IBL

Sejak membuat duet Jayson Tatum dan Jaylen Brown, Boston Celtics telah berubah menjadi tim favorit juara dari Wilayah Timur dari tahun ke tahun. Tetapi tidak banyak prestasi yang dicatat, selain unggul 2-0 atas Golden State Warriors di Final NBA 2022. Sebaliknya, banyak catatan buruk di babak playoff yang dibuat Celtics. Kini mereka punya pemain yang lebih baik, sehingga ekspektasi manajemen dan penggemar lebih tinggi. Menanggapi hal tersebut, Jayson Tatum berusaha untuk tidak tertekan dengan target juara. 

"Apakah ini tekanan? Ya, kami memiliki tim yang sangat bagus, kami memiliki pemain yang sangat bagus," kata Tatum pada Media Day. "Orang-orang mengharapkan kami untuk mencapai kejuaraan dan menang, dan (jika) tidak, kami belum tentu memenuhi harapan. Ada beberapa tim setiap tahun yang secara realistis mungkin bisa memenangkan kejuaraan dan kami termasuk di dalamnya. Jadi itulah tujuan kami."

Pada beberapa momen sepanjang musim lalu, Celtics bermain seperti tim terbaik di liga. Melepaskan tembakan tripoin yang banyak, untuk menggantikan identitas pertahanan Celtic yang hilang. Namun perubahan filosofi permainan Celtics pada akhirnya menggagalkan mereka ke final. Kelemahan Celtics terlihat ketika menghadapi Atlanta Hawks, Philadelphia 76ers dan Heat di babak playoff. Akhirnya manajemen turun tangan, dan mendorong hengkangnya Marcus Smart, Malcolm Brogdon, dan Robert Williams III. 

Celtics musim depan akan berbeda jauh. Mereka punya Jrue Holiday dan Kristaps Porzingis. Di Wilayah Timur, juga tidak ada lagi penghalang seperti LeBron James dengan Cleveland Cavaliers. Tatum dan Brown memiliki pengalaman untuk menghadapi Jimmy Butler, meski punya tombol "playoff jimmy". Sehingga tidak ada yang perlu ditakutan lagi. 

"Tidak ada seorang pun yang memiliki ekspektasi lebih tinggi daripada saya terhadap diri saya sendiri," kata kepala pelatih Celtics Joe Mazzulla. "Kami tahu tujuan akhirnya adalah memenangkan kejuaraan. Itu sebabnya kami punya emosi positif, emosi negatif. Pada akhirnya, kita semua berusaha mencapai sesuatu yang sangat, sangat sulit. Jadi, ekspektasi tetaplah ekspektasi."

Senada dengan pernyataan Mazzulla, Tatum juga menganggap bahwa ekspektasi penggemar bukan sebagai tekanan. Kuncinya, menurut Tatum, tentang bermain dengan hati. Jayson Tatum telah menghabiskan enam tahun terakhir hidupnya di Boston. Dan belakangan ini, dia mulai merasa menjadi bagian dari komunitas. Tatum tiba di Boston ketika dia baru berusia 19 tahun. Hampir seluruh kehidupan dewasanya dijalani di kota tersebut. 

"Kalau dipikir-pikir, saya membeli rumah pertama saya di Boston. Saya membeli mobil pertama saya, anak saya lahir di Boston," kata Tatum. "Saya telah menghabiskan hampir tujuh tahun hidup saya, saya berusia 25 tahun, itu adalah sebagian besar hidup saya, di kota Boston. Saya mempunyai begitu banyak kenangan indah di sini, yang bisa saya katakan selama satu setengah atau dua tahun terakhir, bahwa saya benar-benar merasa seperti menjadi bagian dari Boston. Dan itu adalah perasaan yang luar biasa. Jadi ekspektasi juara bukan tekanan, melainkan adalah target yang saya harus capai dan saya persembahkan untuk kota ini."

Celtics mengontrak Tatum dengan perpanjangan lima tahun pada tahun 2020, yang mengikatnya hingga setidaknya musim 2024-2025, dengan opsi pemain pada 2025-2026. Celtics pasti akan berusaha mempertahankannya di Boston lebih lama dari itu, dan tampaknya Tatum akan dengan senang hati bertahan. Rekan-rekan Tatum di Boston tentunya berharap dia bertahan lebih lama lagi, dan membawa gelar juara NBA kembali sejak 2008. (*)

Foto: Idaho State Journal

Komentar