IBL

Kobe Bryant memang sudah pensiun. Namun, warisannya di dunia basket tidak akan terlupakan. Salah satunya adalah kerja sama jutaan Dollar AS dengan perusahaan olahraga Nike. Sepanjang bernaung di bawahnya, Kobe membuat 11 edisi khusus Nike Kobe. Berbagai inovasi pun dilakukan di setiap edisi. Warisan terbesar edisi Nike Kobe berada di edisi empat. Atas permintaan sang pemain, Eric Avar selaku desainer membuat sepatu basket berkerah rendah ditengah tren sepatu basket kerah medium (mid-top) dan tinggi (hi-top).

Mitos berkata bahwa sepatu basket berkerah tinggi memberi perlindungan ekstra kepada kaki pemain. Simak saja seri-seri klasik sekaliber Air Jordan 1, Reebok BB 5600, Converse Weapon, dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, kerah sepatu basket turun beberapa sentimeter sehingga muncul istilah mid-top atau berkerah medium. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah tingginya rata-rata mengikuti tinggi mata kaki.

Sepatu ini memang bukan sepatu basket pertama berkerah rendah. Status itu sejatinya layak diberikan kepada Converse Chuck Taylor All-Star Ox yang dirilis kisaran 1940-an atas kreativitas grup basket Harlem Globetrotters. Hadir pula sepatu basket berkerah rendah lain sekaliber Puma Suede, adidas Shell Toe Superstar, dan Nike Blazer Low. Meski demikian, Kobe 4 jadi penggebrak tren sepatu berkerah lebih tinggi di era modern saat dirilis pertama kali pada 2008.

Kobe Bryant dan Derek Fischer tahun 2009.

“Permintaan Kobe Bryant kala itu sangat jelas. Dia ingin sepatu basket serendah dan seringan mungkin,” tutur Eric Avar terkait sepatu ini pada 2012. Permintaan Kobe lebih jauh, lanjutnya, adalah mendobrak mitos yang selama ini dipercayai publik. “Ia ingin membuktikan kepada publik bahwa kami pun bisa membuat sepatu basket berkerah rendah.”

Sampel yang digunakan adalah Nike Hyperdunk 2008 –edisi pertama Hyperdunk– dengan mengubah beberapa detail. Avar memilih teknologi Flywire yang kala itu dipakai di hampir semua sepatu atletik besutan Nike. Sementara bagian bantalan, ia menerapkan bantalan Zoom yang kemudian dipakai hampir di semua edisi Nike Zoom Kobe.

Baca Juga: Metamorfosis Sepatu Kobe Bryant

Perubahan ini terbilang besar mengingat Nike Zoom Kobe 1-3 bukan sepatu berkerah rendah. Kobe pun menunjukkan bahwa permintaannya terhadap sepatu khususnya membuahkan hasil. Ia berhasil mengantarkan Lakers mencapai final pada 2008 dan jadi juara setahun kemudian. Raihan ini dilakukannya menggunakan sepatu berkerah rendah yang seakan mematahkan asumsi bahwa sepatu berkerah medium dan tinggi tidak mempengaruhi gaya permainan seseorang.

Semenjak rilisan edisi empat, Kobe kerap mengenakan sepatu berkerah rendah hingga edisi 11 sekaligus edisi terakhirnya. Mantan kompatriot Shaquille O’Neal ini meminta sepatu basket berkerah tinggi hanya pada edisi sembilan (Kobe 9 Elite High). Itu pun karena ia sedang dibekap cedera otot yang memerlukan sepatu berkerah tinggi demi penyembuhan. Setelah bugar, Kobe kembali mengenakan sepatu edisi sembilan berkerah rendah (Kobe 9 Elite Low).

Foto: NBA, SLAM

Komentar