NBA 2025-2026 semakin dekat. Saat ini, 30 tim NBA sedang mempersiapkan diri dalam pemusatan latihan atau Training Camp (TC) dan melakukan beberapa laga uji coba pramusim. Ada yang menghadapi sesama tim NBA, ada juga yang menjajal kekuatan dari liga lain. 

Rangkaian persiapan ini juga jadi ajang perkenalan skuad baru tim-tim NBA menghadapi musim baru mereka. Pergerakan di pasar bebas (Free Agency) dan pertukaran pemain (Trade) masih akan terus berlangsung sampai Februari nanti. 

Hampir seluruh tim NBA sudah melakukan pergerakan masif sejak Juli lau (saat Free Agency dibuka). Alasannya beragam. Ada yang merombak tim karena cedera. Ada yang sudah habis kesabaran. Ada yang berusaha membangun kekuatan baru. Ada yang ingin mempertahankan dinasti. Ada juga yang terhalang aturan baru NBA tentang ruang gaji. 

Kali ini, saya akan coba memberikan nilai kepada transaksi tim-tim sejauh ini. Saya belum akan memberikan prediksi bagaimana mereka melangkah di musim reguler. Sekadar penilaian transaksi dan gambaran besar skuad mereka. Bagian pertama ini akan membahas tim Wilayah Timur lebih dulu. 

 

Nilai F

Washington Wizards

Wizards jadi tim pertama yang saya berikan F. Pergerakan manajemen Wizards sangat tidak terarah. Mereka memang akan fokus kepada pemain muda. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa mempercayakan tim kepada pemain muda tanpa pendampingan dari veteran yang solid akan sia-sia semata. 

WIzards memang mendatangkan C.J. McCollum dalam proses pertukaran Jordan Poole ke New Orleans Pelicans. Namun, untuk saya, CJ jauh dari kata veteran yang tepat. Wizards praktis melepas semua veteran mereka di jeda musim ini kecuali Khris Middleton. Middleton memang punya sejarah juara, namun ia adalah pemain pendukung. Baik CJ ataupun Middleton tak pernah menjadi opsi pertama di sepanjang karier mereka. 

Satu-satunya catatan baik mereka adalah Cam Whitmore. Sangat mungkin, Whitmore akan menjadi poros utama Wizards ke depannya, sembari berharap pemain seperti Bilal Coulibally dan Alex Sarr bisa meningkatkan performa mereka. Saya tidak melihat Wizards akan beranjak dari dasar klasemen Wilayah Timur. 

 

Brooklyn Nets

Nets menjadi satu-satunya tim yang akan menemani Wizards di nilai F. Serupa dengan Wizards, Nets punya rencana jangka panjang. Mereka akan mempercayakan keberlangsungan organisasi ini kepada barisan pemain muda. Tidak ada satupun pemain yang memiliki pengalaman NBA lebih dari 6 musim di skuad mereka kali ini menjadi bukti nyata itu. 

Veteran yang mereka andalkan bahkan masih dalam kontrak kedua mereka di NBA. Veteran yang saya maksud adalah Michael Porter Jr. dan Nic Claxton. Oke, MPJ (akronim Michael Porter Jr.) memang sudah membantu Denver Nuggets juara. Akan tetapi, untuk menjadi pemimpin sebuah organisasi dan barisan pemain muda, MPJ rasanya perlu membuktikan kapasitasnya musim ini. 

Selain kedua pemain ini, praktis hanya ada Terance Mann dan Cam Thomas yang sudah secara rutin mendapatkan menit bermain di NBA. Pun demikian, kedua pemain ini tidak pernah benar-benar menjadi starter di tim. 

Saya tidak melihat ada pemain yang akan benar-benar mengejutkan dari Nets. Namun, harapan saya sematkan kepada Zeng Fanbo, pemain asal Cina yang sempat masuk program NBA G League Ignite. Tentu akan bias karena dukungan saya lebih kepada membawa nama Asia. Namun, secara paket ketangkasan yang dipunya, Zeng rasanya bisa mendapatkan menit bermain di bawah asuhan Jordi Fernandez. 

 

Nilai E

Philadelphia 76ers

Roda kehidupan memang berputar sangat cepat untuk Sixers. Setelah terus mengancam menjadi kekuatan Wilayah Timur NBA sejak 2018 sampai 2023, Sixers perlahan memudar. Puncaknya musim lalu, rentetan cedera pemain-pemain utama membuat mereka terjerembab di peringkat 13 klasemen akhir Wilayah Timur. 

