starter.

Pemain kelahiran Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 17 Januari 1982 itu kemudian mengantarkan timnya ke Final NBA 2006. Heat mesti menghadapi tim sekelas Dallas Mavericks. Wade sempat mengalami masalah pada kesehatannya selama playoff dan final, tetapi ia tetap beringas.

Heat menang 4-2 di final. Wade mendapatkan gelar pemain terbaik di sana. Ia mencetak rata-rata 34,6 poin dalam enam pertandingan. Ia sempat mencetak 42 dan 43 poin di pertandingan kedua dan kelima. Produktivitas poinnya membuat Heat sulit ditaklukkan.     

Setelah menjadi juara untuk pertama kalinya pada 2006, Wade meraih beberapa gelar yang sama. Ia, LeBron James, dan Chris Bosh membangun sebuah trio kuat di Heat. Mereka merengkuh dua gelar juara pada 2012—2013. Heat sempat berkesempatan untuk menjadi juara tiga musim beruntun, tetapi Spurs menghentikan mereka.   

Dirk Nowitzki (2011)

Nowitzki terkenal sebagai pemain Eropa terbaik di NBA. Kariernya sarat akan prestasi. Ia bahkan masuk ke jajaran 10 besar pencetak angka terbanyak dalam sejarah NBA. Nowitzki berada di urutan keenam dengan 31.560 poin.

Nowitzki kemudian berkesempatan untuk menjadi juara pada 2011. Ia dan timnya, Mavericks, mengalahkan Heat yang diperkuat Wade, James, dan Bosh di final. Mereka menang 4-2.

Pemain asal Jerman itu tampil mengesankan selama final. Ia mencetak 26 poin dan 9,6 rebound dalam enam pertandingan melawan Heat. Nowitzki menjadi momok mengerikan bagi Heat yang sebenarnya lebih diunggulkan untuk jadi juara.

Setelah memenangkan Final 2011, NBA pun menganugerahinya gelar pemain terbaik final. Itu merupakan gelar juara sekaligus pemain terbaik final Nowitzki satu-satunya. Sebab, ia tidak pernah kembali ke final sejak itu.

Tony Parker (2007)

Sebelum Nowitzki meraih gelar pemain terbaik, Parker sudah lebih dulu mendapatkannya bersama Spurs pada 2007. Saat itu, ia tampil mengesankan di pertandingan final melawan LeBron James dan Cleveland Cavaliers-nya. Spurs bahkan berhasil menyapu bersih Cavaliers 4-0.

Parker berperan besar mengantarkan timnya ke podium juara tahun itu. Ia merupakan garda utama yang tangguh. Parker menjadi lawan berat bagi Daniel Gibson dan Larry Hughes, yang kebetulan adalah salah satu pemain bertahan terbaik NBA saat itu.

Pemain berkebangsaan Prancis itu mencetak 24,5 poin, 5 rebound, dan 3,2 asis dalam empat pertandingan final. Ia pun menghiasi lemarinya prestasinya dengan gelar pemain terbaik final. Gelar itu menjadi penghias bersama total empat gelar juara selama kariernya pada 2003, 2005, 2007, dan 2014. (put)

Foto: NBA

Komentar