IBL

Houston Rockets berhasil mengakuisisi keunggulan Golden State Warriors setelah memenangi laga kelima final Wilayah Barat. Kemenangan 98-94 tim asuhan Mike D’Antoni tersebut merupakan kemenangan kedua beruntun yang membuat kedudukan sementara menjadi 3-2. Dalam sistem tujuh laga (best of seven) tim yang memperoleh empat kemenangan lebih dulu berhak lolos ke babak selanjutnya. Artinya, Rockets hanya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak NBA Finals.

Sayangnya, kemenangan krusial di gim kelima itu harus dibayar mahal dengan cederanya bintang mereka, Chris Paul. Paul yang meninggalkan lapangan di sisa satu menit laga terkena cedera hamstring pada kaki kanannya. Cedera tersebut terjadi sesaat setelah ia melakukan gerakan berputar sebelum melakukan tembakan. Hasil pemeriksaan lanjutan memastikan pemain berusia 33 tahun tersebut tidak akan bermain di gim keenam, gim penentuan.

D’Antoni dalam latihan tim yang digelar Jumat, 25 Mei 2018 waktu setempat, mengungkapkan kepada ESPN bahwa absennya Paul merupakan kehilangan besar bagi tim. “Ini jelas bukan hal yang kami inginkan. Saya benci hal ini terjadi. Paul jelas berkontribusi banyak dalam dua kemenangan beruntun kami. Tapi kami tak bisa terus meratap, ini adalah kesempatan bagi pemain lain untuk mengambil perannya. Kami punya banyak pilihan untuk mengatasi hal ini dan jelas kami siap untuk gim keenam.”

D’Antoni memastikan Eric Gordon akan mengambil alih posisi pemain utama (starter). Gordon sudah menghabiskan dua musim di Rockets dengan mayoritas memulai pertandingan dari bangku cadangan. Musim ini, ia memainkan 30 dari 69 laga di musim reguler sebagai starter. Selama menjadi starter, ia meraup rataan 21,5 poin dan 3,4 asis per laga. Sementara di babak playoff, pemain bernomor punggung 10 ini bermain 15 kali tanpa menjadi starter dengan catatan 14,7 poin dan 1,5 asis per laga.

Meski baru musim pertama membela panji Rockets, Paul sudah memberikan kontribusi penting bagi tim yang dimiliki Tilman Fertitta ini. Di musim reguler, pemain yang akrab dengan sapaan CP3 ini bermain dalam 58 laga dan menorehkan 18,6 poin, 5,4 rebound, dan 7,9 asis per laga. Torehan poin dan asisnya merupakan yang terbanyak kedua dalam skuat Rockets. Satu-satunya pemain yang mengungguli Paul untuk dua statistik tersebut adalah James Harden. Paul absen dalam 24 laga selama musim reguler juga akibat cedera. Dalam prosesnya, Rockets memperoleh 15 kemenangan dan 9 kekalahan.

Selama playoff, bapak dua anak ini kembali menjadi motor utama serangan Rockets bersama Harden. Dalam 15 laga, ia mencetak rataan 21,1 poin, 5,9 rebound, dan 5,8 asis per laga. Catatan poin dan asis per laga Paul sekali lagi merupakan yang tertinggi kedua di tim di bawah Harden.

Statistik kembali membuktikan betapa vitalnya peran Paul dalam tim. Untuk urusan jumlah operan, Paul menjadi yang terdepan. Sepanjang final Wilayah Barat melawan Warriors, ia mencatatkan rata-rata 50,4 operan per laga, tertinggi di Rockets. Dari angka tersebut, rata-rata ia membuat 4,6 asis per laga. Harden berada di bawah Paul untuk urusan memberi operan dengan 41,2 operan per laga.

Dari data di atas, kehilangan Paul dalam gim keenam otomatis membuat Rockets kehilangan 21 poin plus lajur bola mereka tak akan selancar biasanya. Tanpa Paul, beban besar jelas berada di pundak Harden yang memang berfungsi sebagai fasilitator. Bila tak terkena masalah jumlah pelanggaran (foul trouble) atau cedera, Harden sangat mungkin bermain di atas 42 menit pada laga esok.

Kehilangan Paul juga berdampak pada timpangnya barisan cadangan Rockets. Dengan Gordon naik sebagai starter, Gerald Green menjadi satu-satunya harapan unit kedua Rockets, setidaknya itu yang tampak dalam dua laga terakhir. Ya, di kemenangan tersebut, D’Antoni hanya menurunkan tujuh pemain dengan Gordon dan Green datang dari bangku cadangan. P.J. Tucker dan Trevor Ariza bahkan tercatat bermain lebih dari 40 menit dalam dua laga tersebut.

Gim keenam akan menjadi pertarungan sangat timpang tanpa kehadiran Paul. Belum lagi ada kemungkinan Andre Iguodala dapat dimainkan, rasanya hanya keajaiban yang bisa membantu Rockets selamat dari kekalahan. D’Antoni bisa saja mendekatkan keajaiban tersebut dengan mempersiapkan pemain seperti Luc Mbah A Moute, Ryan Anderson, dan Joe Johnson untuk mengisi unit kedua mereka dengan menit yang lebih banyak. Akan tetapi, tak bisa terlalu banyak berharap setelah ketiganya tercatat hanya mengisi menit- menit akhir tak menentukan selama playoff.

Cedera ini adalah pukulan berat baik bagi Rockets ataupun Paul. Terakhir kali Rockets menginjakkan kaki di final terjadi pada 1995 lalu. Sementara Paul belum pernah sekali pun menginjakkan kaki di final sejak masuk NBA pada tahun 2005. 

Foto: NBA, USA Today

Komentar