Narasi buruknya manajemen Sixers di bawah Darryl Morey tampaknya berdampak pada daya tarik veteran-veteran NBA untuk merapat. Sixers hanya merekrut satu pemain baru, itupun kaliber pemain kedelapan tim, Trendon Watford. Sixers juga kehilangan Guerschon Yabusele yang menyeberang ke New York Knicks. Praktis, Sixers hanya berharap pada pemain-pemain mereka musim lalu untuk sehat musim ini. Plus tambahan ruki atletis mereka, VJ Edgecombe. 

Satu-satunya hal yang masih positif dari Sixers adalah keberhasilan mereka mempertahankan Quentin Grimes dengan kontrak semusim saja. Grimes menjalani musim yang istimewa musim lalu dan bisa jadi akan berlanjut dengan upayanya mencari kontrak yang lebih tinggi ke depannya. 

 

Boston Celtics

Celtics saya letakkan jauh di nilai E karena memang situasi mereka tidak memungkinkan. Celtics terjebak dalam situasi aturan baru NBA yakni Second Apron. Ini yang akhirnya membuat Celtics melepas tiga pemain rotasi utama mereka, Kristaps Porzingis, Jrue Holiday, dan Al Horford.

Kontrak besar duet bintang mereka, Jayson Tatum dan Jaylen Brown sudah memakan hampir 70 persen dari ruang gaji yang ada. Cedera Achilles yang Tatum alami juga membuat peluangnya untuk bermain di musim reguler 2025-2026 sangatlah tipis. Keterbatasan-keterbatasan ini yang akhirnya membuat Celtics pun tak leluasa bergerak di jeda musim ini. 

Praktis hanya kedatangan Anfernee Simons yang menjadi secercah harapan untuk mereka musim ini. Simons datang setelah Celtics mengirim Jrue Holiday ke Portland Trail Blazers. Simons, Brown, dan Derrick White akan menjadi poros utama Celtics untuk musim reguler nanti. Payton Pritchard juga mungkin masuk starter andai Joe Mazzulla berani turun dengan komposisi kecil. 

Pun demikian, posisi bigman juga sangat menghawatirkan. Hanya ada pemain kelas dua NBA di dalam skuad Celtics saat ini. Mereka adalah Xavier Tillman, Luka Garza, dan Neemias Queta. Atas komposisi yang mereka punya ini, nilai E rasanya nilai paling masuk akal untuk Celtics.

Chicago Bulls 

Bulls adalah salah satu tim yang cukup unik. Sejak secara resmi membangun ulang lagi skuad mereka di tengah musim lalu, setelah menukar Zach LaVine ke Sacramento Kings, Bulls fokus pada pasukan pemain muda dan berkembang yang mereka punya. Coby White dan Josh Giddey jadi poros utama. Keduanya berkembang dengan baik, membawa Bulls ke Play-In Tournament. 

Prestasi yang terbilang bagus itu, nyatanya tidak diikuti dengan agresivitas perburuan pemain di jeda musim. Hanya ada satu tambahan pemain, Isaac Okoro, dari pertukaran dengan Cleveland Cavaliers. Padahal, Bulls hanya punya Nikola Vucevic sebagai veteran yang memiliki kaliber tinggi di NBA. 

Ini yang menjadi dasar mengapa saya memberikan nilai E kepada Bulls. Harusnya mereka bisa lebih aktif. Memang, mereka tidak punya aset yang melimpah untuk menjadi bahan pertukaran. Akan tetapi, pemain di luar Coby dan Giddey harusnya masih bisa ditukar dengan veteran yang berpotensi mengangkat prestasi mereka lebih baik lagi. 

 

Indiana Pacers

Sebagai finalis musim lalu, Pacers memang sejatinya layak untuk tetap percaya dengan skuad mereka. Namun, pada awal pasar pemain bebas dibuka, mereka sudah kehilangan salah satu kepingan penting mereka, Myles Turner yang merapat ke Milwaukee Bucks. Thomas Bryant yang bertugas sebagai pelapis Turner juga pergi ke Cleveland Cavaliers. Pacers kehilangan dua bigman utama mereka. 

Situasi ini sempat membuat saya berpikir mereka akan agresif mencari pengganti atau menukar beberapa pemain yang ada. Nyatanya, Pacers menjatuhkan kepercayaan mereka kepada Jay Huff. Sosok senter flamboyan yang juga tajam dari tripoin. Sejatinya, Huff memiliki gaya bermain seperti Turner. Namun, Huff tidak pernah benar-benar punya menit bermain reguler sebelum musim lalu di Memphis Grizzlies. Itupun karena Jaren Jackson Jr., Brandon Clarke, hingga Zach Edey kerap cedrra. 

