IBL

Pertandingan basket terakhir di Asian Games 2018 mempertemukan antara Iran dengan Cina, Sabtu, 1 September 2018, di Istora GBK. Iran melaju usai menghempaskan Korea Selatan di babak semifinal sementara Cina mengandaskan Cina Taipei di babak yang sama. Berjalan ketat dengan perolehan poin yang sangat berdekatan, akurasi tembakan Cina berhasil menjadi pembeda.  Cina berhasil menang 84-72.

Kemenangan ini membawa Cina kembali mendapatkan emas mereka yang hilang pada edisi sebelumnya. Ini adalah emas ke delapan Cina sejak basket dipertandingkan di Asian Games 1951. Bagi Iran, ini adalah kegagalan kedua beruntun mereka meraih emas. Edisi sebelumnya, mereka juga harus puas dengan perak.

Empat pemain Cina mencetak dua digit angka. Abudushalamu Abudurexiti menjadi top skor tim dengan 20 poin dan 6 rebound dari 4/5 tripoin. Zhao Rui dan Fang Shuo sama-sama mengemas 16 poin sementara Zhou Qi dobel-dobel dengan 15 poin dan 11 rebound.

Hamed Haddadi menjadi top skor pertandingan dengan 27 poin dan 10 rebound. Mohammadsamad Nikkhahbahrami menyusul dengan 13 poin sementara Benham Yakhcalidehkordi 12 poin. Mohammad Hassanzadeh melengkapi daftar dengan 10 poin.

Kuarter pertama dibuka dengan kedua tim saling balas mencetak poin. Dunk brutal dari Haddadi kepada Zhou Qi menjadi salah satu aksi seru yang sudah disajikan sejak awal. Hassanzadeh yang menjadi tandem Haddadi di bawah ring Iran menyulitkan Cina untuk menemukan tembakan mereka. Sementara saat menyerang, kehadirannya menjadi pemecah konsentrasi Cina. Iran menutup kuarter pertama dengan keunggulan 25-18.

Cina berusaha mengejar di kuarter dua. Poin-poin dari Zhou Qi dan Abudushalamu Abudurexitii sempat membuat mereka mendekat hingga selisih dua poin saja. Namun, rangkaian poin tersebut mayoritas diciptakan saat barisan pemain utama Iran mendapatkan jatah istirahat mereka. Setelah pemain-pemain utama Iran kembali ke lapangan, Iran langsung membalas. Sebuah layup diikuti dengan sebuah pelanggaran yangdilakukan Wang Zhelin kepada Haddadi membuat Iran mejaga jarak. Iran menutup paruh pertama dengan keunggulan 45-41.

Cina membuka paruh kedua melalui permainan pos (post play) yang lihai dari Wang Zhelin. Cina berhasil mengambil alih keunggulan saat laga berjalan dua menit melalui tiga angka dari Zhao Ri. Zhao Ri bahkan melakukan hal yang sama 20 detik berselang yang membuat Iran mengambil timeout. Laga semakin memanas setelah kedua tim beberapa kali melakukan pelanggaran-pelanggaran keras.

Duel Zhou Qi melawan Haddadi menjadi duel yang dinanti sepanjang laga. Haddadi mantan pemain NBA sementara Zhou Qi hingga kini masih berstatus pemain Houston Rockets.Cina menjaga jarak melalui dua poin yang diciptakan Wang Zhelin sementara Iran masih menemui kesulitan menembus pertahanan Cina. Hingga kuarter tiga tersisa tiga menit, Iran hanya menciptakan empat poin.

Iran mengejar di tiga menit akhir kuarter tiga. Nyaris seluruh serangan yang berasal dari Haddadi berbuah poin atau menghasilkan pelanggaran yang dilakukan pemain Cina. Fadeaway yang dilakukan Haddadi menutup kuarter tiga, Cina berbalik unggul 59-56.

Kuarter empat berlangsung keras sejak awal. Kedua tim saling melakukan banyak sekali kontak fisik di dalam area kunci masing-masing. Zhou Qi melakukan dua blok telak yang membuat seluruh penonton yang hadir bersorak. Abudurexiti yang sedang menemukan  sentuhannya menyusul dengan tripoin yang lalu diikuti oleh Zhou Qi dengan hal yang sama dan memaksa Iran mengambil timeout. Cina unggul 71-61 sisa laga enam menit.

Abudurexiti benar-benar menjadi momok Iran pada laga ini. Saat laga tersisa tiga menit, tripoinnya menjauhkan jarak menjadi 77-68. Nikkhahbahrami membawa Iran mendekat melalui tembakan jarakn menengahnya. Namun, Fang Shuo melalui tripoinnya kembali memperlebar jarak dan membawa Cina memenangi laga 84-72.

Foto: Mei Linda

 

 

Komentar