IBL

Wulan Ayuningrum tampil perdana di Srikandi Cup 2017-2018 bersama Surabaya Fever, Senin, 19 Maret 2018. Ini merupakan kemunculan perdana Wulan setelah absen selama tiga tahun. Ia tampil selama 15 menit dan memasukkan 17 poin. Wulan memasukkan lima dari lima tembakan tiga angka.

Baca juga: Wulan Ayuningrum, Kembali untuk Asian Games 2018

Selain menyumbang poin, Wulan juga merebut lima bola pantul dan mengirim dua asis. Kontribusi Wulan bisa membuat Fever menang telak atas Merah Putih Samator Jakarta dengan skor 102-45.

Kepala Pelatih Fever, Wellyanto Pribadi mengatakan bahwa kehadiran Wulan membuat permainan Fever lebih berwarna. "Tapi saya belum puas. Jangan lihat keunggulan Fever dari skornya. Tim ini masih punya banyak kelemahan yang harus kami benahi. Salah satunya di box-out," ungkapnya.

Wulan memang akan memberikan kemampuan terbaiknya. Ia akan menunjukkan bahwa dirinya masih pantas untuk tampil di tim nasional Indonesia. Berikut wawancara singkat mainbasket.com dengan Wulan usai pertandingan;

Hai Wulan, bagaimana pertandingan pertamanya?

Alhamdulillah, goin' well. Rasanya seneng main dibantu adik-adik yang sudah jago main basket.

Menurutmu bagaimana level permainan basket putri sekarang? Apa bedanya dengan beberapa tahun lalu?

Hmm.. pemain sekarang menurut Wulan terlalu instan. Mungkin karena sekarang banyak media yang menyorot mereka. Lebih mudah bagi mereka bisa dapat popularitas.

Ya, tapi Wulan tetap apresiasi pada mereka. Semoga berkembang lebih hebat dari Wulan dan pemain-pemain yang sudah lebih dulu tampil di basket putri, baik itu disiplin, attitude dan kerja keras mereka.

Jadi kalau begitu, apakah masih perlu pemain-pemain senior untuk tim nasional Indonesia?

Saya rasa masih perlu. Memadukan tiga sampai empat pemain senior tidak ada salahnya dibandingkan semua pemain junior. Tidak ada salahnya dan terlalu egois ketika satu tim pemain junior semua. Sebab mereka tidak akan punya role model yang harus dicontoh.

Banyak contoh sepele yang harusnya mereka tahu dan tidak boleh dilakukan. Tapi karena pemain junior itu sudah merasa jago, hebat dan dibutuhkan tim, mereka bisa seenaknya berbuat. Contohnya jam bangun tidur untuk persiapan latihan.

Kalau ada pemain senior pasti mereka akan bergerak cepat. Saya tidak membayangkan bila satu tim junior semua dan merasa sudah jago semua.

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu melakukan itu di Fever?

Wulan memang sudah melewati masa-masa seperti itu. Jadi paling kurang suka kalau disanjung atau dipuji, karena bisa jadi racun buat diri sendiri.

Saya pikir memberi contoh memang salah satu tugas senior. Tapi kalau ucapan senior tidak didengarkan junior karena mereka sudah merasa hebat, mau bagaimana lagi?

Posisi Wulan sekarang ada di Fever dan tidak punya target apa-apa di basket, jadi Wulan diam dan cukup kasih contoh lewat tindakan saja. (*)

Foto: Mei Linda

Komentar