Huff adalah satu-satunya rekrutan anyar Pacers sejauh ini. Manajemen memutuskan untuk memperpanjang kontrak dua senter lainnya, Isaiah Jackson dan James Wiseman. Dua nama yang secara potensi memang bagus, tapi sekali lagi belum terbukti. Ditambah dengan masih akan absennya Tyrese Halliburton, ini jadi keputusan transaksi yang kurang tepat untuk Pacers jika ingin mempertahankan atau melebihi prestasi mereka.

 

Nilai D

Charlotte Hornets 

Secara langkah sudah benar, tapi pilihan atau eksekusi kurang tepat saya masukkan dalam kategori nilai D. Hornets jadi yang satu-satunya. Manejemen Hornets cukup sadar bahwa mereka butuh sosok veteran, tak bisa sepenuhnya pemain-pemain muda. Seluruh tambahan empat pemain baru punya pengalaman yang cukup, entah sebagai role player (pemain pendukung) ataupun pilihan pertama dan kedua serangan. 

Mason Plumlee kembali dan Pat Connaughton datang dari pertukaran dengan Bucks. Keduanya adalah role player veteran yang cukup solid dengan peran masing-masing. Spencer Dinwiddie dan Collin Sexton punya kapasitas untuk menjadi opsi serangan, entah dari bangku cadangan atau starter jika pemain seperti LaMelo Ball dan Brandon Miller tak kunjung siap sedia 82 laga. 

Sekali lagi, ini keputusan perekrutan yang tepat. Sayangnya, Hornets harusnya berupaya lebih keras lagi untuk mendapatkan veteran yang lebih paten lagi. Mereka sudah berinvestasi mahal untuk Melo (LaMelo), sudah selayaknya memberikan partner yang sepadan untuknya. Pemain kaliber All Star atau superstar. Memang, status Hornets sebagai tim dengan pasar kecil tidak cukup menguntungkan. Tapi, iming-iming 25+ persen ruang gaji, harusnya akan menggoda veteran lain. 

 

Nilai C

Toronto Raptors 

Raptors di mata saya melakukan penambahan yang tepat, meski kurang masif. Sebelumnya, Raptors adalah proyek pembangunan ulang skuad yang sedang berlangsung. Ibarat rumah, sudah jadi secara bangunan, tinggal sentuhan akhir. Immanuel Qucikley, R.J. Barrett, Brandon Ingram, Scottie Barnes, dan Jakob Poeltl adalah komposisi starter yang solid. Oleh karena itu, mereka hanya perlu menambah sedikit saja di barisan pelapis.

Pilihan jatuh kepada Sandro Mamukelashvili sebagai satu-satunya rekrutan anyar musim ini. Sandro di mata saya adalah pemain yang merupakan komoditas di era NBA sekarang. Pemain multifungsi dan ketangkasan yang cukup banyak. Semua akan tergantung ke pelatih, bagaimana memposisikannya. Untuk tim yang sudah punya starter solid seperti Raptors, Sandro akan memberikan keleluasaan dalam rotasi menit bermain. 

Minusnya dari Raptors, mereka tidak melakukan penambahan yang signifikan di area garda. Praktis mereka akan berkutat dengan Gradey Dick dan Ochai Agbaji sebagai rotasi garda yang ada. Raptors berpeluang melesat jika semuanya sehat. Tapi, untuk langkah yang lebih jauh, rotasi mereka di garda harus ditambah lagi. 

 

Nilai B

Milwaukee Bucks 

Memasukkan Bucks ke nilai B mungkin akan memancing reaksi kontra. Mungkin, beberapa dari Anda lebih nyaman menaruh Bucks di bawah B. Namun, saya melihat Bucks tahu betul apa yang mereka lakukan sehingga saya memberikan mereka B. 

Uji coba dengan mendatangkan Damian Lillard yang tidak membuahkan hasil yang diinginkan tampaknya menghasilkan konklusi bahwa Giannis Antetokounmpo tidak butuh pemain bintang pendamping. Ia hanya butuh pemain yang mampu menghasilkan angka saat ia dikepung banyak orang. Oleh karena itu, manajemen Bucks mengumpulkan deretan pemain pendukung saja di musim ini. 

