IBL

Phoenix Suns adalah satu dari hanya 10 tim NBA yang belum pernah juara liga. Mereka melakukan segala cara untuk keluar dari kelompok tersebut. Mulai dari mencari pemain bintang, mengganti pelatih, hingga merekrut pemain untuk memperdalam lini kedua. Kini Suns dianggap sudah punya lima faktor yang bisa membawa mereka juara NBA musim depan. 

Tim Bontemps dari ESPN menyebut Phoenix Suns sebagai "tim paling menarik" di liga. Bukan hanya soal kemampuan menyerang, atau bintang-bintang yang ada dalam roster saja. Tetapi karena orang-orang ingin melihat, Suns bakal jadi tim terbaik, atau tim yang paling kecewa di akhir musim. Menurut Bontemps, tim yang dibentuk dengan bintang-bintang, gagal menghasilkan sesuatu yang signifikan akhir-akhir ini. Ketika ekspektasi semakin tinggi, maka kekecewaan dari kegagalan juga semakin besar. 

"Suns adalah tim paling menarik di NBA musim ini, bukan?" kata Bontemps. "Tim ini memiliki tiga hingga empat pemain dengan kemampuan menyerang. (Empat pemain dengan asumsi Deandre Ayton tetap ada di Suns). Itu adalah eksperimen chemistry yang menarik, tiga orang yang terbiasa menjadi pilihan utama dalam serangan, ditambah lagi seorang pria bertubuh besar yang ingin menjadi pilihan ofensif utama. Bagaimana kelanjutannya? Apakah Suns akan menjadi kontender gelar juara yang sah, atau mereka akan menjadi contoh kekecewaan terbesar di liga?"

Sementara itu, Duane Rankin dari Arizona Republic, menjabarkan lima faktor yang dimiliki Suns, untuk membuat mereka menjadi juara. Faktor-faktor ini berbeda dengan apa yang pernah mereka punya di tahun 2021, di mana Suns kalah di Final NBA dari Milwaukee Bucks.

1. Big 3 dan Bigman

Suns yang awalnya sudah memiliki Devin Booker dan Kevin Durant, menambahkan Bradley Beal pada bursa transfer tahun ini. Ketiganya merupakan monster poin dengan banyak ketrampilan mencetak angka. Tidak banyak tim yang memiliki dua monster poin, tapi kini Suns malah punya tiga. Kemudian ditambah dengan Deandre Ayton, yang mencetak rata-rata double-double dalam lima musim kariernya di NBA. 

Satu-satunya masalah jika keempatnya bermain bersama adalah pengatur serangan. Tidak ada pembagi bola yang murni. Namun seperti permainan Suns musim lalu, Booker lebih sering menguasai bola. Sehingga masalah ini akan teratasi dengan adanya Booker.

2. Pemain Kelima dan Cadangan

Suns memiliki banyak opsi untuk pemain kelima. Seperti Josh Okogie, Keita Bates-Diop, dan Yuta Watanabe. Tetapi ketiganya masih banyak kekurangan. Okigiwe memang punya rekor 8-0 saat dirinya dipasang sebagai pemain inti. Tetapi di playoff, tripoin Okogiwe 0 dari 6 saat berhadapan dengan Nuggets. 

Bates-Diop juga sama. Akurasi tembakannya kurang, namun dia punya keunggulan, yaitu kemampuan bertahan, dan ukuran tubuh. Sementara, kalau mencari akurasi tembakan, pilihannya ada pada Watanabe. Dia mencetak 44,4 persen tripoin musim lalu. Tetapi pertahanan di bawah ring Suns akan rapuh, karena hanya mengandalkan Ayton. 

Sementara dari pemain cadangan, Suns punya banyak opsi. Dari mulai Bol Bol, Drew Eubanks, Damion Lees, hingga Eric Gordon. Jadi tidak perlu khawatir. Bahkan menurut Duane Rankin, Eric Gordon bisa menjadi pilihan Frank Vogel agar bisa mengatasi tekanan di menit-menit akhir pertandingan. 

3. Frank Vogel

Manajemen Suns mengganti Monty Williams dengan Frank Vogel, setelah timnya kalah dari Denver Nuggets di putaran kedua playoff NBA 2023. Vogel dikenal sebagai pelatih yang punya strategi pertahanan bagus. Tiga dari 11 tim yang pernah dilatih Vogel mendapatkan peringkat pertama di NBA dalam hal pertahanan. Jika Vogel bisa membuat pertahanan Suns mengimbangi kemampuan menyerangnya, maka tim ini akan sulit untuk dikalahkan. 

4. Deandre Ayton

Melihat kembali tiga seri terakhir Suns (dari tiga tahun terakhir), maka akan ditemukan fakta kalau Ayton tidak terlalu berpengaruh dalam laga tersebut. 

*) Suns Vs. Bucks (2021) – Deandre Ayton mencetak rata-rata 14,7 poin, 12,3 rebound, tetapi melakukan 23 pelanggaran dalam enam pertandingan. Ayton tidak mampu menjaga Giannis Antetokounmpo.

*) Suns Vs.Mavericks (2022) – Ayton mencetak rata-rata 15,7 poin, 8,1 rebound, tetapi momen perseteruannya dengan Monty Williams adalah bagian dari kehancuran Suns, karena kalah dalam gim ketujuh di kandangnya.

*) Suns Vs. Nuggets (2023) – Ayton mencetak rata-rata 10,8 poin, 8,2 rebound, tetapi secara individu dia kalah oleh MVP NBA dua kali Nikola Jokic. Ayton tidak bermain di gim keenam setelah mengalami cedera tulang rusuk. 

Suns membutuhkan pemain yang berkontribusi lebih dari Ayton dalam hal ofensif rebound untuk penguasaan bola ekstra, melindungi area kunci, dan bermain dengan konsisten. Jika Suns bisa mendorong Ayton melakukan hal yang lebih besar, maka Suns tidak perlu mencari pemain lain. Sementara Frank Vogel berjanji akan membuat Ayton lebih berguna dari sebelumnya, khususnya dalam hal pertahanan.

5. Suasana Baru

Manajemen Suns melakukan perubahan besar dalam kepelatihan. Dari tim pelatih yang dikepalai oleh Monty Williams musim lalu, hanya Kevin Young yang tersisa. Suasana baru ini yang bisa membuat Suns lebih segar. Mereka ingin membuang semua masa lalu yang suram. Namun yang menjadi masalah adalah hilangnya jenderal lapangan, Chris Paul. Mungkin Suns bisa sampai ke final dengan kolektifitas tim, tetapi tidak boleh lupa kalau CP3 ada di dalam tim tersebut sebagai pemimpin. Siapa pun nantinya yang ditugaskan untuk mengambil tanggung jawab besar ini, yang penting dia harus bisa membentuk karakter tim. Karena, kembali ke pembahasan awal dari Tim Bontemps, bahwa tren beberapa tahun terakhir bahwa menumpuk pemain bintang dalam satu tim, hasilnya kurang bagus. (*)

Foto: Valley of The Suns

Komentar