Cole Anthony, Amir Coffey, Gary Harris, dan Myles Turner adalah empat pemain baru yang merapat. Coffey dan Harris adalah tipikal catch and shoot dari tripoin. Mereka juga punya kemampuan bertahan di area sayap yang mumpuni. Anthony berposisi garda, posisi yang cukup kurang untuk Bucks. Turner seperti upgrade dan peremajaan dari Brook Lopez saja. Serupa, tapi lebih muda. 

Yang perlu diapresiasi adalah keberhasilan manajemen Bucks mempertahankan 8 pemain mereka musim lalu. Bucks masuk dalam jajaran tim Over The Cap tapi di bawah First Apron yang akan membuat mereka masih bisa bergerak sepanjang musim. Bucks mungkin akan menambah kekuatan di area senter atau garda.

 

Miami Heat

Heat adalah salah satu tim yang unik. Perginya Jimmy Butler di tengah musim lalu melalui pertukaran dengan Golden State Warriors membuat perubahan komposisi pemain dan gaya bermain mereka. Lolos ke Playoff musim lalu adalah bukti bahwa mereka masih bisa bersaing, meski tak sekuat musim-musim sebelumnya. 

Kekuatan itu yang berusaha mereka tambal dengan mendatangkan Norman Powell. Powell merapat lewat pertukaran dari Los Angeles Clippers guna mengurangi ruang gaji Clippers yang sangat tinggi. Musim lalu, Powell menunjukkan bahwa ia bisa jadi opsi utama serangan saat Kawhi Leonard dan James Harden menepi. Untuk Heat, Powell bisa jadi opsi ketiga setelah Tyler Herro dan Bam Adebayo. 

Heat secara keseluruhan memiliki kombinasi veteran dan pemain muda yang menarik. Jika barisan muda bisa berkembang dengan tepat, apalagi pemain seperti Davion Mitchell, Jaime Jaquez Jr., Nikola Jovic, hingga Kel'el Ware, Heat rasanya akan lebih tenang menjalani musim yang akan datang. 

 

Detroit Pistons

Setelah berhasil menyulitkan New York Knicks di Playoff musim lalu, kini Pistons akan memasuki fase selanjutnya dari penantian panjang mereka. Mereka tak akan sekadar menyasar Playoff, tapi melangkah lebih jauh. Oleh sebab itu, mereka tak hanya butuh pemain veteran, tapi veteran yang mampu mengisi peran-peran spesifik dan menambal menit bermain saat barisan starter istirahat. 

Javonte Green, Duncan Robinson, dan Caris LeVert semuanya Pistons datangkan sebagai pemain bebas. Semuanya memenuhi kriteria yang saya sebutkan tadi. Komposisi Cade Cunningham, Jaden Ivey, Ausar Thompson, Tobias Harris, dan Jalen Duren sebagai starter sudah sulit untuk digeser dan memang cukup solid untuk bersaing di 6 besar Wilayah Timur. 

Green, Robinson, LeVert akan menjalankan peran penting dari bangku cadangan. Musim lalu, peran ini dimainkan oleh Simone Fontecchio, Tim Hardaway Jr., dan Dennis Schroder. Secara keseluruhan, kehadiran tiga nama naru ini adalah peningkatan dari tiga nama sebelumnya. 

 

Cleveland Cavaliers 

Serupa dengan Pistons, Cavaliers sudah punya lima pemain utama yang solid untuk menjadi starter mereka. Darius Garland, Donovan Mitchell, Max Strus, Evan Mobley, dan Jarrett Allen sudah pakem menjadi pilihan utama. Saya yakin, ini akan jadi musim penentuan komposisi lima pemain ini. Pasalnya, Cavaliers adalah satu-satunya tim yang masuk Second Apron untuk musim ini. Jika tak mampu mencapai final atau juara, rasanya manajemen akan merombak skuad ini musim depan. 

Salah satu antisipasi yang dilakukan manajemen adalah mendatangkan Lonzo Ball dari pertukaran dengan Bulls. Kehilangan Ty Jerome yang merapat ke Memphis Grizzlies membuat Cavaliers hanya punya Sam Merrill sebagai pelapis Garland. Oleh sebab itu, kehadiran Lonzo akan membuat manajemen bisa memiliki opsi jika Garland dirasa tak meyakinkan ke depannya. Meski baru kembali setelah lama cedera, Lonzo tetap garda yang solid dalam menyerang dan bertahan. 

Selain Lonzo, Cavaliers juga mendapatkan Larry Nance Jr. dan Thomas Bryant. Dua bigman yang bisa mengisi menit-menit istirahat Mobley dan Allen. Sesuatu yang tidak mereka miliki musim lalu. 

 

 

Nilai A

Atlanta Hawks 

Hawks adalah satu-satunya tim dengan nilai A yang tidak masuk 10 besar tim dengan gaji tertinggi. Bahkan, Hawks Belum masuk ke First Apron. Oleh karena itu, apa yang mereka lakukan musim ini untuk saya sangatlah istimewa, keberhasilan manajemen. 

Pada dasarnya, Hawks hanya menambah 4 pemain saja. N'Faly Dante, Luke Kennard, Nickeil Alexander-Walker, dan Kristaps Porzingis. Tiga nama terakhir akan mengisi menit bermain Hawks secara reguler. Khusus Nickeil dan Porzingis bahkan akan menjadi tumpuan Hawks untuk merangsek ke papan atas Wilayah Timur. 

Nickeil akan memberikan kenyamanan dari bangku cadangan. Porzingis jika sehat jelas akan jadi pilihan utama. Porzingis akan mendampingi Trae Young, Dyson Daniels, Zaccharie Risacher, dan Jalen Johnson. Mungkin Anda sudah sempat terpapar beberapa konten yang menyebutkan bahwa Hawks hanya punya tiga pemain bertinggi 6'5" atau kurang. Sisanya di atas itu. Ini sebuah kehebatan manajemen dalam menyediakan pemain. Kini tugas besar Quin Snyder untuk meracik formula terbaik. 

New York Knicks 

Sebagai tim yang masuk jajaran First Apron, Knicks ada di mode "Win Now". Mereka harus segera berprestasi. Masuk final, menjadi juara, atau rombak lagi. Situasi ini yang saya rasa jadi landasan utama langkah Knicks di pasar pemain bebas. 

Malcolm Brogdon, Jordan Clarkson, dan Guerschon Yabusele jadi tiga nama penting yang merapat. Dua nama pertama hanya kontrak minimal veteran, setahun. Yabusele mendapatkan satu tahun lebih banyak. Transaksi ini semakin menegaskan urgensi Knicks untuk segera mendapatkan prestasi. 

Ketiganya akan fokus mengisi menit-menit dari bangku cadangan. Pun demikian, jika Jalen Brunson istirahat dan gantinya adalah Brogdon atau Clarkson, ini adalah peningkatan yang signifikan dari sebelumnya yang diisi oleh Miles McBride atau Cam Payne. 

Knicks juga memberikan kontrak Training Camp pada Garrison Matthews, Alex Len, hingga Landry Shamet. Jika sesuai dengan apa yang diinginkan Mike Brown, tiga nama ini juga akan menjadi bantuan besar dari bangku cadangan Knicks. 

Orlando Magic

Magic adalah tim dengan transaksi terbaik di Wilayah Timur untuk jeda musim ini di mata saya. Satu-satunya hal yang membuat Magic lebih unggul dari Knicks adalah ruang gaji mereka yang masih sangat lebar. Magic hanyalah tim dengan ruang gaji terbesar ke-10 di liga. 

Transaksi masuk Magic hanya ada dua, Tyus Jones dan Desmond Bane. Namun, keduanya akan membawa Magic ke dimensi permainan yang berbeda. Perlu diketahui lebih dulu, Magic sudah punya poros permainan pada Franz Wagner dan Paolo Banchero. Mereka berdua dikawal oleh Jalen Suggs dan Wendell Carter Jr.. Satu posisi lagi, musim lalu diisi oleh Kentavious Caldwell-Pope, seorang pemain bertipe 3D catch and shoot

Posisi KCP ini yang akan diisi oleh Bane. Seorang yang tajam dari tripoin tapi juga bisa membuat tembakannya sendiri. Secara pertahanan pun, Bane masih cukup solid. Toh ia akan banyak dibantu oleh Suggs yang tugas menyerangnya akan lebih sedikit. Magic punya empat starrer yang mampu membuat peluang mereka sendiri plus stau senter yang tangguh dalam bertahan. 

Ruang gaji yang masih terbuka dan beberapa pemain muda yang terlihat menjanjikan seperti Anthony Black, Tristan Da Silva, atau bahkan Jonathan Isaac masih sangat mungkin mereka tukar dengan opsi pemain cadangan lain yang akan membawa mereka lebih mematikan lagi. 

Foto: NBA

 

Komentar